Breaking

Selasa, Juni 19, 2012

RINGKASAN CERITA WAYAN KLENTRENG WAYAN CLUNTHANG


Galuh Candrakirana sudah menjadi istri Panji Asmarabangun. Namun, raja Nusakambangan  ingin merebutnya dari Panji Asmarabangun. Sri Klana Jayenglaga raja Nusakambangan mengutus Gagak Ranu dan prajuritnya menyerang kerajaan Jenggala. Sementara itu, di keraton Jengala terjadi kekacauan dengan perginya Panji Asmarabangun, Galuh Candrakirana, Ragil Kuning, dan Kudalalean.
Raja mengutus para punggawa dan prajurit untuk mencari mereka, tak terkecuali abdi setia kerajaan yaitu Bancak dan Doyok.
Raden Gunungsari putra Prabu Lembu Amijaya dari kerajaan Kediri gundah hatinya. Orang yang dicintainya yaitu Ragil Kuning pergi dari keraton Jenggala tanpa pamit. Ia pun ikut mencari keberadaan Panji Asmarabangun, Galuh Candrakirana, Kudalalean, dan Ragil Kuning. Pencariannya didampingi oleh abdinya, Ki Dudul dan Ki Dulit. Dalam perjalanan mereka bertemu dengan prajurit dari Nusakambangan dan terjadilah pertempuran. Raden Gunungsari dapat menahlukan prajurit Nusakambangan walaupun hanya dibantu dua abdinya. Setelah berhasil mengalahkan lawannya, maka pergilah Raden Gunungsari beserta  kedua abdinya ke pertapaan Wukir Andong. Ia bermaksud meminta petunjuk Resi Purwajati tentang keberadaan orang yang sedang ia cari.  Resi Purwajati menasihati Raden Gunungsari agar tidak mencemaskan keadaan Ragil Kuning beserta saudaranya karena  mereka dalam keadaan selamat. Raden Gunungsari merasa lega dan akhirnya berguru kepada Resi tersebut.
Galuh Candrakirana dan Ragil Kuning pergi dari keraton membawa Kudalalean. Kepergiannya tanpa tujuan yang pasti, hanya menuruti langkah kaki dan kata hati. Sampailah pada sebuah hutan belantara yang tak pernah mereka tau di mana rimbanya.  Setiap tempat yang  di lalui terjadi  kekeringan dan  bencana alam. Hal ini terjadi karena penderitaan keduanya yang bingung arah tujuan hingga alam pun ikut merasakan rintihan hati putri itu. Di hutan itu mereka bertemu Hyang Narada utusan Hyang Pramesthi Guru untuk menemui Galuh Candrakirana dan Ragil Kuning. Galuh Candrakirana bercerita bahwa kepergiannya meninggalkan keraton lantaran menderita atas kepergian suaminya Panji Asmarabangun. Bayi Kudalalean diminta oleh Hyang Narada dan dibawa ke kayangan. Namun sebelum pergi, Hyang  Narada mengubah Galuh Candrakirana dan Ragil Kuning menjadi seorang pria. Galuh Candrakirana berganti nama menjadi Wayan Klentreng dan Ragil Kuning menjadi Wayan Clunthang. Keduanya diutus pergi ke kerajaan Karangasem yang mana sedang terjadi perebutan Ni Luh Kencanawulan oleh raja-raja yang ingin memperistrinya. Apabila Prabu Suryalegawa memberikan putrinya kepada salah satu raja yang
memperebutkan putrinya, maka akan terjadi perang besar akibat kekecewan raja yang tidak mendapatkannya. Kemudian Prabu Suryalegawa membuat sayembara untuk mengusir balatentara kerajaan dari keraton Karangasem. Wayan Klentreng mengikuti sayembara tersebut dan  berhasil memukul mundur pasukan beserta raja yang memperebutkan Ni Luh Kencanawulan. Wayan Klentreng diangkat menjadi menantu kerajaan di Karangasem, sedangkan Wayan Clunthang diangkat menjadi patihnya. Suatu hari Wayan Klentreng pergi berburu ke hutan. Tanpa sengaja ia bertemu dengan Bancak dan Doyok yang terlunta-lunta. Bancak dan Doyok dibawa pulang ke keraton. Nama mereka diubah menjadi Demang Palang dan Demang Pulung.
            Sementara itu, Raden Wangsengsari adik Panji Asmarabangun pergi mencari kakaknya bersama Ki Sebul dan Ki Pelet. Ia merasa putus asa karena tak kunjung menemukan saudaranya. Muncullah keinginan Raden Wangsengsari untuk bertapa di hutan. Ia meminta petunjuk kepada penguasa jagad agar segera bertemu Panji Asmarabangun. Di pertapaan itu ia diserang seekor macan yang ingin menerkamnya.  Ia terbangun dan melawan sampai akhirnya macan itu mati. Bangkai macan berubah menjadi Bathara Kamajaya yang  memberitahu keberadaan Panji Asmarabangun. Disebutkan bahwa Panji Asmarabangun berada di kerajaan Purwacarita dan menikah dengan putri kerajaan Dyah Ayu Purnamawati. Raden Wangsengsari diberi pusaka Suri Penatas agar ia bisa segera sampai ke Keraton Purwacarita. Setelah memberi pusaka, Bathara Kamajaya kembali ke kahyangan. Pergilah Raden Wangsengsari beserta kedua abdinya ke Purwacarita. Di sana ia bertemu dengan Panji Asmarabangun yang sedang berduaan dengan Purnamawati. Panji Asmarabangun terkejut dengan kedatangan adiknya. Wangsengsari bercerita tentang keadaan kerajaan yang kacau sepeninggalan kakaknya. Kedatangan Wangsengsari juga membawa berkah untuk Purnacarita. Adik Dewi Purnamawati yaitu Dewi Nawangsasi ingin sekali diperistri oleh Wangsengsari. Akhirnya wangsengsaripun menjadi menantu di kerajaan Purnacarita.
            Di kerajaan Karangasem Bali, Wayan Klentreng atau Galuh Candrakirana sangat gundah hatinya ingin segera menemukan Panji Asmarabangun. Ia mengutus Demang Palang dan Demang Pulung mengantarkan surat ke kerajaan Purwacarita. Isi surat itu adalah tantangan untuk berperang. Demang palang dan Demang Pulung segera berangkat ke Purwacarita. Di tengah perjalanan, mereka teringat tugas yang diberikan oleh Raja Jenggala untuk mencari majikannya yang hilang. Mereka hampir putus asa mencari majikan dan negara Purwacarita sampai berniat  bubuh diri. Namun, keduanya diselamatkan oleh Bathara Kamajaya. Kamajaya memberi petunjuk bahwa kerajaan Purwacarita berada di arah barat. Demang Palang dan Demang Pulung mencari dan terus mencari kerajaan yang hendak dituju, akhirnya ketemu. Mereka sangat terkejut karena raja muda Purnacarita adalah Panji Asmarabangun yang selama ini mereka cari. Pertemuan itu membuat mereka senang. Namun ketika Bancak dan Doyok teringat bahwa kedatangan mereka untuk menyampaikan surat dari raja Karangasem timbul rasa sedih. Panji Asmarabangun marah lalu meminta izin kepada Raja Purnamadewa untuk pergi ke Karangasem memenuhi tantangan Wayan Klenteng. Pergilah mereka semua menuju Karangasem. Sampai di sebuah hutan, rombongan Panji Asmarabangun bertemu dengan Gunungsari di pertapaan Wukir Andong. Kemudian Gunungsari mengikuti kepergian Panji Asmarabangun ke Karangasem. Datang Bathara Narada membawa Kudasemilir dan memberikannya kepada Panji Asmarabangun. Tibalah rombongan Panji Asmarabangun ke kerajaan Karangasem. Kedatangan balatentaranya seperti samudra yang membanjiri keraton. Terjadi peperangan hebat antara kerajaan Karangasem dan Purwacarita. Patih Wayan Clunthang berhadapan dengan Panji Gunungsari.  Segala tingkah dan tindakan Wayan Clunthang layaknya Ragil kuning, sehingga Wukirsari mengenalinya. Wayan Clunthang lari ke suatu tempat dan diikuti oleh Wukirsari sampai  terkejar. Wayan Clunthang dipeluk oleh Wukirsari dan berubah ke wujudnya semula yaitu Ragil Kuning. Sementara Wayan Klentreng berhadapan dengan Panji Asmarababgun yang menggendong Kudasemilir. Melihat suami dan anaknya, Wayan Klentreng menangis dan membuang senjatanya. Seketika Wayan Klenteng berubah ke wujud Galuh Candrakirana. Dengan demikian, orang yang telah hilang kini telah tertemukan dan perang dihentikan. Mereka kembali ke kerajaan Jenggala. Ni luh Kencanawulan diboyong ke Jenggala menjadi istri ketiga Panji Asmarabangunsetelah Galuh Candrakirana dan Dewi Purnamawati.
Di kerajaan Nusakambangan, Raja Klana Jayenglaga menanti hasil laporan dari patih Gagak Ranu yang diutus menyerang Jenggala. Patih Gagak Ranu meminta bantuan tambahan prajurit untuk merebut Galuh Candrakirana dari tangan Panji Asmarabangun. Terjadilah perang besar antar keduanya. Namun dengan bantuan prajurit  Purwacarita, akhirnya kerajaan Nusakambangan kalah. Kerajaan Jenggala pulih menjadi kerajaan yang makmur dan tentram.