Breaking

Rabu, Januari 31, 2024

Rabu, Januari 31, 2024

Drama Remaja "Melodi Kenakalan"

Judul: "Melodi Kenakalan"

Pendahuluan:
Pertunjukan dimulai dengan panggung sekolah yang ramai, di mana sekelompok remaja, termasuk tokoh utama, Alex (17 tahun), berkumpul. Mereka terlibat dalam aktivitas yang dapat mencerminkan kenakalan remaja dan pergaulan bebas.

Bagian 1: Lintasan yang Tersesat
(Scene: Ruang kelas kosong di sekolah)

Alex: (mengajak teman-temannya) Bagaimana kalau kita melewatkan kelas hari ini? Ada tempat baru yang ingin kucoba.

Bella (18 tahun): (mengejek) Kau memang selalu ingin mencari masalah, Alex.

Dino (16 tahun): (sok keren) Biarkan dia, Bella. Kita butuh kesenangan.

Mereka berangkat dan memasuki dunia luar yang tidak terkendali.

Bagian 2: Pergaulan Bebas
(Scene: Kafe malam yang gelap)

Alex: (mengajak minum) Mari, nikmati kebebasan ini!

Sasha (17 tahun): (memandang ragu) Tapi kita masih di bawah umur, Alex.

Alex: (mengabaikan) Umur hanyalah angka. Mari nikmati malam ini tanpa batasan.

Mereka terlibat dalam pergaulan bebas, mengejar sensasi tanpa memikirkan konsekuensinya.

Bagian 3: Konfrontasi dengan Realitas
(Scene: Tengah malam di jalanan sepi)

Alex: (mulai menyadari) Mungkin ini bukan pilihan yang tepat.

Bella: (mengkritik) Alex, kita semua terjerumus karena obsesimu.

Dino: (menyesal) Kita telah melepaskan kendali.

Mereka dihadapkan pada konsekuensi nyata ketika polisi datang dan menyadarkan mereka tentang bahaya kenakalan dan pergaulan bebas.

Bagian 4: Mencari Pemulihan
(Scene: Kantor Kepala Sekolah)

Kepala Sekolah: (serius) Saya tahu kalian masih remaja, tetapi tindakan kalian memiliki konsekuensi serius. Kita harus bekerja sama mencari solusi.

Alex: (merenung) Saya tidak menyadari betapa berbahayanya itu.

Mereka bersama-sama menghadapi konsekuensi tindakan mereka dan mencari jalan keluar dari lingkaran kenakalan remaja.

Epilog: Pelajaran Berharga
(Scene: Ruang Kelas)

Alex: (mengakui kesalahan) Kita harus belajar dari kesalahan kita. Kebebasan bukan berarti tanpa tanggung jawab.

Pertunjukan berakhir dengan pesan moral tentang bahaya kenakalan remaja dan pergaulan bebas, serta perlunya kesadaran akan tanggung jawab dalam menjalani kehidupan remaja.

Drama ini bertujuan untuk memberikan pandangan realistis tentang kenakalan remaja dan pergaulan bebas, sambil mengingatkan penonton akan pentingnya tanggung jawab dan kesadaran diri.

Selasa, Januari 16, 2024

Selasa, Januari 16, 2024

Contoh Studi Kasus PPG 2024

Menerapakan Keterampilan Membaca Berbahasa Jawa Dengan Menerapan Metode Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Cerita Rakyat melalui Pendekatan Saintifik Di SMP Nurul Islami Semarang

 

A.    Deskripsi studi kasus

 

SMP Nurul Islami Semarang menyadari pentingnya melestarikan dan memahami warisan budaya lokal, terutama dalam konteks cerita rakyat Jawa. Namun, tantangan muncul karena siswa kurang tertarik atau kesulitan memahami nilai-nilai dalam cerita rakyat. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang inovatif dan menarik, seperti metode Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan saintifik. Problem Based Learning (PBL) itu sendiri merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pemecahan masalah. Metode ini menekankan pada penggunaan situasi atau masalah dunia nyata sebagai titik awal untuk merangsang pembelajaran siswa.

Dengan berbagai permasalahan yang ada pada pembelajaran Bahasa Jawa terutama dalam materi cerita rakyat. Diperlukan metode dan model yang tepat untuk menguraian permasalahan tersebut, baik dari segi inovasi atau media. Hal itu sangat penting karena peserta didik perlu penggambaran yang nyata dengan kondisi sekarang ini, sehingga cerita rakyat bisa benar-benar dipahami siswa.

A.    Analisis situasi

Selama proses perancangan pembelajaran materi membaca cerita rakyat, beberapa tantangan muncul. Misalnya, peserta didik mengeluh ketika diminta untuk membaca teks bahasa Jawa. Untuk mengatasi ini, perlu dilakukan evaluasi terhadap pemilihan teks cerita rakyat. Memastikan bahwa teks yang dipilih relevan, menarik, dan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa adalah langkah yang penting. Selain itu, mempertimbangkan pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik. Selama evaluasi, fokus peserta didik terhadap perubahan yang diimplementasikan dalam desain pembelajaran.

Peran guru dalam merancang dan melakukan evaluasi materi membaca cerita rakyat Jawa melibatkan serangkaian pembelajaran yang efektif dan bermakna. Pertama, guru berperan dalam memilih cerita rakyat Jawa sesuai dengan tingkat pemahaman dan minat siswa. Pemilihan teks harus mempertimbangkan keseimbangan antara kompleksitas bahasa Jawa dengan kemampuan membaca siswa. Selanjutnya, dalam merancang pendekatan pembelajaran, guru perlu menciptakan strategi yang menarik.

Evaluasi pembelajaran, guru merancang instrumen penilaian yang mencakup pemahaman siswa terhadap isi bacaan. Guru juga dapat menerapkan teknik evaluasi formatif, seperti kuis, untuk melihat tingkat kemampuan peserta didik. Peran Kepala Sekolah, peran Kurikulum, guru dan siswa menjadi faktor keberhasilan dalam merencanakan proses pembelajaran.

1

 

Adapun tantangan dan habatan yang dihadapi dalam merencanakan proses pembelajaran, guru harus lebih selektif untuk memilih materi yang sesui dengan kondisi lingkungan peserta didik. Siswa harus diarahkan kedalam pembelajaran yang nyata, disesuikan dengan kearifan lokal yang ada. Dalam proses evalusi pembelajaran tidak semua peserta didik akan faham akan cerita rakyat  yang ada disekeliling mereka. Bahkan mereka jauh lebih terbiasa cerita dari luar,  yang belum tentu sesui dengan budaya kita.

 

B.     Alternatif solusi

Dalam menghadapi tantangan merancang pembelajaran dan melakukan evaluasi pembelajaran dalam materi membaca cerita rakyat berbahasa Jawa, langkah-langkah konkret harus diambil untuk memastikan efektivitas proses pembelajaran. Pertama, guru perlu melakukan analisis mendalam terhadap peserta didik, memahami kebutuhan dan minat mereka terkait cerita rakyat Jawa. Dengan pemahaman ini, guru dapat menetapkan tujuan pembelajaran yang spesifik, seperti pemahaman nilai-nilai budaya dalam cerita tersebut.

Setelah menetapkan tujuan, langkah berikutnya adalah merancang pembelajaran dengan cermat. Guru harus memilih cerita rakyat yang sesuai dengan tingkat kesulitan peserta didik dan memilih sumber belajar yang mendukung pemahaman cerita. Strategi pembelajaran yang kreatif dan beragam, seperti diskusi, dan proyek kreatif, perlu diterapkan agar peserta didik dapat aktif terlibat dan membangun pemahaman mereka.

Selama implementasi pembelajaran, guru harus merencanakan kegiatan pembelajaran yang membangun pemahaman secara bertahap dan memberikan umpan balik secara teratur. Evaluasi formatif selama proses pembelajaran menjadi kunci untuk memahami perkembangan peserta didik dan menyempurnakan strategi pembelajaran. Evaluasi sumatif pada akhir pembelajaran melibatkan penggunaan instrumen evaluasi yang mencakup pemahaman cerita, nilai-nilai budaya, dan kemampuan berbahasa Jawa.

Setelah evaluasi, guru dan peserta didik perlu merefleksikan pengalaman pembelajaran. Identifikasi keberhasilan dan tantangan yang dihadapi, dan gunakan refleksi tersebut sebagai dasar untuk perbaikan lebih lanjut dalam proses pembelajaran. Perbaikan ini dapat melibatkan penyesuaian rencana pembelajaran, mempertahankan elemen-elemen yang efektif, dan memperbaiki aspek yang memerlukan perhatian lebih lanjut. Dengan demikian, melalui serangkaian langkah nyata ini, guru dapat mengatasi tantangan merancang pembelajaran dan memastikan evaluasi yang holistik dalam materi membaca cerita rakyat berbahasa Jawa.

 

C.     Evaluasi

Dampak dari langkah-langkah evaluasi ini terlihat dalam peningkatan pemahaman peserta didik terhadap materi cerita rakyat Jawa dan pengenalan mereka terhadap nilai-nilai budaya yang terkandung dalam cerita tersebut. Selain itu, adanya evaluasi formatif dan sumatif menciptakan siklus pembelajaran yang dinamis, di mana guru dapat terus memperbaiki pendekatan mereka berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi. Ini berdampak positif pada pengalaman belajar peserta didik, membantu mereka merasa lebih terlibat dan terkoneksi dengan materi pembelajaran.


Secara keseluruhan, langkah-langkah evaluasi dalam pembelajaran cerita rakyat berbahasa Jawa tidak hanya memberikan pemahaman yang lebih baik terkait kemajuan peserta didik, tetapi juga menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung, inklusif, dan berfokus pada pengembangan pemahaman budaya serta keterampilan membaca.


DAFTAR PUSTAKA

 

1.      Depdiknas. (2006). Kurikulum 2006: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Jawa. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

2.      Sudijono, A. (2015). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

3. Suyanto, T., S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group


https://drive.google.com/file/d/1ipC_LODQNyhcNrKCyjZrQk3zixngvi_J/view?usp=sharing