Kresna dalam Kesastraan
Jawa Kuna
Cerita kelahiran dan masa
remaja Kresna dimuat dalam kakawin Kangsa (Naskah Kirtya No. 844) Basudewa raja
Mathura menguasai bangsa Yadu, Wresni dan Andhaka. Basudewa mempunyai saudara
nak-sanak bernama Kangsa yang lahir dari rasaksi Pragamini, keturunan Lawana.
Setelah menjadi raja Kangsa amat kejam, menindas bangsa Yadu. Wisnu menjelma
lewat Dewaki atau Raiwati isteri kedua Basudewa, Basuki lewat Rohini isteri
Basudewa yang pertama. Cerita dalam kakawin Kangsa atau Kresnandaka selanjutnya
menceritakan kehidupan Kresna pada masa kecil dan remaja.
Kangsa menerima
ramalan Narada, bahwa kelak Kangsa akan mendapat musibah yang berasal dari anak
yang sekarang masih dalam kandungan. Kangsa percaya akan ramalan Narada itu,
lalu menyuruh semua perempuan yang sedang mengandung harus dibunuhnya. Isteri
Basudewa yang sedang mengandung dapat diselamatkan sehingga mereka tidak terbunuh.
Dua isteri Basudewa
melahirkan anak. Rohini lebih dahulu melahirkan Baladewa, kemudian Dewaki
melahirkan Kresna. Kangsa selalu ingat ramalan Narada, maka ia berusaha
membunuh Kresna dan Baladewa. Kangsa menugaskan raksasi Nanakotana untuk
berhias seperti manusia cantik, dan supaya menjadi inang di Mathura. Inang itu
supaya berusaha membunuh Kresna dengan menyusukannya pada buah dadanya yang
sudah dioles dengan bisa. Ketika menyusui inang itu digigit susunya oleh
Kresna, dan mati seketika.
Wahru mengetahui usaha
Kangsa yang amat kejam itu. Isteri Basudewa dan dua anaknya diungsikan ke
Gobraja daerah Magadha, dititipkan kepada Antagupta dan Ayaswadha. Peternak
lembu itu memelihara Baladewa dan Kresna dengan rasa cinta kasih seperti
anaknya sendiri. Sepuluh tahun di Magadha dua anak itu tumbuh menjadi remaja
yang sakti, tampan dan menarik banyak anak.
Kangsa ingat ramalan Narada, lalu
menaklukkan Magadha yang dikuasai bangsa Yadu. Ia berusaha menemukan anak
Basudewa yang telah lama bersembunyi, lalu akan mengadakan adu raksasa melawan
bangsa Yadu di Magadha.
Basudewa mengutus Wabhru
agar datang ke Gobraja, memberi tahu kepada Antagupta tentang usaha Kangsa.
Kresna dan Baladewa tahu rencana pertandingan di Magadha itu. Mereka berdua
ingin melihatnya. Antagupta melarang, tetapi mereka bersikeras untuk datang
menyaksikan pertandingan itu. Mereka meninggalkan Gobraja menuju ke kerajaan
Magadha. Perjalanan mereka diserang buaya. Buaya berhasil dibunuh oleh Kresna,
kemudian berubah menjadi bidadari. Bidadari itu bernama Puspakindama, ia merasa
diruwat, lalu menyampaikan rasa terima kasih, dan menyerahkan Cakra Sudarsana
kepada Kresna. Setelah menerima senjata mereka meneruskan perjalanan. Sewaktu
menyeberang sungai Saraswati mereka diserang ular naga. Ular naga berhasil
dibunuh oleh Baladewa. Ular naga mati dibawa arus sungai. Kemudian naga itu
kembali datang, mengaku utusan Anantabhoga, bernama Jambuwana, menyerahkan
senjata dahsyat bernama Langghyala. Baladewa menerima senjata. Mereka berdua
meneruskan perjalanan ke Magadha.
Selama menyusuri kota
Magadha, Kresna menyembuhkan wanita bongkok menjadi tegak. Wanita itu bernama
Samantara, abdi Wabhru. Kedatangan Baladewa dan Kresna diserang oleh raksasa,
tetapi semua raksasa dapat dikalahkannya. Mereka berdua menyusup di kelompok
orang-orang Yadu.Basudewa dan Wabhru gembira melihat kehadiran Kresna dan
Baladewa. Kresna dan Baladewa berhasil membunuh sejumlah besar raksasa. Kangsa
mengamuk, tetapi akhirnya mati terbunuh oleh senjata Cakra. Semua raksasa
dimusnahkan oleh Kresana dan Baladewa. Para dewa ikut bergembira. Indra datang
ke Magadha, menghidupkan orang-orang Yadu yang mati dibunuh oleh prajurit
Kangsa (sumber bacaan: Naskah Kakawin Kangsa atau Kresnandhaka, naskah Kirtya
Singaraja nomor 844).
Cerita Kresnayana
karangan Mpu Triguna, berisi perkawinan Kresna dan Rukmini. Rukmini anak
Bismaka raja Kundina hendak dikawinkan dengan Suniti raja Cedi. Perkawinan itu
atas persetujuan raja Bismaka, tetapi Prthukirti ibu Rukmini, menginginkan
bermenantu Kresna raja Dwarawati, kemenakan Prthukirti sendiri. Pada malam
menjelang hari perkawinan Kresna dengan bantuan ibu Rukmini dan abdinya, serta
kesiapan prajurit Yadu dan Wrsni yang dipimpin oleh Baladewa, Kresna berhasil
mengalahkan raja Cedi dan prajuritnya, serta menaklukan Rukma kakak Rukmini,
Kresna kawin dengan Rukmini dan diboyong ke Dwarawati. Perkawinan mereka
dianugerahi anak bernama Pradyumna.
Cerita perkawinan Kresna
dengan Rukmini juga dimuat dalam cerita Hariwangsa karangan Mpu Panuluh.
(Sumber Bacaan: 1. Kakawin Kresnayana karangan Empu Triguna, naskah Leiden LOR
8393. 2. Kakawin Hariwangsa karangan Mpu Panuluh, naskah Kirtya No. 721. 3.
Kalangwan karangan PJ.Zoetmulder h.317-323 dan h. 355-362)
Dalam cerita Adiparwa
disebutkan, bahwa Kresna adalah penjelmaan Sang Hyang Aditya, Baladewa
penjelmaan Sang Hyang Wasuki. Pradyumna anak Kresna, penjelmaan Sang Hyang
Smara (adiparwa h. 64)
Dalam beberapa bagian
cerita Adiparwa menceritakan keakraban persaudaraan Kresna dengan Pandhawa.
Pertemuan Kresna dengan Pandhawa sejak Arjuna memperoleh Drupadi melalui
sayembara. Kresna dan Baladewa menemui Yudhisthira, dan mengaku, bahwa mereka
masih saudara sepupu. Sebab Kunthi itu adik Basudewa. Semula Kresna mendengar
berita kematian Pandhawa karena terbakar atas tipu muslihat Duryodana.
Tiba-tiba ia melihat orang sakti memenangkan sayembara. Kesaktian Arjuna
menjadi penyebab Kresna tahu, bahwa Pandhawa masih hidup. Maka Kresna dan
Baladewa membuktikan perkiraannya, ternyata benar. Mereka menemui dan
menyatakan kegembiraannya. (Adiparwa h. 181-182). Kemudian pada hari persiapan
perkawinan Drupadi dan Pandhawa, Kresna datang lagi menyerahkan pesumbang
berupa emas manikam, kain indah, gajah dan kuda (Adiparwa h.187)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar