Breaking

Rabu, Juni 13, 2012

Ad-Diinul Al-Haq

Ad-Diinul Al-Haq
Ditulis oleh
Syeikh Abdur Rohman bin Hammad Ali Umar
Penerjemah
Muhammad Saefuddin Basri
Muhammad Mu’inudinillah Basri
Diinul Al-Haq 3
Pendahuluan
Segala puji bagi Alloh Robb sekalian alam. Sholawat dan salam semoga
tercurahkan kepada utusan Alloh. Setelahnya: Inilah ajakan kepada
keselamatan, aku persembahkan kepada setiap yang berakal dalam alam
semesta ini – laki-laki maupun perempuan- dengan mengharap kepada Alloh
Yang Maha Tinggi dan Berkuasa, agar memberikan kebahagiaan dengannya
orang yang tersesat dari jalanNya, memberikan kepadaku pahala dan setiap
orang yang andil dalam menyebarkannya dengan pahala yang sebesarbesarnya,
saya katakan dan Allohlah Dzat yang dimintai pertolongan :
Ketahuilah-wahai manusia yang berakal, bahwasanya tidak ada keselama
tan dan kebahagiaan anda di dalam kehidupan ini, dan kehidupan akherat
setelah kematian kecuali jika engkau mengenal Robb anda yang telah
menciptakan anda, mengimaniNya dan menyembahNya saja. Anda mengenal
nabi anda yang diutus oleh Robb anda kepada anda dan kepada seluruh
manusia. Anda beriman kepadanya dan mengikutinya. Anda mengenal Diin
yang benar yang Robb anda memerintahkan anda dengannya, mengimaninya,
dan mengamalkannya.



Buku “Diinu Al-Haq” yang dihadapan anda di dalamnya ada keterangan
untuk masalah masalah yang besar ini, yang wajib atas anda mengetahuinya
dan mengamalkannya, dan telah saya sebutkan dalam catatan pinggir
penjelasan yang diperlukan dari ungkapan dan kata-kata, sebagai tambahan
keterangan, bersandarkan dalam hal itu kepada kata-kata Alloh Yang Maha
Tinggi dan hadits-hadits Rasul-Nya–semoga sholawat dan salam tercurahkan
kepada beliau-karena keduanya merupakan refrensi tunggal untuk Diinu Al-
Haq yang Alloh tidak akan menerima dari seseorang agama selainnya.
Aku telah tinggalkan taklid buta yang telah banyak menyesatkan
kebanyakan orang, bahkan saya telah menyebutkan beberapa kelompok sesat
yang mengaku bahwa ia di atas kebenaran, sementara ia jauh dari kebenaran,
agar orang yang bodoh waspada terhadapnya baik dari orang yang tergabung
kepadanya atau selain mereka, Alloh Pencukupku dan sebaik-baik Wakil.
Dikatakan dan ditulis oleh:
Al Faqiir kepada ampunan Alloh ta’aala :
Abdur Rohman bin Hammad Umar
Ustadz Ilmu-ilmu keagamaan .
Diinul Al-Haq 4
Fasal Satu
Mengenal Allah[1] Sang Pencipta yang Maha Agung.
Ketahuilah wahai manusia yang berakal, sesungguhnya Rob anda yang
menciptakan anda dari mulanya tidak ada dan telah mendidik anda dengan
nikmat-Nya adalah (Allah) Rob semesta alam. Dan orang-orang berakal mereka
beriman pada Allah Yang Maha tinggi[2], mereka tidak melihat-Nya dengan
mata kepala mereka, namun mereka telah melihat bukti-bukti yang
menunjukkan akan keberadaan-Nya, dan bahwa Dia adalah Pencipta yang
Mengurus semua yang ada, mereka mengenalnya dengan bukti-bukti itu.
Diantara bukti-bukti itu adalah :
Bukti yang pertama :
Keberadaan manusia dan kehidupan: dia adalah sesuatu yang baru yang
memiliki permulaan dan akhir, membutuhkan pada yang lain. Sedangkan
sesuatu yang baru dan butuh pada yang lain ia adalah makhluq, dan makluq
itu harus ada yang menciptakanya, dan Pencipta (Khaliq) yang Maha Agung ini
adalah ( Allah ).
Dan Allah adalah yang telah mengabarkan akan Dzat-Nya yang Suci
sendiri, bahwasanya Dialah Pencipta ( Khaliq ), Yang Mengurus semua yang
ada, sedangkan kabar ini datangnya dari Allah Ta’ala dalam kitab-kitab-Nya,
yang telah diturunkan pada para Rasul-Nya.
Dan Rasulullah telah menyampaikan Firman-Nya pada manusia, mengajak
mereka untuk beriman pada-Nya dan hanya beribadah pada-Nya.
Allah Ta’ala telah berfirman dalam kitab-Nya yang Agung:
}
“ {
Sesungguhnya Rob kalian semua adalah Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi dalam masa enam hari, kemudian Dia bersemayam diatas
Arsy.Dia menutupkan malam pada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakannya pula_ matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk pada perintah-Nya, Ingatlah menciptakan dan memerintah itu hanyalah
hak Allah, Maha suci Allah Rob semesta alam “. (QS, 7;54)
1] Alloh adalah nama kh usus untuk Ilaah [Dzat Yang berhak disembah] alam semesta dan manusia, dan segala
sesuatu, dan nama ini nama ‘alam Alloh memberikan nama diri-Nya yang suci artinya llah Yang Haq.
2] Ta’aala kata pengagungan dan pujian untuk Alloh, Dia disifati dengan ketinggian dan kesucian dari segala
kekurangan, dan kata : subhaanahu artinya Sucilah Alloh dan terbebas dari segala kekurangan.
Diinul Al-Haq 5
Makna secara umum dari ayat yang mulia ini : “ Allah mengabarkan pada
seluruh manusia bahwa Dia adalah Rob mereka yang telah menciptakan
mereka dan menciptakan langit dan bumi dalam enam hari[1] dan
mengabarkan bahwa Dia Bersemayam diatas Arsy-Nya.[2]
Dan Arsy itu diatas langit, sedangkan arsy itu merupakan makluq yang
tertinggi dan terluas, Dan Allah berada diatas Arsy ini, Allah bersama seluruh
makhluqnya dengan Ilmu-Nya, Pendengaran-Nya dan Penglihatan-Nya.
Tidak ada sesuatu urusan makhluqpun yang tersembunyi dari-Nya, dan
Allah yang Maha Perkasa mengabarkan bahwa Dia menjadikan malam
menutup siang dengan kegelapannya, kemudian siang mengikutinya dengan
cepat, Diapun mengabarkan bahwa Dia menciptakan matahari, bulan dan
bintang-bintang, semuanya tunduk dan berjalan diatas peredarannya dengan
perintah-Nya, dan Allah mengabarkan juga bahwa hanya bagi-Nya lah urusan
penciptaan dan pengaturan alam semesta ini, Dia yang Maha Sempurna Dzat
dan sifat-sifat-Nya, yang memberikan kebaikan yang banyak dan terusmenerus,
dan Dialah Rob alam semesta yang menciptakan mereka dan
mendidiknya dengan nikmat-Nya.
Allah Ta’ala Berfirman :
{ }
“ Dan sebagaian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam, siang,
matahari dan bulan . Janganlah bersujud pada matahari dan janganlah (pula)
kepada bulan,tapi bersujudlah pada Allah, yang menciptakannya, jika kamu
hanya kepada-Nya berserah diri “. (QS, 41;37)
Makna ayat yang mulia secara umum.
1] Tahapan dalam pencitaan ini, karena hikmah yang dikehendaki oleh Allah, padahal Dia mampu menciptakan
seluruh makhluq lebih cepat dari kejapan mata, sebab Dia telah memberitakan jika berkehendak untuk menciptakan
sesuatu cukup dengan mengatakan “Jadilah” maka jadilah.
2]Istiwa’ dalam bahasa arab yang dia bahasa Al-Qur’an maknanya : Diatas dan tinggi, sedangkan istiwa’
(bersemayamnya) Allah diatas Arsy-Nya ia Ketinggiannya diatas arsy yang sesuai dengan kebesaran-Nya, dan tidak
ada yang tahu akan bagaimana istiwa’Nya selain Dia. Dan bukanlah maknanya menguasai, menguasai kerajaan,
sebagaimana anggapan orang-orang yang sesat yang mereka mengingkari hakikat dari sifat yang Allah sifatkan bagi
Diri-Nya, dan yang disifatkan oleh Rasul-Nya, karena anggapan bahwa jika mereka menetapkan sifat Allah atas
hakikatnya, mereka menyerupakan-Nya dengan makluq-Nya, dan ini merupakan anggapan yang rusak, karena
penyerupaan itu adalah jika dikatakan : “ dia itu menyerupai begini atau serupa begini dari sifat-sifat makluq-Nya.
Adapun menetapkan sifat dari sisi yang layak dengan Allah dengan tidak menyerupakan, mengumpamakan,
membagaimanakan, dan meniadakan makna, dan menta’wilkan itu adalah cara yang ditempuh para Rasul yang
diikuti oleh ulama’ salaf shaleh. Itulah kebenaran yang seharusnya orang yang beriman berpegang teguh dengannya,
sekalipun kebanyakan manusia meninggalkannya.
Diinul Al-Haq 6
Allah Ta’ala mengabarkan bahwa diantara tanda yang menunjukkan akan
kekuasaan-Nya adalah : malam dan siang, matahari dan bulan dan Allah
melarang untuk sujud pada matahari, dan bulan karena keduanya adalah
makhluq sebagaimana makhluq yang lainnya, makhluq itu tidak layak untuk
disembah, sedangkan sujud termasuk jenis ibadah. Dan pada ayat ini Allah
memerintahkan pada manusia, sebagaimana memerintahkan mereka
selainnya, supaya mereka hanya bersujud pada-Nya saja, karena Dialah
Pencipta, Pengatur yang berhak diibadahi.
Bukti yang kedua.
Bahwa dia telah menciptakan laki-laki dan perempuan: keberadaan
perempuan dan lelaki adalah sebagai bukti akan adanya Allah.
Bukti yang ketiga.
Perbedaan bahasa dan warna kulit: tidak pernah didapati dua orang yang
suaranya satu atau warna kulitnya sama, tapi pasti ada perbedaannya antara
keduanya.
Bukti yang keempat.
Perbedaan nasib: Yang ini kaya, yang ini miskin, yang ini pemimpin dan
yang itu yang dipimpin (rakyat) padahal mereka semuanya sama-sama memiliki
akal, pikiran dan ilmu dan menginginkan apa apa yang tidak bisa dicapai
seperti kaya, kemuliaan, istri yang cantik, namun tidak ada seorangpun yang
mampu mencapai kecuali yang di taqdirkan Allah Swt untuknya, hal itu karena
hikmah yang besar yang telah dikehendaki Allah Swt. Dan semua ini adalah
ujian bagi manusia satu sama lain dan kebutuhan manusia satu sama yang
lain sehingga tidak hilang kemaslahatan mereka semua.
Dan bagi yang tidak ditaqdirkan oleh Allah bernasib baik didunia, Allah
mengabarkan bahwa Allah memberikan padanya nasib baiknya sebuah
tambahan didalam kenikmatannya di sorga jika ia mati dalam kondisi iman
pada Allah, Allah telah memberi orang fakir suatu keistemewaan yang bisa
dinikmati jiwa dan kesehatan, yang kebanyakan tidak didapatkan pada orangorang
yang kaya dan ini merupakan kebijaksanaan dan keadilan Allah .
Bukti kelima.
Tidur dan mimpi benar yang Allah tampakkan didalamnya kepada orang
yang tidur suatu perkara ghaib sebagai berita gembira atau peringatan.
Bukti keenam.
Ruh dimana tidak ada yang mengenal hakekat ruh selain Allah saja.
Bukti ketujuh.
Diinul Al-Haq 7
Manusia berikut yang ada di tubuhnya berupa panca indra, urat saraf,
otak, alat pencernaan dan selainnya.
Bukti kedalapan.
Allah menurunkan hujan pada tanah mati lalu muncullah tetumbuhan
serta pepohonan beraneka ragam bentuk, corak, manfaat dan rasanya. Ini
merupakan sedikit diantara ratusan bukti yang Allah Ta’ala sebutkan dalam Al
Qur’an dan yang Dia khabarkan bahwa semua itu merupakan bukti kuat akan
eksistensi Allah dan bahwa Dialah Pencipta sekaligus Pengatur seluruh
makhluk yang ada.
Bukti kesembilan.
Fitrah yang Allah ciptakan pada manusia mengakui akan eksistensi Allah
sebagai Pencipta dan Pengaturnya. Siapa yang mengingkari hal itu berarti dia
hanya mencelakakan dirinya sendiri. Orang atheis misalnya, hidup di dunia ini
dalam keadaan celaka sedang tempat kembalinya kelak setelah kematian
adalah neraka sebagai balasan dia mendustakan Robbnya yang telah
menciptakan dirinya dari awalnya tidak ada dan memeliharanya dengan
berbagai macam nikmat. Kecuali kalau dia mau bertaubat kepada Allah dan
beriman kepada-Nya, agama serta Rasul-Nya.
Bukti kesepuluh.
Berkah, yaitu semakin bertambah banyaknya pada sebagian makhluk
seperti kambing. Sedang kebalikan berkah adalah gagal sebagaimana pada
binatang anjing dan kucing.
Diantara sifat Allah Ta’ala adalah Dia Maha Awal tanpa permulaan, Maha
Hidup terus menerus, tidak akan mati maupun usai, Maha Kaya sekaligus
Mengurus sendiri, tidak membutuhkan yang lain serta Maha Esa tanpa sekutu.
Allah Ta’ala berfirman:
{ }
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: “Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Dzat yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan.
Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” (Al Ikhlas:1- 4)
Makna ayat:
Tatkala orang-orang kafir bertanya kepada Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa
sallam tentang sifat Allah maka Allah menurunkan surat ini seraya
Diinul Al-Haq 8
memerintahkan kepada beliau untuk menyatakan kepada mereka: Allah itu
Esa tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah itu Dia-lah Yang Maha Hidup Abadi lagi
Maha Mengatur. Bagi-Nya semata kekuasaan mutlak atas alam semesta,
manusia dan segala sesuatu. Hanya kepada-Nya semata seluruh manusia wajib
kembali dalam rangka memenuhi segala kebutuhan mereka.
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Tidak benar Dia
mempunyai putra atau putri, ayah atau ibu. Bahkan Dia sangat menafikan itu
semua dari diri-Nya dalam surat ini demikian pula pada surat yang lain. Sebab
berketurunan dan beranak pinak merupakan sifat makhluk. Allah telah
membantah ucapan kaum nasrani: “Al Masih itu anak Allah” dan ucapan kaum
yahudi: “Uzair itu anak Allah. Serta ucapan yang lain yang menyatakan:
“Malaikat putri Allah” dan Dia mengecam keras ucapan bathil ini.
Allah mengabarkan bahwa Dia menciptakan Al masih Isa u dari seorang
ibu tanpa ayah dengan kuasa-Nya sebagaimana Dia menciptakan Adam
moyang manusia dari tanah. Sebagaimana pula Dia menciptakan Hawa dari
tulang rusuk Adam lalu tiba-tiba Adam melihat Hawa telah ada di sampingnya.
Kemudian menciptakan anak keturunan Adam dari air laki-laki dan
perempuan. Allah telah menciptakan segala sesuatu pada permulaan yang
semula tidak ada dan menjadikan setelah itu sebagai sunnah dan aturan bagi
semua makhluk-Nya yang tak seorangpun mampu merubahnya. Dan jika Allah
menghendaki merubah aturan ini maka Dia rubah sesuai kehendak-Nya
sebagaimana Dia mewujudkan Isa ‘alaihissalam dari seorang ibu tanpa bapak.
Sebagaimana Dia menjadikan Isa mampu berbicara di buaian sebagaimana
pula Dia merubah tongkat Musa ‘alaihis salam menjadi seekor ular yang
bergerak-gerak. Tatkala Musa memukulkan tongkat tersebut ke laut maka
lautpun terbelah dan menjadi sebuah jalan yang bisa dilewati Musa beserta
kaumnya. Sebagaimana pula Allah mampu membelah bulan untuk penutup
para Rasul, Muhammad sollallohu ‘alaihi wa sallam, menjadikan pohon bisa
mengucapkan salam kepada beliau ketika melewatinya. Dia menjadikan hewan
bersaksi atas kerasulan beliau di hadapan beliau dengan suara yang bisa
didengar manusia. Hewan itu berkata: Aku bersaksi engkau utusan Allah.
Beliau pernah diperjalankan di atas Buraq dari masjid Haram ke masjid Al
Aqsa. Kemudian beliau dimi’rojkan ke langit ditemani malaikat Jibril hingga
sampai di atas langit. Lalu Allah ta’aala berbicara kepada beliau dan
mewajibkan sholat atas beliau. Kemudian kembali ke masjid Al Haram di bumi.
Beliau melihat di perjalanan para penghuni langit. Semua itu terjadi hanya
pada tempo semalam sebelum terbit fajar. Kisah Isra’ Mi’raj ini masyhur baik di
Al Qur’an, hadits maupun buku-buku sejarah.
Diantara sifat Allah ta’ala: Mendengar, melihat, ilmu, qudrah (kuasa),
iradah (kehendak). Dia mendengar dan melihat segala sesuatu. Tidak ada hijab
apapun yang menghalang-halangi pendengaran dan penglihatan-Nya.
Diinul Al-Haq 9
Allah mengetahui apa yang ada di dalam rahim dan apa yang tersembunyi
dalam dada, apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi. Dialah yang Maha
Kuasa lagi Maha berkehendak yang jika menghendaki sesuatu tinggal berkata:
“Kun” (Jadilah) maka terjadi.
Diantara sifat Allah Ta’ala yang Dia sifatkan untuk diri-Nya: Berbicara
sesuai apa yang dikehendaki-Nya dan kapan saja Dia berkehendak. Allah telah
berbicara kepada Musa ‘alaihis salam berbicara kepada Rasul sollallohu ‘alaihi
wa sallam dan Al Qur’an merupakan kalam Allah baik huruf maupun
maknanya yang Dia turunkan kepada Rasul-Nya Muhammad sollallohu ‘alaihi
wa sallam. Jadi ia merupakan satu sifat diantara sifat-sifat-Nya. Bukan
makhluk sebagaimana yang dikatakan kaum Mu’tazilah yang sesat.
Diantara sifat Allah Ta’ala yang Dia sifatkan bagi diri-Nya dan disifatkan
pula oleh Rasul-Nya: wajah, dua tangan, istiwa’ (bersemayam), turun, ridho dan
marah. Allah ridho terhadap hamba-hamba-Nya yang mukmin dan murka
terhadap orang-orang kafir serta orang-orang yang mengerjakan hal-hal yang
mengakibatkan murka-Nya. Ridho dan murka-Nya sebagaimana sifat-sifat yang
lain, tidak serupa dengan sifat makhluk, tidak boleh dita’wilkan maupun
didiskripsikan.
Dinyatakan dalam Al Qur’an dan As Sunnah bahwa orang-orang mukmin
kelak melihat Allah ta’ala dengan mata kepala di padang mahsyar dan di surga.
Sifat-sifat Allah ta’ala disebutkan secara rinci dalam Al Qur’an dan haditshadits
Rasul sollallohu ‘alaihi wa sallam maka hendaknya anda merujuk
kepadanya.
Sesuatu Yang Karenanya Allah Ciptakan
Manusia dan Jin
Jika anda telah mengenal –wahai orang berakal- bahwa Robbmulah yang
telah menciptkanmu. Maka ketahuilah bahwa Allah tidaklah menciptakan anda
sia-sia begitu saja. Akan tetapi Dia menciptakan anda supaya anda beribadah
kepada-Nya. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
[ ]
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku
tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah
Dialah Maha Pemberi rizki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh” (Adz
Dzariat : 56-58)
Diinul Al-Haq 10
Makna Ayat Secara Umum:
Allah ta’ala memberitahukan pada ayat pertama bahwa Dia menciptakan
jin dan manusia supaya mereka menyembah-Nya semata. Lalu pada ayat
kedua dan ketiga Allah memberitahukan bahwa Dia Maha Kaya tidak
membutuhkan hamba-Nya. Tidak menghendaki sedikitpun rizki maupun
makanan dari mereka. Karena Dia Maha Pemberi rizki lagi Maha Kuat dimana
tidak ada rizki bagi manusia maupun selainnya melainkan berasal dari-Nya.
Dialah yang menurunkan hujan dan mengeluarkan rizki dari bumi.
Adapun makhluk lain tak berakal yang terdapat di bumi, maka Allah Ta’ala
memberitahukan bahwa Dia menciptakan mereka demi manusia supaya
manusia menggunakannya sebagai sarana taat kepada-Nya dan mengolahnya
sesuai syariat Allah. Jadi setiap makhluk, setiap gerakan maupun diam di alam
semesta ini, maka Allah lah yang mengadakannya karena suatu himah yang
Dia terangkan dalam Al Qur’an serta dikenal oleh para ulama melalui syariat
Allah. Masing-masing menurut kadar ilmunya. Bahkan sampai perbedaan
umur, rizki, berbagai peristiwa dan musibah semua itu berlaku atas izin Allah
untuk menguji hamba-Nya yang berakal. Siapa yang ridho dengan taqdir Allah,
berserah diri disertai kesungguhan dalam melakukan amal yang diridhoi-Nya
maka ia mendapatkan ridho Allah serta kebagiaan di dunia dan akhirat setelah
mati. Sedang siapa yang tidak ridho dengan ketentuan Allah, tidak mau
berserah diri dan tidak menaati-Nya maka ia mendapatkan murka Allah dan
celaka dunia dan akhirat. Kita memohon kepada Allah akan ridho-Nya dan
berlindung dari murka-Nya.
Kebangkitan Setelah Mati, Hisab, Pembalasan Amal Perbuatan, Surga dan
Neraka
Jika anda telah mengenal –wahai orang yang berakal- bahwa Allah
menciptakan anda supaya anda beribadah kepada-Nya maka ketahuilah bahwa
Allah memberitahukan dalam seluruh kitab-Nya yang Dia turunkan kepada
para Rasul-Nya bahwa Dia akan membangkitkan anda hidup-hidup setelah
mati. Lalu mengganjar anda atas amal perbuatan anda di akhirat setelah mati.
Hal itu dikarenakan lewat kematian manusia berpindah dari negeri amal lagi
fana’ –yakni kehidupan ini- menuju negeri pembalasan nan abadi, yaitu
kehidupan setelah mati. Jika masa yang Allah tentukan untuk manusia hidup
telah sempurna maka Allah menitahkan malaikat maut untuk mencabut
ruhnya dari jasadnya lalu iapun mati setelah sebelumnya merasakan pahitnya
kematian sebelum keluar ruhnya dari jasadnya.
Adapun ruh, maka Allah menjadikannya berada di negeri penuh
kenikmatan (surga) jika ruh tersebut beriman dan taat kepada Allah. Dan jika
ruh itu kafir kepada Allah, mendustakan hari kebangkitan dan pembalasan
setelah mati, maka Allah menjadikan ruh tersebut berada di negeri azab
Diinul Al-Haq 11
(neraka). Sampai tiba masa akhir dunia yang dijanjikan lalu terjadilah
Kiamat. Semua makhluk yang ada mati dan tinggallah Allah semata yang ada.
Kemudian Allah membangkitkan seluruh makhluk –sampai hewan- dan
dikembalikan semua ruh kepada jasadnya masing-masing. Setelah Allah
mengembalikan jasad dengan sempurna sebagaimana Dia ciptakan awal mula.
Hal itu dalam rangka Allah menghisab manusia lalu memberikan balasan
kepada mereka atas amal perbuatannya, baik laki maupun perempuan,
pemimpin maupun rakyat, yang kaya dan yang miskin tanpa menzalimi
seorangpun. Dia mengqishash (hukum balas) bagi yang terzalimi terhadap yang
mendzalimi. Sampai-sampai hewan dibalaskan dari yang menzaliminya. Dia
balaskan bagi sebagian terhadap sebagian yang lain kemudian berfirman
kepada hewan: “Jadilah kamu tanah” karena hewan tidak masuk surga
maupun neraka.
Allah memberikan balasan bagi manusia dan jin masing-masing sesuai
amal perbuatan-Nya. Lalu Dia memasukkan orang-orang mukmin yang
menaati-Nya dan mengikuti Rasul-Nya ke dalam surga sekalipun mereka itu
orang paling fakir. Dan memasukkan orang-orang kafir lagi mendustakan ke
dalam nereka sekalipun mereka itu orang yang paling kaya dan paling hebat di
dunia. Allah ta’ala berfirman:
[ ]
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertaqwa di antara kamu” (Al Hujurat : 13)
Surga adalah tempat yang penuh kenikmatan. Didalamnya terdapat
berbagai macam kenikmatan yang tak seorangpun mampu
menggambarkannya. Di dalam surga terdapat seratus derajat. Setiap derajat
mempunyai penghuni menurut kadar keimanan dan ketaatan mereka kepada
Allah. Derajat terendah di surga ialah penghuninya diberi kenikmatan seperti
kenikmatan raja termewah di dunia 70 kali lipat.
Neraka –semoga Allah melindungi kita darinya- ialah tempat penuh azab di
akhirat setelah mati. Di dalamnya terdapat berbagai macam siksaan dan
hukuman yang bisa membangkitkan ketakutan hebat di hati dan mata
menangis jika disebutkan.
Sekiranya kematian didapati di kampung akhirat niscaya matilah
penghuni neraka karena sekedar melihatnya. Akan tetapi kematian itu
hanyalah sekali saja sebagai sarana manusia pindah dari kehidupan dunia
menuju akhirat. Di dalam Al Qur’an disebutkan secara mendetail tentang
kematian, kebangkitan dan hisab (penghitungan amal perbuatan),
pembalasan, surga dan neraka serta semua yang kami sebutkan tadi.
Dalil-dalil adanya kebangkitan setelah mati, hisab dan pembalasan
teramat banyak. Allah ta’ala berfirman di dalam Al Qur’an :
Diinul Al-Haq 12
[ ]
“dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan
mengembalikan kalian dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada
kali yang lain” (Toha : 55)
Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada
kejadiaannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang,
yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Robb yang
menciptakannya kali pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala
makhluk” (Yasin : 78-79)
Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Orang-orang yang kafir menyangka, bahwa mereka sekali-kali tidak akan
dibangkitkan. Katakanlah: “Tidak demikian, demi Robbku, benar-benar kamu
akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan”. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah” (At Taghabun : 7).
Makna Ayat Secara Umum:
Pada ayat pertama Allah ta’aala memberitakan bahwa Dia menciptakan
manusia mulanya dari tanah. Yaitu ketika menciptakan moyang mereka, Adam
dari tanah. Kemudian Dia memberitakan akan mengembalikan manusia ke
dalam tanah setelah mati yakni di dalam kubur sebagai penghormatan bagi
mereka. Lalu Dia memberitakan akan mengeluarkan mereka pada waktu yang
lain sehingga manusia keluar hidup-hidup dari kuburnya dari manusia
pertama hingga yang paling akhir. Kemudian Allah menghitung amal perbuatan
mereka dan memberinya balasan.
Pada ayat kedua Allah membantah orang kafir yang mendustakan adanya
kebangkitan setelah mati dimana menganggap mustahil tulang belulang bisa
hidup kembali setelah hancur luluh. Allah membantah orang kafir tersebut
dengan memberitakan bahwa Dia akan menghidupkan tulang belulang itu
Diinul Al-Haq 13
karena Dialah yang telah menciptakannya kali pertama dari sebelumnya tidak
ada.
Pada ayat ketiga Allah membantah orang-orang kafir yang mendustakan
adanya kebangkitan setelah mati bahwa mereka telah salah prasangka. Dia
memerintahkan Rasul-Nya supaya bersumpah kepada mereka dengan nama
Allah untuk menunjukkan keseriusan bahwa Allah pasti akan membangkitkan
mereka dan akan memberitakan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat
lalu memberi balasan kepada mereka atas perbuatan tersebut. Dan semua itu
amatlah mudah bagi Allah.
Pada ayat lain Allah memberitakan bahwa apabila Dia telah
membangkitkan orang-orang yang mendustakan adanya kebangkitan setelah
mati dan adanya neraka, Dia akan siksa mereka di neraka Jahanam seraya
dikatakan kepada mereka:
[ ]
“Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya” (Sajdah :
20)
Dicatatnya Amal Perbuatan dan Perkataan Manusia.
Allah ta’aala telah memberitakan bahwa Dia mengetahui apa yang akan
diucapkan dan diperbuat setiap manusia baik maupun buruk, sembunyisembunyi
maupun terang-terangan. Allah mengabarkan bahwa Dia telah
mencatat semua itu di Lauh Mahfudz di sisi-Nya sebelum diciptakan-Nya langit
dan bumi, manusia serta lainnya. Allah mengabarkan bahwa selain itu Dia juga
telah menugaskan kepada setiap manusia dua malaikat satunya berada di
sebelah kanan guna menulis amal perbuatan baik sedang lainnya di sebelah
kiri guna menulis amal perbuatan buruk. Tidak ada sedikitpun yang terlewat.
Allah ta’aala mengabarkan bahwa di hari penghitungan kelak setiap manusia
akan dibagikan buku yang tercatat didalamnya semua perkataan dan amal
perbuatannya. Lalu ia membacanya tanpa mengingkarinya sedikitpun. Siapa
yang coba-coba mengingkari maka Alllah perintahkan pendengaran,
penglihatan, tangan, kaki dan kulitnya untuk berbicara tentang seluruh apa
yang dia perbuat.
Di dalam Al Qur’an hal itu dijelaskan secara mendetail. Allah ta’ala
berfirman :
[ ]
Diinul Al-Haq 14
“Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya
malaikat pengawas yang selalu hadir” (Qaff : 18)
Allah Ta’ala berfirman :
[ ]
“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang
mengawaasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat
(pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al
Infithar : 10-12)
Penjabaran Ayat: Allah subhaanahu wa ta’ala mengabarkan bahwa Dia
menugaskan untuk setiap manusia dua malaikat. Satu berada disebelah
kanannya yang menulis amal perbuatan baiknya, sedang yang lain berada di
sebelah kirinya yang menulis amal perbuatan buruknya. Allah mengabarkan
dalam dua ayat terakhir bahwa Dia menugaskan untuk manusia malaikatmalaikat
mulia yang menulis seluruh perbuatan mereka dan mengabarkan
bahwa Dia menciptakan bagi mereka kemampuan mengetahui seluruh
perbuatan manusia berikut menulisnya sebagaimana yang telah diketahui dan
ditulis-Nya di Lauh Mahfudz sebelum diciptakan-Nya mereka.
Syahadat (persaksian) :
Aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah dan
aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Alah. Aku bersaksi bahwa surga itu
benar, neraka itu benar. Kiamat itu akan tiba tiada keraguan lagi. Allah akan
membangkitkan semua yang ada di kubur untuk dihisab amal perbuatannya
dan diberi balasan. Semua yang dikhabarkan Allah dalam kitab-Nya atau
melalui lisan Rasul-Nya adalah benar. Saya mengajak anda wahai orang yang
berakal untuk beriman kepada persaksian ini, menegaskannya terang-terangan
dan mengamalkan maknanya. Inilah jalan keselamatan.
Pasal Kedua
Mengenal Rasul
Wahai orang yang berakal, jika anda telah mengenal bahwa Allah, Dialah
Robbmu yang telah menciptakanmu dan Dia akan membangkitkanmu untuk
memberikan kepadamu balasan atas amal perbuatanmu. Maka ketahuilah
bahwa Allah telah mengutus kepadamu dan kepada seluruh manusia seorang
Rasul yang memerintahkan kepadamu untuk taat dan mengikutinya. Dia
mengabarkan bahwa jalan mengenal ibadah kepada-Nya secara benar hanyalah
dengan mengikuti Rasul ini dan beribadah kepada Allah dengan syariat-Nya
yang telah diembankan-Nya kepada Rasul tersebut.
Diinul Al-Haq 15
Rasul mulia yang wajib bagi seluruh manusia mengimani dan
mengikutinya ini adalah penutup para rasul sekaligus utusan Allah bagi
seluruh umat manusia, yaitu Muhammad seorang nabi yang tidak membaca
dan menulis yang telah diberitakan sebagai kabar gembira oleh Musa dan Isa
lebih dari 40 tempat di Taurat dan Injil yang dibaca orang yahudi dan nasrani
sebelum mereka mempermainkan dan merubah kedua kitab ini.
Nabi mulia yang Allah jadikan sebagai penutup para rasul dan diutus-Nya
bagi semua umat manusia ini adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul
Muthallib Al Hasyimy Al Qurasyi, seorang laki-laki paling mulia dan paling
jujur di kabilah termulia di muka bumi yang merupakan keturunan Nabiyullah
Ismail bin nabiyullah Ibrahim. Muhammad sollallohu ‘alaihi wa sallam
terlahirkan di Mekah pada tahun 570 Masehi. Pada malam kelahirannya dan
pada saat-saat keluarnya dari rahim ibunya, alam semesta tersinari oleh
cahaya agung yang membuat manusia terdecak kagum dan ditulis di bukubuku
sejarah, berhala-berhala Quraisy yang mereka sembah di Ka’bah daerah
Mekkah berjungkiran, singgasana Kisra raja Parsi goncang, sepuluh lebih dari
kebesarannya berjatuhan dan api Parsi yang mereka sembah tiba-tiba padam.
Padalah belum pernah api itu padam dua ribu tahun sebelumnya.
Semua ini merupakan pertanda dari Allah ta’ala bagi penduduk bumi akan
lahirnya penutup para rasul yang akan menghancurkan semua berhala yang
disembah selain Allah dan akan menyeru bangsa Parsi dan Rumawi untuk
menyembah Allah semata dan masuk ke dalam agamanya yang benar. Apabila
mereka menolak akan ia perangi bersama para pangikutnya. Lalu Allah
memenangkannya atas mereka dan ia sebarkan agama-Nya sebagai cahaya-Nya
di bumi. Dan inilah yang terjadi sebenarnya setelah Allah mengutus Rasul-Nya
Muhammad sollallohu ‘alaihi wa sallam.
Allah telah mengaruniakan bagi penutup rasul-Nya Muhammad sollallohu
‘alaihi wa sallam beberapa keistimewaan dari saudara-saudaranya para rasul
sebelumnya. Diantaranya :
Pertama; dia sebagai penutup para rasul sehingga tidak ada lagi seorang
rasulpun setelahnya.
Kedua; keumuman risalahnya untuk semua umat manusia. Maka seluruh
manusia adalah umat Muhammad. Siapa yang menaati dan mengikutinya
masuk surga dan siapa yang durhaka kepadanya masuk neraka. Sampai orang
yahudi dan nasrani turut diwajibkan mengikutinya. Siapa yang tidak mau
mengikuti dan beriman kepadanya maka ia telah kafir kepada Musa, Isa dan
seluruh nabi. Sedang Musa, Isa dan seluruh para nabi berlepas diri dari setiap
orang yang tak mau mengikuti Muhammad u. Karena Allah memerintahkan
mereka untuk menyampaikannya sebagai kabar gembira dan menyeru
umatnya untuk mengikutinya jika telah Allah bangkitkan. Dan dikarenakan
Diinul Al-Haq 16
agama yang Allah mengutus Muhammad dengannya adalah juga agama yang
Allah mengutus dengannya para nabi. Allah jadikan kesempurnaan dan
kemudahan agama pada masa rasul mulia penutup para rasul ini. Sehingga
tidak boleh seorangpun setelah diutusnya Muhammad memeluk agama selain
Islam yang Allah mengutus Muhammad dengannya. Karena ia merupakan
agama sempurna yang jadikan penghapus seluruh agama dan dikarenakan ia
sebagai agama hak yang akan terus terjaga.
Adapun yahudi dan nasrani merupakan agama yang telah diselewengkan
tidak sebagaimana lagi saat Allah turunkan. Jadi setiap muslim pengikut
Muhammad dianggap pula sebagai pengikut Musa, Isa dan seluruh para nabi.
Dan setiap yang keluar dari Islam dianggap telah kafir terhadap Musa, Isa dan
seluruh para nabi. Sekalipun ia mengaku sebagai pengikut Musa atau Isa !
Oleh sebab ini sejumlah ulama yahudi dan pendeta nasrani yang mau berfikir
dan bersikap obyektif segera mengimani Muhammad e dan masuk Islam.
Mukjizat-Mukjizat Rasul sollallohu ‘alaihi wa sallam :
Para ulama sejarah Rasul Muhammad sollallohu ‘alaihi wa sallam telah
menghitung mukjizat-mukjizat beliau yang membuktikan kebenaran risalahnya
mencapai lebih seribu mukjizat. Diantaranya :
1-Tanda kenabian yang ditumbuhkan oleh Allah di antara kedua
pundaknya, yaitu “Muhammad Rasulullah” dalam bentuk…
2-Awan menaunginya ketika berjalan di panas terik matahari musim
panas.
3-Batu bertasbih di tangannya dan pohon mengucapkan salam kepadanya.
4-Dia mengabarkan perkara-perkara ghaib yang akan terjadi di akhir
zaman. Dan sekarang telah terjadi sedikit demi sedikit sesuai yang dia
khabarkan.
Perkara-perkara ghaib yang terjadi sepeninggalnya penutup para rasul
Muhammad sollallohu ‘alaihi wa sallam hingga hari akhir nanti serta Allah
perlihatkan dan khabarkan kepadanya ini tertulis di kitab-kitab hadits, kitabkitab
tentang tanda-tanda hari Kiamat. Seperti; kitab “An Nihayah” karangan
Ibnu Katsir, kitab “Al Akhbar Al Musya’ah fi Asyrothi Saa’ah” (Berita-berita yang
tersebar mengenai tanda-tanda Kiamat) serta “Abwaabul Fitan wal Malahim” di
kitab-kitab hadits.
Mukjizat-mukjizat ini serupa dengan mukjizat nabi-nabi sebelumnya.
Hanya saja Allah mengistimewakan beliau dengan mukjizat yang bisa diterima
akal dan akan tetap langgeng sepanjang masa hingga usainya dunia, yang
belum pernah Allah berikan kepada nabi selainnya. Mukjizat tersebut adalah Al
Qur’an yang maha agung (kalam Allah), yang Allah telah jamin akan
menjaganya. Sehingga tidak ada satu tanganpun yang coba-coba hendak
merubahnya dapat menyentuhnya. Sekiranya seseorang berusaha merubah
satu hurufpun dari Al Qur’an pasti terbongkar. Inilah ratusan juta cetakan Al
Diinul Al-Haq 17
Qur’an ada di tangan kaum muslimin tidak ada perbedaan satu dengan yang
lain sekalipun satu huruf. Adapun cetakan Taurat dan Injil beraneka ragam
dan satu sama lain saling berbeda. Karena kaum yahudi dan nasrani telah
mempermainkan dan merubah-rubah keduanya ketika Allah menugaskan
mereka untuk menjaganya. Sedangkan Al Qur’an ini Allah tidak menyerahkan
kepada seorangpun selain-Nya untuk menjaganya. Sebagaimana Allah ta’ala
berfirman :
{ }
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya
kami benar-benar memeliharanya” (Al Hijr : 9)
Bukti Rasional dan Dalil dari Kalam Allah Ta’ala Bahwa Al Qur’an
Kalam Allah dan Muhammad Utusan Allah
Diantara bukti-bukti rasio yang membuktikan Al Qur’an kalam Allah ta’ala
dan Muhammad utusan Allah; bahwa Allah menantang kaum kafir Quraisy
ketika mereka mendustakan Muhammad sollallohu ‘alaihi wa sallam
sebagaimana orang-orang yang mendustakan nabi-nabi yang lain pada umatumat
dahulu. Mereka menyatakan : “Al Qur’an bukan kalam Allah”. Maka Allah
menantang mereka supaya membuat kitab serupa Al Qur’an. Mereka tidak
sanggup kendati Al Qur’an dengan bahasa mereka, kendati mereka manusia
paling fasih, dan kendati diantara mereka terdapat juru pidato, ahli-ahli
bahasa, para penyair jagoan. Kemudian Allah menantang mereka untuk
membuat sepuluh surat buatan saja semisal Al Qur’an, merekapun tidak
mampu. Kemudian Allah menantang mereka untuk membuat satu surat saja
yang serupa Al Qur’an, mereka pun tak sanggup pula. Kemudian Allah
mengungkapkan ketidaksanggupan mereka.
Seluruh umat jin dan manusia tidak akan sanggup membuat yang
serupa Al Qur’an sekalipun mereka saling bahu membahu. Allah ta’ala
berfirman ::
{ }
“Katakanlah sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat
yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi
sebagian lain” (Al Isra’ : 88)
Sekiranya Al Qur’an berasal dari ucapan Muhammad atau manusia lain,
pastilah para ahli bahasa yang lain mampu membuat yang serupa Al Qur’an.
Akan tetapi Al Qur’an itu kalam Allah ta’ala. Sedang keutamaan dan ketinggian
Diinul Al-Haq 18
kalam Allah atas perkataan manusia sebagaimana keutamaan Allah atas
manusia.
Disaat tidak ada satupun bandingan untuk Allah maka tidak ada yang
sebanding dengan kalam-Nya. Berdasarkan hal ini jelaslah bahwa Al Qur’an
adalah kalam Allah ta’ala dan Muhammad utusan Allah. Karena yang mampu
mengemban kalam Allah hanyalah utusan dari sisi-Nya. Allah ta’ala berfirman :
{ }
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara
kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi. Dan adalah Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al Ahzab : 40)
Allah ta’ala berfirman :
{ }
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Saba’ : 28)
Allah ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an :
{ }
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam” (Al Anbiya’ : 107)
Makna Ayat Secara Umum :
Pada ayat pertama, Allah ta’ala mengabarkan bahwa Muhammad sollallohu
‘alaihi wa sallam adalah sebagai utusan-Nya kepada seluruh manusia
sekaligus penutup nabi-nabi-Nya sehingga tidak ada lagi nabi sepeninggalnya.
Allah mengabarkan bahwa Dia memilih Muhammad untuk mengemban risalah-
Nya dan menjadi penutup bagi rasul-rasul-Nya. Karena Allah mengetahui
bahwa Muhammad lah yang paling layak di antara manusia untuk mengemban
tugas itu.
Pada ayat lain Allah ta’ala mengabarkan bahwa Dia mengutus rasul-Nya,
Muhammad kepada seluruh lapisan manusia, baik kulit putih atau kulit hitam,
Arab maupun non Arab. Dia mengabarkan bahwa mayoritas manusia tidak
mengetahui kebenaran. Oleh karenanya mereka sesat dan kafir karena tidak
mengikuti Muhammad.
Diinul Al-Haq 19
Pada ayat ketiga Allah berbicara kepada Rasul-Nya Muhammad sollallohu
‘alaihi wa sallam. Allah mengabarkan kepada beliau bahwa Dia mengutusnya
untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Jadi beliaulah sebagai manifestasi
rahmat Allah yang dikaruniakan-Nya kepada manusia berkat kemurahan-Nya.
Siapa mengimani dan mengikutinya berarti ia telah menerima rahmat Allah
dan baginya surga. Sedang siapa yang tidak mengimani Muhammad dan tidak
mau mengikutinya, berarti ia telah menolak rahmat Allah dan berhak
mendapat siksa pedih di neraka.
Panggilan Untuk Beriman Kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad
sollallohu ‘alaihi wa sallam
Oleh karenanya, kami menyeru anda –wahai orang berakal- untuk beriman
kepada Allah sebagai Robb dan Rasul-Nya Muhammad sebagai utusan-Nya.
Kami menyeru anda untuk mengikutinya dan berbuat menurut syari’atnya
yang Allah embankan kepada Muhammad. Itulah agama Islam yang sumbernya
adalah Al Qur’an yang agung (kalam Allah) serta hadits-hadits penutup para
rasul, Muhammad sollallohu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan darinya.
Sebab Allah telah menjaganya dari kesalahan sehingga tidaklah ia memerintah
melainkan dengan titah Allah dan tidaklah melarang melainkan apa yang Allah
larang. Untuk itu katakanlah dari lubuk hatimu : “Aku beriman bahwa hanya
Allah Robb dan sesembahanku” dan katakan pula : “Aku beriman bahwa
Muhammad utusan Allah dan aku akan mengikutinya”. Sebab hanya dengan
itulah anda bisa selamat. Semoga Allah menunjukkan saya dan anda kepada
kebahagiaan dan keselamatan. Amin
Pasal Ketiga
Mengenal Diinul Haq (Islam)
Jika anda telah mengenal bahwa Allah ta’ala Dialah Robbmu yang telah
menciptakan dan memberimu rizki. Dialah satu-satu-Nya sesembahan yang
hak yang tiada sekutu bagi-Nya dimana wajib bagi anda beribadah kepada-Nya
semata. Dan anda mengenal bahwa Muhammad adalah utusan Allah kepada
anda serta kepada seluruh manusia. Maka ketahuilah bahwa keimananmu
kepada Allah ta’ala dan kepada Rasul-Nya Muhammad sollallohu ‘alaihi wa
sallam tidak sah melainkan jika anda juga mengenal agama Islam, mengimani
serta mengamalkannya. Sebab itulah agama yang Allah ta’ala ridhoi dan
diperintahkan-Nya kepada seluruh rasul-Nya serta diutuskannya kepada
penutup rasul-rasul Muhammad sollallohu ‘alaihi wa sallam untuk seluruh
manusia dan diwajibkan kepada mereka mengamalkannya.
Definisi Islam
Diinul Al-Haq 20
Bersabda penutup rasul-rasul dan utusan Allah kepada seluruh
manusia :
“Islam adalah engkau bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah
secara hak melainkan Allah dan Muhammad utusan Allah, menegakkan sholat,
menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Romadhon dan haji ke Baitullah jika
engkau mampu” (Muttafaq ‘Alaih)
Islam adalah agama universal yang Allah perintahkan kepada seluruh
manusia dan diimani rasul-rasul-Nya. Mereka telah menyatakan keislaman
mereka kepada Allah. Allah telah nyatakan bahwa Islam itulah agama yang
benar dan Allah tidak akan menerima dari siapapun agama selainnya. Allah
ta’ala berfirman:
{  }
“Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah hanyalah Islam” (Ali
Imron : 19)
Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) darinya. Dan dia di akhirat termasuk orangorang
yang rugi” (Ali Imran : 85)
Makna Umum Kedua Ayat :
Allah ta’ala mengabarkan bahwa agama yang diterima di sisi-Nya hanyalah
Islam. Pada ayat lain Allah mengabarkan bahwa Dia tidak akan menerima dari
siapapun agama selain agama Islam. Orang-orang yang bahagia setelah mati
hanyalah orang-orang Islam saja. Sedang orang-orang yang mati dalam
keadaan tidak beragama Islam merugi di kampung akhirat serta disiksa di
neraka.
Oleh karena ini, seluruh para nabi menyatakan keislaman mereka
kepada Allah sekaligus mereka menyatakan berlepas diri dari siapa saja yang
tidak mau masuk Islam. Siapa saja dari kalangan yahudi dan nasrani yang
ingin selamat dan bahagia maka silahkan masuk Islam dan mengikuti Rasul
agama Islam, Muhammad sollallohu ‘alaihi wa sallam sehingga ia benar-benar
Diinul Al-Haq 21
menjadi pengikut Musa dan Isa ‘alaihimassalam. Karena Musa, Isa,
Muhammad dan seluruh utusan Allah adalah orang Islam. Mereka semua
menyeru kepada Islam sebab itulah agama Allah yang diembankan-Nya kepada
mereka. Tidak sah bagi siapa saja yang hidup setelah diutusnya penutup para
rasul, Muhammad sollallohu ‘alaihi wa sallam hingga berakhirnya dunia, tidak
sah baginya menamakan diri sebagai seorang muslim (menyerah) kepada Allah
dan tidak akan Allah terima pengakuannya ini melainkan jika ia mengimani
Muhammad sebagai utusan (rasul) yang datang dari Allah, mengikutinya dan
mengamalkan Al Qur’an yang diturunkan oleh Allah kepadanya. Allah ta’ala
berfirman :
[ ]
“Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu” Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Ali Imran : 31)
Makna Ayat Secara Umum :
Allah memerintahkan rasul-Nya Muhammad supaya mengatakan kepada
orang yang mengaku mencintai Allah : “Jika kalian benar-benar mencintai
Allah maka ikutilah aku niscaya Allah mencintai kalian. Sebab Allah tidak akan
mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian melainkan jika kalian
mengimani rasul-Nya, Muhammad dan mengikutinya.
Agama Islam yang Allah embankan kepada rasul-Nya Muhammad
sollallohu ‘alaihi wa sallam untuk seluruh manusia ini adalah agama Islam
yang sempurna, universal lagi penuh toleran, yang telah Allah sempurnakan
dan Allah ridhoi sebagai agama bagi hamba-Nya dan tidak Dia terima dari
mereka agama apapun selainnya. Agama Islam inilah yang diberitakan sebagai
kabar gembira dan diimani oleh para nabi.
Allah ta’ala beriman :
[ ]
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agama
bagimu” (Al Maidah : 3)
Makna Ayat Secara Umum :
Diinul Al-Haq 22
Allah Ta’ala memberitahukan pada ayat mulia yang diturunkan-Nya
kepada penutup para rasul, Muhammad sollallohu ‘alaihi wa sallam ini dimana
beliau bersama kaum muslimin sedang mengerjakan wukuf di Arofah di
Makkah saat haji Wada’, mereka bermunajat dan berdoa kepada Allah.
Peristiwa tersebut terjadi di akhir kehidupan Rasul Muhammad setelah Allah
memenangkan beliau, Islam tersebar luas dan Al Qur’an telah turun sempurna.
Allah mengabarkan bahwa Dia telah menyempurnakan untuk kaum
muslimin agamanya, dan telah menyempurnakan atas mereka nikmat-Nya
yaitu dengan diutusnya Rasul Muhammad sollallohu ‘alaihi wa sallam dan
diturunkan-Nya Al Qur’an yang agung kepada beliau. Allah mengabarkan
bahwa Dia telah meridhoi Islam jadi agama bagi mereka yang tidak akan Dia
murkai selamanya dan tidak akan Dia terima dari siapapun agama selainnya.
Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Islam yang diembankan-Nya kepada
Rasul-Nya Muhammad untuk seluruh manusia merupakan agama yang
sempurna, universal lagi relevan untuk setiap zaman, tempat dan umat. Islam
merupakan agama yang penuh ilmu, kemudahan, keadilan dan kebaikan.
Islam merupakan konsep yang jelas, sempurna dan lurus untuk segala bidang
kehidupan. Islam merupakan agama dan negara, didalamnya terdapat konsep
yang benar untuk perundang-undangan, pengadilan, politik, sosial, ekonomi
dan apa saja yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan mereka di dunia.
Agama Islam inilah yang didalamnya terdapat kebahagian mereka di kehidupan
akhirat setelah mati.
Rukun Islam
Islam yang sempurna yang diembankan oleh Allah sebagai misi kepada
Rasul-Nya Muhammad sollallohu ‘alaihi wa sallam dibangun di atas lima
pondasi. Seseorang tidak akan menjadi muslim sebenarnya sampai ia beriman
kepada lima pondasi tersebut sekaligus menjalankannya. Yaitu :
1-Bersaksi tidak ada Ilah yang berhak disembah secara hak melainkan
Allah semata dan Muhammad adalah utusan Allah
2-Menegakan sholat
3-Menunaikan zakat
4-Berpuasa bulan Romadhon
5-Menjalankan haji ke Baitullah Haram jika mampu
Rukun pertama : Bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah secara
hak melainkan Allah dan Muhammad utusan Allah.
Syahadat (persaksian) ini memiliki makna yang harus diketahui seorang
muslim berikut diamalkannya. Adapun orang yang mengucapkannya secara
lisan namun tidak mengetahui maknanya dan tidak mengamalkannya maka
tidak ada manfaat sama sekali dengan syahadatnya. Makna “la ilaha Illallah”
Diinul Al-Haq 23
yaitu; tidak yang berhak diibadahi secara hak di bumi maupun di langit
melainkan Allah semata. Dialah ilah yang hak sedang ilah (sesembahan) selain-
Nya adalah batil. Sedang Ilah maknanya ma’bud (yang diibadahi).
Orang yang beribadah kepada selain Allah adalah kafir dan musyrik
terhadap Allah sekalipun yang dia sembah itu seorang nabi atau wali.
Sekalipun ia beralasan supaya bisa mendekatkan diri kepada Allah ta’ala dan
bertawasul kepadanya. Sebab orang-orang musyrik yang dulu memerangi Rasul
e, mereka tidak menyembah para nabi dan wali melainkan dengan memakai
alasan ini. Akan tetapi itu merupakan alasan batil lagi tertolak. Sebab
mendekatkan diri kepada Allah ta’ala dan bertawasul kepada-Nya tidak boleh
dengan cara menyelewengkan ibadah kepada selain Allah. Melainkan hanya
dengan menggunakan nama-nama dan sifat-Nya, dengan perantaraan amal
sholeh yang diperintahkan-Nya seperti sholat, shodaqah, dzikir, puasa, jihad,
haji, bakti kepada orang tua serta lainnya, demikian pula dengan perantara
doanya seorang mukmin yang masih hidup dan hadir dihadapannya ketika
mendoakan.
Ibadah beraneka ragam :
Diantaranya doa: yaitu memohon kebutuhan dimana hanya Allah yang
mampu melakukannya seperti menurunkan hujan, menyembuhkan orang
sakit, menghilangkan kesusahan yang tidak mampu dilakukan oleh makhluk.
Seperti pula memohon surga dan selamat dari neraka, memohon keturunan,
rizki, kebahagiaan dan sebagainya.
Semua ini tidak boleh dimohonkan kecuali kepada Allah. Siapa yang
memohon hal itu kepada makhluk baik masih hidup atau sudah mati berarti ia
telah menyembahnya. Allah ta’ala berfirman memerintahkan hamba-hamba-
Nya supaya berdoa hanya kepada-Nya berikut mengabarkan bahwa doa itu
satu bentuk ibadah. Siapa yang menujukannya kepada selain Allah maka ia
termasuk penghuni neraka. “Dan Robmu berfirman :
[ ]
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (yakni berdoa
kepada-Ku) akan masuk neraka dalam keadaan hina dina” (Al Mukmin : 60)
Allah ta’ala berfirman mengabarkan bahwa semua yang diseru selain
Allah tidak memiliki manfaat atau madhorot untuk seorangpun sekalipun yang
diseru itu nabi-nabi atau para wali.
[ ]
Diinul Al-Haq 24
“Katakanlah : “Panggilah mereka yang kamu anggap (Robb) selain Allah,
maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya
darimu dan tidak pula memindahkannya” (Al Isra’ : 56)
Allah ta’ala berfirman:
[ ]
: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka
janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping menyembah
Allah” (Jin : 18)
Diantara macam ibadah : Menyembelih binatang, bernadzar dan
mempersembahkan hewan kurban.
Tidak sah seseorang bertaqarrub dengan cara menyembelih binatang
atau mempersembahkan hewan kurban atau bernadzar kecuali hanya
ditujukan kepada Allah semata. Barangsiapa menyembelih karena selain Allah
seperti orang yang menyembelih demi kuburan atau jin berarti ia telah
menyembah selain Allah dan berhak mendapat laknat-Nya.
Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Katakanlah : “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku
hanyalah untuk Allah, Robb seemesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan
demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)” (Al An’am : 162-163)
Rasul e bersabda :
.
“Allah melaknat orang yang menyembelih demi selain Allah” hadits shohih
diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Jika seseorang berkata: “Demi si fulan saya bernadzar jika saya
memperoleh ini, saya akan bersedekah sekian atau saya akan berbuat
demikian”. Nadzar seperti ini merupakan syirik kepada Allah sebab ia
bernadzar kepada makhluk. Sedang nadzar itu satu bentuk ibadah tidak boleh
Diinul Al-Haq 25
dilakukan kecuali ditujukan hanya kepada Allah. Adapun nadzar yang
dibolehkan adalah; berkata : “Demi Allah saya bernadzar akan bersedekah
sekian atau berbuat ketaatan demikian, jika saya memperoleh demikian”
Diantara bentuk ibadah : Istighotsah (memohon bantuan), istianah
(memohon pertolongan) dan istiadzah (memohon perlindungan).
Tidak ada yang boleh dimintai bantuan ataupun pertolongan ataupun
perlindungan kecuali Allah saja. Allah ta’ala berfirman dalam Al Qur’an Al
karim :
[ ]
“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon
pertolongan” (Al Fatihah : 4)
Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai Subuh, dari
kejahatan makhluk-Nya” (Al Falaq:1-2)
Rasul e bersabda :
“Tidak boleh beristighotsah (memohon bantuan) kepadaku. Yang boleh
dimohoni bantuan hanyalah Allah saja” (Hadits shohih diriwayatkan oleh Imam
Thobrani)
Rasul e bersabda :
“Jika kamu memohon maka memohonlah kepada Allah dan jika kamu minta
tolong maka mintalah pertolongan kepada Allah” (Hadits shohih diriwayatkan
oleh Tirmidzi)
Orang yang masih hidup dan hadir boleh dimintai bantuan dan
pertolongan pada perkara yang mampu ia lakukan saja. Adapun minta
perlindungan maka yang boleh dimintai perlindungan hanya Allah. Sedang
Diinul Al-Haq 26
orang mati atau tidak ada tidak boleh dimintai bantuan maupun pertolongan
sama sekali. Karena ia tidak memiliki apa-apa sekalipun ia adalah seorang
Nabi, Wali atau Malaikat.
Tidak ada yang mengetahui perkara ghaib melainkan Allah saja. Maka
siapa yang mendakwakan dirinya mengetahui perkara ghaib berarti ia kafir dan
wajib didustakan. Sekalipun ia meramal sesuatu lalu benar terjadi maka hal itu
hanya bersifat kebetulan. Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa mendatangi
dukun atau peramal lalu mempercayai apa yang dikatakannya maka ia telah
kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad" (Diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dan hakim).
Diantara bentuk ibadah : Tawakal, Roja (berharap) dan Khusyu'.
Manusia tidak boleh bertawakal selain kepada Allah, tidak boleh berharap
selain kepada Allah, dan tidak boleh khusyu' melainkan kepada Allah semata.
Sangat disayangkan mayoritas orang-orang yang mengaku beragama Islam
menyekutukan Allah. Mereka berdoa kepada selain Allah baik berupa orangorang
yang masih hidup lagi diagungkan atau kepada penghuni kubur.
Melakukan thowaf di kuburan mereka dan meminta dipenuhi hajatnya kepada
mereka. Ini merupakan bentuk peribadatan kepada selain Allah dimana
pelakunya bukan lagi disebut sebagai seorang muslim sekalipun mengaku
Islam, mengucapkan la ila illallah Muhammad rasulullah, mengerjakan sholat,
berpuasa dan bahkan haji ke baitullah.
Allah ta'ala berfirman :
[ ]
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi)
yang sebelummu: "Jika kamu menyekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah
amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi" (Az Zumar : 65)
Allah ta'ala berfirman :
[ ]
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka
pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidak
ada bagi orang-orang yang zalim itu seorang penolongpun" (Al Maidah : 72)
Allah ta'ala memerintahkan Rasul-Nya Muhammad SAW supaya
menyatakan kepada manusia :
Diinul Al-Haq 27
[ ]
"katakanlah : "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu,
yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Robb kamu itu adalah
Robb Yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Robbnya maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada-Nya" (Al Kahfi : 110)
Orang-orang bodoh itu telah tertipu dengan ulama' jahat lagi sesat yang
hanya sekedar tahu sebagian cabang-cabang ilmu namun bodoh terhadap
tauhid yang merupakan pondasi agama. Jadilah mereka menyeru kepada
kesyirikan karena memang tidak memahami maknanya dengan label ‘syafaat
dan wasilah’. Alasan mereka mengenai hal itu hanya berupa ta'wil-ta'wil salah
terhadap nash-nash dan hadits-hadits yang didustakan atas nama Rasulullah e
baik dulu maupun sekarang, kisah-kisah dan mimpi yang dirasuki syaitan
serta berbagai bentuk kesesatan semisal itu yang mereka kumpulkan di bukubuku
mereka dalam rangka membenarkan peribadatan mereka kepada selain
Allah demi mengikuti syaitan dan hawa nafsu serta taklid buta kepada nenek
moyang sebagaimana kondisi orang-orang musyrik dulu.
Wasilah yang Allah perintahkan kita untuk mencarinya dalam firman Allah
U :
[ ]
“Dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya” (Al Maidah : 35)
adalah amal-amal shaleh yang berupa mentauhidkan Allah, sholat, sedekah,
puasa, haji, jihad, amar ma’ruf nahi mungkar, menyambung tali silaturrahmi
dan semisalnya. Adapun berdoa kepada orang-orang mati dan meminta
bantuan kepada mereka ketika menghadapi kesulitan maka ini merupakan
peribadatan kepada mereka selain Allah.
Syafaat para nabi, wali dan selain mereka dari kalangan kaum muslimin
yang diijinkan Allah untuk memberi syafaat adalah kebenaran yang harus kita
imani. Akan tetapi syafaat tersebut tidak boleh diminta dari orang-orang mati.
Karena syafaat itu hak Allah yang tidak bisa diperoleh seorangpun melainkan
atas ijin-Nya. Maka seorang yang bertauhid kepada Allah meminta syafaat
kepada Allah ta’ala dengan mengatakan : “Ya Allah, ijinkanlah Rasul-Mu dan
hamba-hamba-Mu yang shaleh untuk memberi syafaat kepadaku”. Dan tidak
boleh mengatakan : “Wahai Fulan, berilah aku syafaat” karena ia sudah mati.
Sedangkan orang mati tidak boleh dimintai sesuatupun selamanya. Allah ta’ala
berfirman :
Diinul Al-Haq 28
[ ]
“Katakanlah : “Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-
Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan”
(Az Zumar : 44)
Termasuk bid’ah haram yang menyelisihi Islam dan dilarang oleh
Rasulullah e dalam hadits-hadits shohih di kitab Shohih Bukhori dan Muslim
serta kitab-kitab Sunan; yaitu membangun masjid di atas kuburan dan
menaruh di atasnya lampu, membuat bangunan di atasnya dan menulisinya,
membikin tabir di atasnya serta sholat di kuburan. Semua ini dilarang oleh
Rasul e karena termasuk sebab terbesar disembahnya orang-orang yang ada di
dalam kuburan.
Berdasarkan hal ini jelaslah bahwa diantara bentuk kesyirikan kepada
Allah apa yang diperbuat orang-orang bodoh di banyak negara, seperti kuburan
Badawi dan Sayyidah Zainab di Mesir, kuburan Abdul Qadir Jailani di Iraq,
kuburan orang-orang yang dianggap Ahli Bait –radliyallahu anhum- di daerah
Najf dan Karbala di Iraq serta kuburan-kuburan lain di banyak negara yang
dikerjakan thowaf di sekelilingnya, dimintai hajat kepada penghuninya serta
diyakini dapat memberi manfaat dan madhorot.
Jelaslah akibat perbuatan mereka ini, mereka menjadi orang-orang
musyrik lagi sesat sekalipun mereka mengaku Islam, mengerjakan sholat,
puasa, haji ke baitullah dan mengucapkan La Ilaha Illallah Muhammadu
Rasulullah. Sebab orang yang mengucapkan La Ilaaha Illallah Muhammadu
Rasulullah tidak dianggap sebagai orang yang mentauhidkan Allah sampai ia
mengetahui makna sekaligus mengaplikasikannya sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya. Adapun orang non muslim maka ia masuk Islam mulamula
dengan mengucapkan kalimat syahadat tersebut lalu disebut seorang
muslim sampai nampak darinya perbuatan yang menafikan syahadatnya
dimana ia tetap dalam kesyirikan sebagaimana orang-orang bodoh itu atau ia
mengingkari suatu kewajiban Islam setelah ia tahu atau ia meyakini suatu
ajaran yang menyelisihi agama Islam.
Para nabi dan wali berlepas diri dari orang yang berdoa dan meminta
bantuan kepada mereka. Karena Allah ta’ala mengutus rasul-rasul-Nya dalam
rangka supaya menyeru manusia untuk beribadah kepada-Nya saja berikut
meninggalkan peribadatan kepada selain-Nya entah itu seorang nabi, wali atau
yang lain.
Mencintai Rasul e dan para wali pengikut beliau bukan dengan cara
menyembah mereka karena peribadatan kepada mereka berarti memusuhi
mereka. Akan tetapi mencintai mereka adalah dengan cara meneladani mereka
dan meniti di atas jalannya. Seorang muslim yang benar mencintai para nabi
dan wali namun tidak menyembah mereka. Kita meyakini bahwa mencintai
Diinul Al-Haq 29
Rasul e adalah wajib kita dahulukan di atas kecintaan terhadap diri sendiri,
keluarga, anak dan manusia seluruhnya.
Firqoh Najiyah :
Kaum muslimin itu banyak dalam kwantitas namun sebenarnya sedikit.
Sedang kelompok-kelompok yang menisbahkan diri kepada Islam sangat
banyak mencapai 73 golongan. Jumlah kaum muslimin satu milyar lebih. Akan
tetapi golongan Islam yang sebenarnya hanya satu yaitu yang mentauhidkan
Allah ta’ala dan meniti di atas jalan Rasulullah e dan sahabatnya dalam
perkara akidah dan amal shaleh. Sebagaimana hal itu telah dikabarkan oleh
Rasul e dengan sabdanya
: “Kaum yahudi terpecah menjadi 71 golongan, kaum nasrani terpecah
menjadi 72 golongan sedang umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan,
semuanya di neraka kecuali satu” Para sahabat berkata: “Siapa golongan yang
satu itu wahai Rasulullah e? Beliau bersabda : “Yaitu yang berada di atas
sebagaimana yang aku dan sahabatku lalui hari ini” Diriwayatkan Bukhari dan
Muslim.
Sedang jalan yang dilalui nabi e dan sahabatnya adalah meyakini makna
La Ilaha Illallah Muhammadu rasulullah berikut mengaplikasikannya dengan
hanya berdoa kepada Allah semata, menyembelih binatang dan bernadzar
hanya karena Allah, mohon bantuan, pertolongan dan perlindungan hanya
kepada Allah. Meyakini yang memberi manfaat dan madhorot hanya Allah
semata, menunaikan rukun-rukun Islam dengan mengikhlaskan niat karena-
Nya semata. Membenarkan adanya malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul,
kebangkitan setelah mati, hisab (penghitungan amal), surga dan neraka, taqdir
yang baik dan yang buruk semuanya dari Allah ta’ala. Juga berhukum kepada
Al Qur’an dan Sunnah dalam semua sektor kehidupan dan rela dengan
keputusan-Nya, loyalitas kepada wali-wali Allah sebaliknya memberikan sikap
permusuhan terhadap musuh-musuh-Nya, berdakwah kepada Allah, berjihad
di jalan-Nya dan berkumpul demi itu, mendengar dan taat terhadap pemimpin
muslim jika memerintahkan yang ma’ruf, mengatakan kebenaran dimanapun
mereka berada.
Begitu pula mencintai istri-istri dan keluarga Nabi serta mengurusinya,
mencintai sahabat Rasulullah, mendahulukan mereka sesuai tingkat
keutamaannya, meridhoi mereka semua, menahan dari membicarakan
sengketa antara mereka, tidak mempercayai tuduhan kaum munafik terhadap
sebagian sahabat. Itulah tuduhan yang mereka maksudkan untuk memecah
Diinul Al-Haq 30
belah kaum muslimin dan karenanya terperdaya sebagian ulama dan ahli
sejarah sehingga mereka tulis di buku-buku karangan mereka berdasarkan
niat baik padahal hal ini suatu kesalahan.
Mereka yang mengaku dari kalangan Ahli Bait (keluarga rasul) dan
menyebut dirinya para Sayyid hendaknya mereka mengoreksi kembali
kebenaran nasab (garis keturunan) mereka. Karena Allah melaknat orang yang
menisbahkan nasab keturunannya kepada bukan bapaknya. Dan jika garis
keturunan mereka memang benar maka hendaknya mereka meneladani Rasul
dan keluarganya dalam memurnikan tauhid kepada Allah semata,
meninggalkan kemaksiyatan dan tidak rela dengan penghomatan manusia
kepada mereka, diciumi lutut dan kaki mereka. Janganlah mereka
membedakan diri dari saudara-saudara mereka kaum muslimin dengan
pakaian khusus. Karena semua itu menyelisihi apa yang ada pada Rasul
sedang beliau berlepas diri darinya. Yang paling mulia di sisi Allah adalah yang
paling bertaqwa.
Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam atas Nabi kita Muhammad
dan keluarganya.
Hukum dan Syariat Hak Preogatif Allah
Diantara makna La Ilaaha Illallah yang harus diyakini dan diapliakasikan
dalam kehidupan adalah bahwa hukum dan membuat syariat adalah hak
preogatif Allah. Tidak boleh seorangpun manusia membuat undang-undang
menyelisihi syariat Allah dalam perkara apapun. Seorang muslim juga tidak
boleh memutuskan hukum tidak menurut apa yang Allah turunkan dan tidak
boleh rela dengan hukum yang menyelisihi syariat Allah. Tidak boleh
seorangpun menghalalkan apa yang Allah haramkan atau sebaliknya
mengharamkan apa yang Allah halalkan. Siapa yang sengaja melakukan itu
atau rela dengannya berarti ia kafir kepada Allah. Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Barangsiapa yang tidak memutuskan hukum menurut apa yang Allah
turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir” (Al Maidah : 44).
Tugas Rasul yang diembankan oleh Allah kepada mereka adalah menyeru
manusia kepada kalimat tauhid (La Ilaaha Illallah), mengaplikasikan
tuntutannya yaitu beribadah kepada Allah saja serta keluar dari peribadatan
kepada makhluk dan undang-undangnya menuju peribadatan kepada Sang
Khalik dan syariat-Nya saja tanpa sekutu.
Siapa yang membaca Al Qur’an dengan penuh tadabur dan menjauhi
taklid buta pasti akan mendapati bahwa apa yang telah kami jelaskan tadi
benar adanya. Dia akan dapati bahwa Allah telah membatasi hubungan antara
Diinul Al-Haq 31
manusia dengan-Nya dan antara sesama. Allah menjadikan hubungan
hamba-Nya yang mukmin dengan-Nya yaitu beribadah kepada Allah dengan
seluruh macam ibadah sehingga tidak boleh sedikitpun ditujukan kepada
selain-Nya. Allah menjadikan hubungan antara manusia dengan para nabi dan
hamba-hamba-Nya yang sholeh yaitu mencintai mereka dengan kecintaan yang
lahir dari kecintaan kepada Allah berikut meneladani mereka. Allah
menjadikan hubungan hamba dengan musuh-musuh-Nya yaitu dengan
memberikan sikap kebencian terhadap mereka karena Allah membenci mereka.
Selain itu pula supaya hamba menyeru mereka kepada Islam. Menjelaskan
Islam kepada mereka barangkali mereka mendapatkan petunjuk. Dan supaya
kaum muslimin memerangi mereka jika mereka menolak Islam dan menolak
untuk tunduk terhadap hukum Allah sampai tidak ada lagi fitnah dan agama
seluruhnya milik Allah. Inilah makna kalimat tauhid (La Ilaaha Illallah) yang
harus diketahui seorang muslim dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
supaya menjadi muslim sebenarnya.
Makna Syahadat “Muhammad Rasulullah”
Makna syahadat “Muhammad Rasulullah” adalah anda mengetahui dan
meyakini bahwa Muhammad utusan Allah kepada seluruh manusia, dia
seorang hamba biasa yang tidak boleh disembah, sekaligus rasul yang tidak
boleh didustakan. Akan tetapi harus ditaati dan diikuti. Siapa yang menaatinya
masuk surga dan siapa yang mendurhakainya masuk neraka. Selain itu anda
juga mengetahui dan meyakini bahwa sumber pengambilan syariat sama saja
apakah mengenai syiar-syiar ibadah ritual yang diperintahkan Allah maupun
aturan hukum dan syariat dalam segala sector maupun mengenai keputusan
halal dan haram. Semua itu tidak boleh kecuali lewat utusan Allah yang bisa
menyampaikan syariat-Nya. Oleh karena itu seorang muslim tidak boleh
menerima satu syariatpun yang datang bukan lewat Rasul e. Allah ta’ala
berfirman :
[ ]
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah” (Al Hasyr : 7).
Allah ta’ala juga berfirman :
[ ]
Diinul Al-Haq 32
“Maka demi Robbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan,
kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan
yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuh hati” (An Nisa’ : 65)
Makna kedua ayat :
Pada ayat pertama Allah memerintahkan kaum muslimin supaya menaati
Rasul-Nya Muhammad e pada seluruh yang diperintahkannya dan berhenti dari
seluruh yang dilarangnya. Karena beliau memerintah hanyalah berdasarkan
dengan perintah Allah dan melarang berdasar larangan-Nya.
Pada ayat kedua Allah bersumpah dengan diri-Nya yang suci bahwa sah
iman seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya hingga ia mau berhukum kepada
Rasul dalam perkara yang diperselisihkan antara dia dengan orang lain,
kemudian ia puas keputusannya dan menerima dengan sepenuh hati. Rasul e
bersabda :
“Barangsiapa mengerjakan suatu amal yang tidak ada contohnya dari
urusan kami maka ia tertolak” Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya.
Seruan :
Jika anda telah mengetahui makna ‘La Ilaaha Illallah Muhammadu
Rasulullah’ dan anda telah mengetahui syahadat ini merupakan pintu Islam
dan pondasi dibangunnya Islam. Untuk itu ucapkanlah dari lubuk hati anda
secara tulus karena Allah : “Saya bersaksi tidak ada Illah yang berhak
disembah secara hak melainkan Allah dan saya bersaksi Muhammad utusan
Allah” lalu aplikasikanlah makna syahadat ini supaya anda memperoleh
kebahagiaan di dunia dan akhirat dan supaya anda selamat dari azab Allah
setelah mati.
Ketahuilah bahwa diantara tuntutan syahadat ‘La Ilaaha Illallah
Muhammadu Rasulullah’ adalah menjalankan sisa rukun Islam yang lain.
Karena Allah mewajibkan rukun-rukun ini kepada seorang muslim supaya ia
beribadah kepada-Nya dengan menjalankan rukun-rukun tersebut secara
benar dan tulus ikhlas karena-Nya semata. Siapa meninggalkan salah satu
rukun tersebut tanpa alasan yang dibenarkan syar’iat berarti ia telah
mengurangi makna ‘La Ilaaha Illallah’ dan syahadatnya dianggap tidak sah.
Rukun Islam Kedua ; Sholat
Ketahuilah bahwa rukun Islam kedua adalah sholat; yaitu sholat lima
waktu sehari semalam yang Allah syariatkan untuk menjadi sarana interaksi
antara Allah dengan seorang muslim dimana ia bermunajat dan berdoa kepada-
Nya. Juga untuk menjadi sarana pencegah bagi seorang muslim dari perbuatan
keji dan mungkar sehingga ia memperoleh kedamaian jiwa dan badan yang
dapat membahagiakannya di dunia dan akhirat.
Diinul Al-Haq 33
Allah mensyariatkan dalam sholat suci badan, pakaian, dan tempat
yang digunakan untuk sholat. Maka seorang muslim membersihkan diri
dengan air suci dari semua barang najis seperti air kecil dan besar dalam
rangka mensucikan badannya dari najis lahir dan hatinya dari najis batin.
Sholat merupakan tiang agama. Ia sebagai rukun terpenting Islam
setelah dua kalimat syahadat. Seorang muslim wajib memeliharanya semenjak
usia baligh (dewasa) hingga mati. Ia wajib memerintahkannya kepada keluarga
dan anak-anaknya semenjak usia tujuh tahun dalam rangka membiasakannya.
Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman” (An Nisa: 103)
Allah juga berfirman :
[ ]
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus,
dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat dan demikian
itulah agama yang lurus” (Al Bayyinah : 5)
Makna Umum Kedua Ayat ;
Pada ayat pertama Allah mengkhabarkan bahwa sholat merupakan
kewajiban yang sangat ditegaskan atas orang-orang mukmin. Mereka wajib
menunaikannya tepat pada waktunya yang telah ditentukan.
Pada ayat kedua Allah U mengkhabarkan bahwa perkara yang Allah
titahkan kepada manusia dan Dia ciptakan mereka dalam rangka perkara
tersebut adalah supaya mereka menyembah-Nya semata dan memurnikan
ibadah mereka kepada-Nya, mendirikan sholat dan menunaikan zakat kepada
orang-orang yang berhak menerima.
Sholat wajib bagi seorang muslim dalam kondisi apapun hingga pada
kondisi ketakutan dan sakit. Ia menjalankan sholat sesuai kemampuannya
baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring hingga sekalipun tidak
mampu kecuali sekedar dengan isyarat mata atau hatinya maka ia boleh sholat
dengan isyarat. Rasul e mengkhabarkan bahwa orang yang meninggalkan
sholat itu bukanlah seorang muslim entah laki atau perempuan. Beliau
bersabda :
Diinul Al-Haq 34
[ ]
“Perjanjian antara kami dengan mereka adalah sholat. Siapa yang
meninggalkannya berarti telah kafir” Hadits shohih.
Sholat lima waktu itu adalah sholat Fajar, sholat Dhuhur, sholat Ashar,
sholat Isya’, sholat Maghrib dan sholat Isya’.
Waktu sholat fajar dimulai dari munculnya mentari pagi di Timur dan
berakhir saat terbit matahari. Tidak boleh menunda sampai akhir waktunya.
Waktu sholat Dhuhur dimulai dari condongnya matahari hingga sesuatu
sepanjang bayang-bayangnya. Waktu sholat Ashar dimulai setelah habisnya
waktu Dhuhur hingga matahari menguning dan tidak boleh menundanya
hingga akhir waktu. Akan tetapi ditunaikan selama matahari masih putih
cerah. Waktu Maghrib dimulai setelah terbenamnya matahari dan berakhir
dengan lenyapnya senja merah dan tidak boleh ditunda hingga akhir waktunya.
Sedang waktu sholat Isya’ dimulai setelah habisnya waktu maghrib hingga
akhir malam dan tidak boleh ditunda setelah itu.
Seandainya seorang muslim menunda-nunda sekali sholat saja dari
ketentuan waktunya hingga keluar waktunya tanpa alasan yang dibenarkan
syariat diluar keinginannya maka ia telah melakukan dosa besar. Ia harus
bertaubat kepada Allah dan tidak mengulangi lagi.
Hukum-hukum sholat :
Pertama; suci. Sebelum seorang muslim memasuki sholatnya harus
bersuci dahulu. Ia bersihkan dua lobang pertama-tama jika sebelumnya ia
kencing atau berak kemudian berwudhu.
Wudhu; ia meniatkan dalam hatinya untuk bersuci tanpa melafadzkan
niat. Karena Allah Maha Mengetahui dirinya dan Rasul e sendiri tidak pernah
melafadzkannya. Kemudian membaca ‘Bismillah’ lalu berkumur-kumur dan
menghirup air ke hidung dan mengeluarkannya. Membasuh seluruh mukanya.
Kemudian membasuh kedua tangan hingga lengan dimulai dari tangan kanan.
Kemudian mengusap seluruh kepalanya dengan tangannya berikut mengusap
kedua telinganya. Kemudian membasuh kedua kakinya hingga mata kaki
dimulai dari yang kanan.
Jika selepas bersuci seseorang keluar air kencing, berak, atau kentut atau
hilang kesadarannya karena tidur atau pingsan maka ia mengulangi lagi
bersuci jika hendak mendirikan sholat. Apabila seorang muslim dalam keadaan
junub dimana telah keluar air mani karena syahwat sekalipun waktu tidur
entah laki atau perempuan maka bersucinya mandi dengan cara membasuh
seluruh badannya dari janabah. Sedangkan wanita jika telah suci dari haidh
Diinul Al-Haq 35
atau nifas maka ia harus bersuci dengan cara mandi membasuh seluruh
badannya. Karena wanita haidh atau nifas tidak sah sholatnya dan tidak wajib
sholat hingga bersuci dahulu. Allah telah memberikan keringanan bagi
keduanya dengan tidak perlu mengqodho’ (mengganti) sholat yang
ditinggalkannya selama masa haidh dan nifas. Adapun selain itu maka wajib
diqodho amalan-amalan yang ditinggalkannya sebagaimana laki-laki.
Jika tidak ada air atau memakai air bisa membahayakan dirinya seperti
orang sakit maka ia bersuci dengan tayammum. Cara bertayamum : niat
bersuci dalam hati, membaca Bismillah kemudian menepukkan kedua
tangannya ke tanah sekali dan mengusapkannya ke muka kemudian mengusap
bagian atas tapak kanan dengan bagian dalam tangan kiri dan sebaliknya
mengusap bagian atas/luar tapak kiri dengan bagian dalam tangan kanan.
Dengan demikian ia telah bersuci. Tayammum ini berlaku pula bagi setiap
wanita haidh atau nifas jika telah suci. Dan berlaku bagi orang yang junub
serta yang ingin berwudhu ketika tidak mendapatkan air atau takut
menggunakan air.
Kedua; Sifat Sholat
1-Sholat Fajar; yaitu dua rekaat. Seorang Muslim baik laki atau
perempuan menghadap ke kiblat, yaitu Ka’bah yang berada di dalam Masjid Al
Haram di Mekkah. Ia meniatkan dalam hatinya hendak mengerjakan sholat
Fajar (Shubuh) dan tak perlu melafadzkan niatnya. Kemudian bertakbir dengan
mengucapkan “Allahu Akbar”. Kemudian membaca doa istiftah, diantaranya:
“Subhanakallahumma wa bihamdika wa tabaaraka ismuka wa ta’ala
jadduka wa laailaaha ghairuka, A’udzubillahiminasy syaithanirrajim” (Maha suci
Engkau Ya Allah dengan memuji-Mu, Maha Mulia nama-Mu, Maha Tinggi
kemuliaan-Mu, tiada Ilah yang berhak disembah selain-Mu.
Kemudian membaca :
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk).
Kemudian membaca surat Al Fatihah; yaitu
]
[
(Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah Robb semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah
Diinul Al-Haq 36
dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami ke
jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahkan
nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang Engkau murkai (Yahudi) dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat (Nasrani).)
2-Adapun sholat Dhuhur, Ashar dan Isya maka masing-masing terdiri dari
empat rekaat dimana dua rekaat pertama ia kerjakan sebagaimana ia
mengerjakan dua rokaat subuh. Hanya saja apabila ia duduk setelah selasai
dua rekaat tersebut untuk tasyahud dan membaca sebagaimana apa yang ia
baca pada duduknya sebelum salam, ia tidak salam akan tetapi ia berdiri dan
mnyempurnakan dua rekaat sebagaimana dua rekaat pertama. Kemudian
setelah itu duduk kedua kali untuk tasyahud dan membaca seeperti yang
dibacanya pada duduk yang pertama lalu membaca sholawat atas nabi saw
kemudian salam ke kanan lalu ke kiri sebagaimana ia salam pada sholat
subuh.
3-Adapun sholat Maghrib berupa tiga rekaat. Dikerjakan dua rekaat
pertama sebagaimana yang lalu. Kemudian duduk dan membaca apa yang
dibacanya pada sholat-sholat lain. Hanya saja tidak salam akan tetapi berdiri
dan mnyempurnakan rekaat ketiga, seraya membaca dan melakukan gerakan
sebagaimana yang dibaca dan dilakukan sebelumnya. Kemudian duduk setelah
melakukan sujud kedua seraya membaca pada duduknya seperti apa yang
dibacanya pada setiap sholat. Kemudian salam ke kanan lalu ke kiri. Jika
orang yang sholat mengulang-ulang bacaannya dalam ruku’ dan sujudnya
maka itu lebih utama.
Kaum laki wajib menjalankan sholat lima waktu ini secara berjamaah di
masjid maju ke depan mereka seorang imam yang paling baik bacaan
Qur’annya, paling mengerti tentang sholat dan paling baik agamanya. Imam
mengeraskan bacaannya secara nyaring pada saat berdirinya sebelumnya
rukuk pada sholat subuh, dua rekaat pertama dalam sholat Maghrib, dan Isya
sedang orang yang dibelakang mendengarkannya.
Kaum wanita menunaikan sholat lima waktunya di rumah dengan penutup
yang menutupi seluruh tubuhnya hingga tangan dan tapak kaki. Karena semua
tubuh wanita itu aurat kecuali mukanya dan diperintahkan untuk
menutupinya dari laki-laki lain. Karena muka wanita merupakan fitnah yang
dengan mukanya itu ia bisa dikenal sehingga bisa disakiti. Jika seorang
msulimah ingin sholat di masjid maka tidak ada halangan dengan syarat ia
keluar dalam keadaan tertutup rapat dan tanpa berminyak wangi. Ia sholat di
belakang kaum laki supaya tidak membuat fitnah mereka dan tidak pula ia
terfitnah oleh mereka.
Seorang muslim harus menunaikan sholat karena Allah dengan
khusu’,merendah dan menghadirkan hati. Tuma’ninah (tenang) ketika berdiri,
ruku’, dan sujud, tidak boleh mempercepat gerakan, banyak gerakan yang tak
penting, tidak mengangkat pandangan kearah langit serta tidak boleh
mengucapkan dengan selain Al Qur’an. Dzikir-dzikir sholat. Masing-masing ada
Diinul Al-Haq 37
pada tempatnya[1] karena Allah ta’ala memerintahkan sholat dalam rangka
mengingat-Nya.
Pada hari Jum’ah kaum muslimin menunaikan sholat Jum’ah dua rokaat.
Imam mengeraskan bacaanya dalam kedua rokaat tersebut seperti sholat
subuh. Sebelumnya imam menyampaikan dua kali khutbah digunakan untuk
mengingatkan kaum muslimin dan mengajarkan kepada mereka perkaraperkara
agama. Kaum laki wajib menghadiri sholat Jum’ah ini bersama imam
dimana ia merupakan sholat dhuhurnya hari Jum’ah.
Rukun Islam ketiga, Zakat
Allah telah memerintahkan setiap muslim yang memilki harta mencapai
nisab untuk mengeluarkan zakat hartanya setiap tahun. Ia berikan kepada
yang berhak menerima dari kalangan fakir serta selain mereka yang zakat
boleh diserahkan kepada mereka sebagaimana telah diterangkan dalam Al
Qur’an.
Nishab emas sebanyak 20 mitsqal. Nishab perak sebanyak 200 dirham
atau mata uang kertas yang senilai itu. Barang-barang dagangan dengan segala
macam jika nilainya telah mencapai nishab wajib pemiliknya mengeluarkan
zakatnya manakala telah berlalu setahun. Nishab biji-bijian dan buah-buahan
300 sha’. Rumah siap jual dikeluarkan zakat nilainya. Sedang rumah siap sewa
saja dikeluarkan zakat upahnya. Kadar zakat pada emas, perak dan barangbarang
dagangan 2,5 % setiap tahunnya. Pada biji-bijian dan buah-buahan 10
% dari yang diairi tanpa kesulitan seperti yang diairi dengan air sungai, mata
air yang mengalir atau hujan. Sedang 5 % pada biji-bijian yang diairi dengan
susah seperti yang diairi dengan alat penimba air.
Waktu mengeluarkan zakat biji-bijian dan buah-buahan ketika masa
panen. Jika masa panennya dalam setahun dua atau tiga kali maka wajib
dizakati setiap kalinya. Binatang unta, sapi dan kambing nilai zakatnya telah
dijelaskan dalam kitab-kitab hukum Islam maka anda bisa merujuknya. Allah
ta’ala berfirman :
[ ]
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya (dalam menjalankan) agama dengan lurus,
dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat dan demikian
itulah agama yang lurus” (Al Bayyinah : 5).
1] Kecuali jika ingin mengingatkan seorang atau menjawabnya, ia membaca : subhaanalloh, dibaca untuk
[mengingatkan] imam jika salah dalam gerakan atau menambah atau mengurangi, supaya sadar dan dikatakan pula
untuk oramg yang memanggilnya, adapun wanita dengan menepuk tangan dan tidak berbicara karena suaranya fitnah.
Diinul Al-Haq 38
Diantara manfaat mengeluarkan zakat menghibur jiwa orang-orang
fakir dan menutupi kebutuhan mereka serta menguatkan ikatan cinta antara
mereka dan orang kaya.
Agama Islam tidak berhenti dalam persoalan tanggungan sosial dan
saling bantu materi antara kaum muslimin sebatas pada zakat. Akan tetapi
Allah mewajibkan orang kaya untuk menghidupi kaum fakir pada saat
kelaparan dan mengharamkan seorang muslim kenyang sedang tetangganya
dalam keadaan lapar. Allah juga mewajibkan zakat fitrah atas seorang muslim
yang dikeluarkan pada hari idul fitri, yaitu satu sha’ bahan makanan yang
dimakan di negara tersebut untuk setiap jiwa hingga anak kecil dan pembantu
supaya dikeluarkan zakat fitrahnya oleh walinya. Allah mewajibkan atas
muslim untuk membayar kafarat sumpah jika bersumpah akan melakukan
suatu perbuatan namun tidak ia lakukan. Allah mewajibkan atas muslim
untuk memenuhi nadzar yang dibolehkan syariat. Allah menganjurkan muslim
untuk mengeluarkan shadaqah suka rela seraya menjanjikan orang-orang yang
berinfaq di jalan-Nya dalam bentuk kebajikan dengan pahala besar. Allah
menjanjikan akan melipat gandakan pahala mereka dengan banyak lipatan.
Satu kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali hingga tujuh ratus lipatan sampai
lipatan yang banyak lagi.
Rukun Islam Keempat: puasa
Puasa bulan Romadhon yaitu bulan kesembilan dari bulan hijrah.
Sifat puasa:
Seorang muslim berniat puasa sebelum waktu subuh (fajar) terang.
Kemudian menahan dari makan, minum dan jima’ (hubungan lain jenis) hingga
terbenamnya matahari kemudian berbuka. Ia kerjakan hal itu selama hari
bulan Romadhon. Dengan itu ia menghendaki ridho Allah ta’ala dan beribadah
kepada-Nya.
Dalam puasa terdapat beberapa manfaat tak terhingga. Diantara yang
terpenting :
1-Ia merupakan ibadah kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya.
Seorang hamba meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Allah.
Hal itu diantara sarana terbesar mencapai taqwa kepada Allah ta’ala.
2-Adapun manfaat puasa dari sudut kesehatan, ekonomi, sosial maka
amat banyak. Tidak ada yang dapat mengetahuinya selain mereka yang
berpuasa atas dorongan akidah dan iman. Allah ta’ala berfirman :
[ ]
Diinul Al-Haq 39
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”
(Al Baqarah : 183)
hingga firman-Nya : “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Romadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa diantara
kamu hadir (di negri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersukur. (Al Baqarah :
185)
Diantara hukum-hukum berkaitan dengan puasa yang Allah terangkan
dalam Al Qur’an dan Rasul saw jelaskan dalam hadits-haditsnya :
1-Orang sakit dan orang yang sedang dalam perjalanan boleh berbuka dan
mengganti hari-hari yang ia tidak berpuasa di hari-hari lain setelah bulan
Romadhon.
2-Wanita yang mengalami haidh dan nifas tidak sah puasanya akan tetapi
ia berbuka pada hari-hari haidh dan nifasnya. Dan mengganti (mengqadha’)
hari-hari yang ia tidak berpuasa.
3-Demikian pula wanita hamil dan wanita yang menyusui jika keduanya
mengkhawatirkan dirinya atau anaknya maka boleh berbuka dan mengganti
(qodha’).
Seandainya seorang berpuasa makan atau minum karena lupa kemudian
ia ingat maka puasanya sah. Sebab kelupaan, khilaf, dan dipaksa telah
dimaafkan Allah atas umat Muhammad saw. Dan wajib segera mengeluarkan
makanan yang ada dalam mulutnya.
Rukun Islam Kelima Haji
Rukun Islam kelima adalah haji ke baitullah Al haram sekali seumur
hidup. Adapun lebihnya maka merupakan tathawwu’. Dalam ibadah haji
terdapat manfaat tak terhingga :
Pertama, haji merupakan bentuk ibadah kepada Allah ta’ala dengan ruh,
badan dan harta.
Kedua, ketika haji kaum muslimin dari segala penjuru dapat berkumpul
dan bertemu di satu tempat. Mereka mengenakan satu pakaian dan
menyembah satu Robb dalam satu waktu. Tidak ada perbedaan antara
pemimpin dan yang dipimpin, kaya maupun miskin, kulit putih maupun kulit
Diinul Al-Haq 40
hitam. Semua merupakan makhluk dan hamba Allah. Sehingga kaum
muslimin dapat bertaaruf (saling kenal) dan taawun (saling tolong menolong).
Mereka sama-sama mengingat pada hari Allah membangkitkan mereka
semuanya dan mengumpulkan mereka dalam satu tempat untuk diadakan
hisab (penghitungan amal) sehingga mereka mengadakan persiapan untuk
kehidupan setelah mati dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah ta’ala.
Maksud disyariatkannya thowaf disekeliling Ka’bah (kiblat kaum
muslimin) yang Allah perintahkan mereka untuk menghadap kepadanya setiap
kali sholat di mana saja mereka berada. Dan maksud adanya wukuf di
beberapa tempat lain di Mekkah pada waktu-waktunya yang telah ditentukan
seperti Arafat, Muzdalifah dan tinggal di Mina. Maksud dari semua itu adalah
beribadah kepada Allah ta’ala di tempat-tempat yang disucikan itu sesuai
kondisi yang diperintahkan oleh Allah.
Adapun ka’bah itu sendiri dan tempat-tempat tersebut serta semua
makhluk maka tidak boleh diibadahi, tidak dapat mendatangkan manfaat dan
madharat. Namun ibadah itu hanyalah untuk Allah semata. Yang dapat
mendatangkan manfaat dan madharat hanyalah Allah semata. Sekiranya Allah
tidak memerintahkan untuk haji ke Baitullah niscaya tidak dibenarkan seorang
muslim melakukan ibadah haji!. Sebab ibadah itu bukan dengan akal pikiran
dan hawa nafsu. Namun ia merupakan kewajiban yang Allah perintahkan
dalam kitab-Nya maupun dalam sunnah Rasul-Nya saw. Allah ta’ala berfirman
:
[ ]
“dan untuk Alloh wajib atas manusia berhaji ke Rumah Alloh bagi yang
mampu perjalanannya, dan siapa yang kafir maka sesungguhnya Alloh Maha
Kaya dari sekalian alam” Ali Imran : 97
Ibadah umrah itu wajib bagi seorang muslim sekali dalam seumur hidup
sama saja apakah dikerjakan bersamaan haji atau pada waktu kapan saja.
Ziarah ke masjid nabi saw di Madinah bukanlah wajib bersamaan dengan haji
maupun pada waktu kapan saja. Namun hukumnya sekedar mustahab
(dianjurkan) dimana pelakunya diberi pahala dan yang meninggalkannnya
tidak akan diberi hukuman. Adapun hadits yang berbunyi :
“barangsiapa haji namun tidak berziarah kepadaku maka ia telah menjauh
dariku” itu tidak benar bahkan hadits tersebut didustakan atas nama Rasul
saw.
Sedang ziarah yang disyariatkan yang karenanya boleh dilakukan
hanyalah ziarah ke masjid. Jika seorang yang berzaiarah telah sampai ke
Diinul Al-Haq 41
masjid dan mengerjakan sholat tahiyatul masjid di dalamnya maka baru saat
itu disunnahkan baginya untuk ziarah ke makam Nabi saw dan menyampaikan
salam kepada beliau dengan mengucapkan : “Kesejahteraan senantiasa
terlimpahkan kepada Engkau wahai Rasulullah” dengan penuh sopan santun,
melirihkan suara serta tidak boleh meminta kepada beliau apapun. Akan tetapi
sekedar mengucapkan salam lalu pergi sebagaimana yang beliau perintahkan
kepada umatnya dan sebagaimana pula yang dikerjakan oleh para sahabat –
semoga Allah meridhoi mereka semua-.
Adapun orang-orang yang berdiri di depan makam nabi saw dengan
penuh khusyu’ sebagaimana mereka berdiri dalam sholat. Mereka meminta
segala hajat mereka kepada beliau atau memohon bantuan kepada beliau
ataupun menjadikan beliau sebagai penengah di hadapan Allah maka mereka
itu orang-orang yang telah menyekutukan Allah ta’ala sedang Nabi berlepas diri
dari mereka. Hendaknya setiap muslim hati-hati dari berbuat seperti itu
terhadap Nabi saw maupun terhadap selain beliau. Kemudian setelah itu
berziarah ke makam sahabat Abu Bakar dan Umar semoga Allah meridhoi
keduanya. Kemudian berzaiarah ke kuburan Baqi dan makam syuhada’. Ziarah
ke kuburan kaum muslimin yang disyariatkan yaitu ziarah dimana seorang
yang datang mengucapkan salam kepada orang-orang yang meninggal, lalu
mendoakan mereka kepada Allah dan mengingat mati setelah itu pergi.
Inilah sifat haji dan umrah : Pertama-tama seorang yang hendak haji
memilih harta yang baik lagi halal dan seorang muslim menjauhi pendapatan
yang diharamkan. Sebab harta haram penyebab ditolaknya haji dan doa
seseorang. Dalam sebuah hadits Rasul saw disebutkan :
“Setiap daging yang tumbuh dari harta haram maka neraka lebih utama
untuknya”. Kemudian memilih rekan pendamping yang sholeh dari kalangan
yang bertauhid benar dan beriman.
Miqat-miqat :
Jika telah sampai ke miqat maka memulai ihram dari situ manakala ia
datang mengendarai mobil atau sejenisnya. Jika di dalam pesawat terbang
maka ia memulai ihram manakala telah mendekat dari miqat sebelum
melewatinya. Beberapa miqat yang Nabi saw memerintahkan manusia untuk
berihram dari situ ada lima. Yaitu :
1-Dzul Hulaifah (Abyar Ali) bagi penduduk Madinah.
2-Juhfah (dekat Rabigh) bagi penduduk Syam, Mesir dan Maghrib (Maroko)
3-Qornul Manazil (Sail atau Wadi Muhrim) bagi penduduk Najd, Thoif dan
siapa saja yang datang melewati arah sana.
4-Dzati ‘Irq bagi penduduk Iraq
Diinul Al-Haq 42
5-Yalamlam bagi penduduk Yaman.
Barangsiapa melewati miqat-miqat ini selain dari penduduknya maka
tempat tersebut menjadi miqatnya dimana ia berihram darinya. Penduduk
Mekkah yang tempat tinggal mereka sebelum miqat berihram dari rumah
masing-masing.
Sifat ihram : Disunnahkan membersihkan diri, bersuci dan memakai
wewangian sebelum berihram. Kemudian mengenakan pakaian ihram di miqat.
Orang yang mengendarai pesawat terbang bersiap-siap dari negaranya lalu
memulai berniat dan bertalbiyah jika mendakati miqat atau sejajar dengannya.
Pakaian ihram bagi laki-laki adalah sarung dan selendang tanpa dijahit untuk
dikenakan pada tubuhnya dan tidak menutupi kepalanya. Sedang wanita tidak
ada pakaian khusus untuk ihramnya. Hanya saja wanita selamanya wajib
mengenakan pakaian luas lagi menutup seluruh tubuhnya yang tidak sampai
menimbulkan fitnah dalam kondisi apapun ketika terlihat oleh manusia. Jika
telah berihram ia tidak boleh mengenakan sesuatu berjahit pada muka dan
kedua tapak tangannya seperti penutup muka dan kaos tangan. Namun jika
melihat laki-laki ia harus menutup mukanya dengan ujung selendang yang ada
di kepalanya sebagaimana yang diperbuat ummahatul mukminin (istri-istri
nabi) dan istri-istri para sahabat Rasul saw.
Kemudian setelah seorang haji mengenakan pakaian ihram ia berniat
dalam hatinya untuk umrah kemudian mengucapkannya dalam talbiyah seraya
berkata: “Allahumma Labbaika Umratan” dan bertamattu’ hingga haji. Tamattu’
inilah yang paling utama karena Rasul saw memerintahkan dan
menekankannya kepada para sahabat beliau. Dan beliau marah terhadap orang
yang bimbang dalam melaksanakan perintahnya. Kecuali bagi yang membawa
hady (binatang kurban) maka ia mengerjakan qiron sebagaimana yang Nabi
saw lakukan. Orang yang berhaji Qiron yaitu orang yang mengucapkan dalam
talbiyahnya “Allahumma labbaika umratan wa hajjan” dan tidak melapaskan
ihrmanya hingga menyembelih binatang kurbannya pada hari Iedul kurban.
Sedang orang yang berhaji Ifrod berniat haji saja dengan mengucapkan :
“Alahumma labbaika hajjan”
Hal-hal yang dilarang bagi seorang yang ihram:
Jika seorang muslim telah meniatkan ihram maka haram baginya :
1-Jima’ dan hal-hal yang bisa mendorong ke sana seperti mencium,
memegang disertai syahwat, membicarakan hal itu, melamar wanita,
mengadakan akad nikah. Seorang yang ihram tidak boleh menikah maupun
dinikahkan.
2-Mencukur rambut atau mengambilnya.
2-Memotong kuku
3-Menutup kepala bagi laki-laki dengan sesuatu yang menempel. Adapun
bernaung dengan payung, kemah dan mobil maka tidak mengapa.
4-Memakai wewangian atau mencium wewangian.
Diinul Al-Haq 43
5-Berburu binatang darat. Tidak memburunya maupun
menunjukkannya.
6-Laki-laki mengenakan sesuatu yang berjahit dan wanita menganakan
sesuatu yang berjahit untuk muka dan kedua tapak tangannya. Laki-laki boleh
mengenakan sandal jika memang tidak mendapati sandal boleh mengenakan
sepatu khuf (bot). Jika mengerjakan sesuatu dari larangan-larangan ini karena
tidak tahu atau lupa maka segera melepaskanya dan tidak ada dosa baginya.
Jika seorang yang berihram telah sampai ke Ka’bah maka ia melakukan
thowaf qudum sebanyak 7 putaran. Mulai dari garis lurus hajar aswad. Ini
sekaligus merupakan thowaf umrahnya. Dan thowaf tidak mempunyai doa
khusus tetapi ia berdzikir kepada Allah dan berdoa dengan sebisanya.
Kemudian setelah itu mengerjakan sholat dua rokaat thowaf dibelakang maqam
jika memungkinkan. Kalaupun tidak memungkinkan maka di bagian mana saja
dari Haram. Kemudian setelah itu keluar ke tempat sa’i. Dimulai dari Shofa
dengan mendakinya lalu menghadap ke kiblat, mengucapkan takbir dan tahlil
serta berdoa. Kemudian berjalan ke Marwa dengan mendaki bukit Marwa,
menghadap ke kiblat, bertakbir, berdzilir kepada Allah dan berdoa. Kemudian
kembali ke Shofa hingga genap 7 putaran. Perginya dihitung sekali dan
pulangnya sekali. Kemudian setelah itu memendekkan rambut kepalanya.
Sedang wanita mengambil dari seluruh ujung rambutnya seukuran ujung
jarinya. Dengan ini selesai sudah orang yang berhaji tamattu’ dari umrahnya
dan ia bertahallul dari umrahnya (melepas kain ihramnya). Semua yang
diharamkan baginya ketika ihram telah halal.
Jika seorang wanita mengalami haidh atau melahirkan sebelum ihram
atau sesudahnya maka ia berubah menjadi haji qorin. Mengucapkan talbiyah
dengan umrah dan haji setelah berniat ihram sebagaimana para haji yang lain.
Karena haidh dan nifas tidak mencegah dari ihram maupun wukuf di tempattempat
masya’ir. Namun keduanya hanya mencegah thowaf di Bait saja.
Sehingga ia boleh berbuat semua yang diperbuat para haji kecuali thowaf. Ia
menunda dulu thowaf ini hingga mengalami suci. Jika ternyata telah suci
sebelum manusia melakukan ihram untuk haji dan keluar ke Mina maka ia
mandi, mengerjakan thowaf, sai, memendakan rambut kepalanya serta
bertahallul dari ihram umrahnya. Kemudian berihram bersama-sama manusia
untuk haji jika mereka mengerjakan ihram pada hari kedelapan (Dzulhijjah).
Jika manusia berihram untuk haji sebelum ia suci maka ia menjadi haji Qorin.
Mengucapkan talbiyah bersama mereka dalam keadaan ihramnya.
Mengerjakan semua yang dikerjakan para haji dari keluar ke Mina, wukuf di
Arafah dan Muzdalifah, melontar jumrah, menyembelih kurban dan
memendakkan rambut kepalanya pada hari ied kurban. Jika telah suci maka ia
mandi, mengerjakan thowaf haji dan sai haji.
Thowaf dan sai ini sudah cukup untuk haji dan umrahnya sebagaimana
yang dialami Aisyah Ummul mukminin radhiyallahu anha dan Nabi saw
memberitahukannya bahwa thowaf dan sainya setelah suci sudah cukup untuk
Diinul Al-Haq 44
haji dan umrahnya ketika ia telah mengerjakan thowaf ifadhoh bersama-sama
manusia dan sai. Sebab orang yang berhaji Qorin (menggabung) antara umrah
dan hajinya seperti orang berhaji Ifrad dimana hanya wajib satu thowaf dan
satu sai saja berdasarkan keterangan Rasul saw kepada Aisyah mengenai hal
itu dan berdasarkan perbuatan dan sabda beliau dalam hadits lain yang
berbunyi:
“umrah masuk pada haji hingga hari Kiamat”. Wallahu A’lam.
Jika telah masuk hari kedelapan dari bulan Dzulhijjah para haji berihram
untuk haji dari tempat tinggal masing-masing di Mekkah sebagaimana mereka
berihram dari miqat. Yaitu bersih-bersih diri kemudian mengenakan pakaian
ihram lalu orang haji baik laki maupun wanita beniat untuk haji kemudian
mengucapkannya : Allahumma Labbaika hajjan berikut menjauhi seluruh
larangan-larangan ihram yang lalu hingga ia kembali dari Muzdalifah menuju
Mina pada hari kurban, melontar jumrah Aqobah lalu laki-laki mencukur
rambut kepalanya sedang wanita memendakkannya.
Jika seorang yang haji telah berihram pada hari kedelapan, maka ia keluar
bersama-sama para haji lain ke Mina untuk bermalam di sana dan
mengerjakan setiap sholat pada waktunya secara qoshor tanpa dijama’. Jika
matahari telah terbit pada hari Arafah ia bersama-sama para haji lain
berangkat menuju Namiroh untuk duduk di sana hingga mengerjakan sholat
Dhuhur dan Asar bersama imam secara jama’ qoshor ataupun sholat di tempat
ia ada secara berjamaah. Kemudian setelah matahari tergelincir ia menuju
Arafah. Sekiranya ia dari Mina langsung menuju Arofah dan duduk di sana
juga boleh. Dan Arofah seluruhnya tempat wukuf.
Orang yang haji saat di Arofah memperbanyak dzikir kepada Allah ta’ala,
doa dan istighfar dengan menghadap ke kiblat dan bukan ke jabal (gunung).
Sebab gunung tidak lain hanyalah bagian dari Arofah. Tidak dibenarkan
mendaki ke sana dengan niat ibadah. Dan tidak boleh mengusap bebatuannya
karena ini merupakan bid’ah yang diharamkan.
Orang haji tidak boleh meninggalkan Arofah hingga matahari terbenam.
Kemudian setelah terbenamnya matahari semua jamaah haji berangkat menuju
Muzdalifah. Jika telah sampai di Muzdalifah maka jamaah haji mengerjakan
sholat maghrib dan Isya secara jama’ ta’khir dan mengqoshor Isya’ lalu mabit
(bermalam) di sana. Jika fajar telah terbit mereka segera mengerjakan sholat
subuh dan berdzikir kepada Allah. Kemudian berangkat menuju ke Mina
sebelum terbit matahari. Jika telah sampai ke Mina lalu melontar Jumrah
Aqobah setelah terbit matahari dengan tujuh kerikil seukuran kacang Hims
tidak besar dan tidak terlalu kecil. Tidak boleh melontar jumrah dengan sandal
sebab hal ini merupakan main-main yang sengaja dibuat tampak baik oleh
Diinul Al-Haq 45
syaitan. Sedang membuat setan marah adalah dengan cara mengikuti
perintah dan petunjuk Rasul saw berikut meninggalkan apa yang dilarang oleh
Allah dan Rasul-Nya.
Kemudian usai melontar jamaah haji menyembelih kurban lalu mecukur
kepalanya. Sedang wanita memendekkannya. Jika laki-laki hanya
memendekkan rambutnya itupun boleh. Akan tetapi mencukur lebih utama
tiga kali lipat. Kemudian ia boleh mengenakan pakaiannya dan telah halal
baginya semua yang diharamkan ketika ihram kecuali perkara wanita.
Kemudian ia menuju ke Mekkah dan melakukan Thowaf haji dan sai. Dengan
ini maka telah halal baginya semua hal hingga istri. Kemudian kembali ke Mina
dan tinggal di sana pada hari Ied dan dua hari sesudahnya dan bermalam di
Mina karena hukumnya wajib. Lalu melontar tiga jumrah pada hari sebelas dan
duabelas setelah waktu zawal (matahari tergelincir). Dimulai dari jumrah
shughra (terkecil) yang dekat Mina lalu Wustha (tengah) lalu jumrah Aqobah
yang dilontari pada hari Ied. Masing-masing dilontari dengan tujuh kerikil.
Disertai takbir setiap melontar satu kerikil. Kerikil-kerikil jumrah diambil dari
tempat tinggalnya di Mina. Barangsiapa tidak mendapatkan tempat di Mina ia
boleh tinggal di tempat berakhirnya kemah.
Jika hendak meninggalkan Mina setelah melontar pada hari kedua belas
maka hal itu boleh baginya. Dan sekiranya ia menunda hingga hari ketiga belas
maka itu lebih utama dan ia melontar setelah waktu zawal. Jika hendak pulang
maka ia melakukan thowaf wada’ (perpisahan) di Bait. Kemudian usai dari
thowaf langsung pulang. Wanita haidh dan nifas jika memang telah
mengerjakan thowaf haji dan sai maka tidak wajib baginya thowaf wada’.
Sekiranya seorang haji menunda menyembelih hady (kurban) hingga hari
kesebelas atau keduabelas maka boleh saja. Dan sekiranya ia menunda thowaf
haji dan sai hingga meninggalkan Mina itupun juga boleh. Akan tetapi yang
lebih utama sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya. Wallahu A’lam. Semoga
Allah melimpahkan sholawat dan salam atas Nabi kita Muhammad dan
keluarganya.
IMAN
Allah ta’ala telah mewajibkan atas seorang muslim selain beriman kepada-
Nya juga untuk beriman kepada Rasul-Nya dan rukun-rukun Islam. Allah
mewajibkan atasnya beriman kepada malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya
yang Dia turunkan kepada para Rasul-Nya serta yang Dia tutup dengan Al
Qur’an. Dengan Al Qur’an Allah telah menghapus kitab-kitab tadi dan
menjadikan Al Qur’an sebagai pemelihara semua kitab-kitab tersebut. Juga
mewajibkan beriman kepada rasul-rasul Allah dari yang pertama hingga paling
akhir yaitu Muhammad saw sebab risalah (misi) mereka satu dan agama
mereka satu yaitu Islam. Dan yang mengutus merekapun satu yaitu Allah Robb
semesta alam. Seorang muslim wajib beriman kepada para Rasul yang Allah
sebutkan dalam Al Qur’an sebagai rasul-rasul Allah kepada umat-umat dahulu.
Diinul Al-Haq 46
Dan wajib beriman kepada Muhammad sebagai penutup para rasul sekaligus
rasul (utusan) Allah kepada seluruh manusia dan manusia setelah diutuskan-
Nya beliau semuanya sebagai umatnya hingga orang yahudi dan nasrani dan
pemeluk agama-agama yang lain selain mereka. Karena semua orang yang ada
di muka bumi merupakan umat Muhammad yang mendapatkan keharusan
dari Allah untuk mengikutinya.
Musa, Isa dan seluruh para rasul berlepas diri dari siapa saja yang tidak
mau mengikuti Muhammad dan tidak mau masuk Islam. Karena seorang yang
muslim mengimani seluruh rasul sekaligus pengikut mereka. Sedang siapa
yang tidak beriman kepada Muhammad dan mengikutinya serta tidak mau
masuk Islam berarti ia kafir terhadap seluruh rasul dan mendustakan mereka
kendati ia mengaku pengikut salah seorang dari rasul-rasul itu. Dalil-dalil dari
firman Allah mengenai hal itu telah disebutkan pada bab kedua. Rasul saw
bersabda dalam haditsnya :
“Demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya tidak ada seorangpun dari umat
ini baik yahudi maupun nasrani yang mendengar tentang diriku lalu ia mati
dalam keadaan tidak beriman kepada apa yang saya diutus untuk
membawanya melainkan ia dari penghuni neraka” Diriwayatkan oleh Muslim.
Selain itu seorang muslim wajib beriman kepada adanya kebangkitan
setelah mati, hisab (penghitungan amal), pembalasan, surga dan neraka.
Demikian pula ia wajib beriman kepada taqdir Allah ta’ala.
Makna iman kepada taqdir :
Seorang muslim meyakini bahwa Allah ta’ala telah mengetahui segala
sesuatu dan mengetahui semua perbuatan hamba sebelum diciptakan-Nya
langit dan bumi. Lalu Allah menulis ilmu itu di Lauh mahfudz di sisi-Nya.
Seorang muslim sadar bahwa apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa
yang tidak Dia kehendaki tidak akan terjadi. Ia sadar bahwa Allah ta’ala
menciptakan hamba dalam rangka mentaati-Nya dan telah Allah terangkan hal
itu kepada mereka. Allah perintahkan hal itu kepada mereka dan melarang
mereka bermaksiat kepada-Nya. Allah juga menerangkan kepada mereka
bahwa Dia telah menciptakan bagi mereka qudrah (kemampuan) dan masyiah
(kehendak) yang menjadikan mereka mampu untuk menjalankan perintahperintah
Allah sehingga mereka dapat memperoleh pahala sekaligus mampu
Diinul Al-Haq 47
mengerjakan kemaksiatan-kemaksiatan kepada Allah sehingga mereka
berhak mendapat siksa.
Masyiah (kehendak) hamba mengikut masyiah (kehendak) Allah ta’ala.
Adapun taqdir yang Allah tidak mengadakan bagi hamba-Nya kehendak dan
ikhtiyar (kemauan sendiri) dalam taqdir tersebut namun Allah
memberlakukannya kepada hamba kendati ada irodah (kemauan) dari mereka
seperti misalnya kesalahan tak sengaja, lupa dan apa yang mereka dipaksa
melakukannya, juga seperti kefaqiran, sakit dan musibah serta semisalnya
maka Allah tidak akan memperhitungkan ataupun menjatuhkan hukuman
kepada manusia berdasarkan hal itu. Bahkan Allah akan mengganjarnya
dengan pahala besa atas musibah yang menimpa, kefaqiran dan sakit jika ia
sabar dan ridho dengan taqdir Allah. Semua yang telah diterangkan ini wajib
bagi seorang muslim mengimaninya.
Kaum muslimin yang paling besar keimanannya kepada Allah, paling dekat
kepada-Nya serta paling tinggi derajatnya di surga adalah kaum muhsinin
(orang-orang yang berbuat ihsan/kebajikan), yaitu mereka yang beribadah
kepada Allah, mengagungkan-Nya serta khusyu’ di hadapan-Nya seakan-akan
mereka melihat-Nya. Mereka tidak bermaksiat kepada Allah baik ketika
sendirian maupun dalam keramaian. Mereka meyakini bahwa Allah melihat
mereka dimanapun mereka berada dan tidak ada sedikitpun dari perbuatan,
perkataan dan niat mereka yang tersembunyi dari Allah. Sehingga mereka
menaati perintah-Nya dan meninggalkan perbuatan maksiat kepada-Nya. Jika
satu kesalahan (yang menyelisihi perintah Allah) menimpa salah seorang
mereka, maka ia segera bertaubat kepada Allah dengan sungguh-sungguh,
menyesali kesalahannya lalu meminta ampun kepada Allah dan tidak
mengulanginya kembali. Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang
yang berbuat ihsan (kebaikan)” (Surat An nahl : 128)
Kesempurnaan Din Islam :
Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah
Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Aku ridhoi Islam itu jadi agama
bagimu” (Al Maidah : 3)
Diinul Al-Haq 48
Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mukimin yang
mengerjakan amal sholeh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (Al Isra :
9)
Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri” (An Nahl : 89)
Dalam hadits shahih, Nabi saw bersabda :
“ Aku tinggalkan kalian di atas mihjah putih, malamnya bagaikan
siangnya. Tidak ada yang menyimpang darinya kecuali binasa”. Beliau juga
bersabda :
“Aku tinggalkan pada kalian (sesuatu) yang jika kalian berpegang teguh
kepadanya maka kalian tidak akan sesat selamanya; kitabullah dan sunnahku”.
Pada ayat pertama Allah ta’ala memberitahukan bahwa Allah telah
menyempurnakan bagi kaum muslimin agama Islam mereka. Sehingga tidak
ada kekurangan didalamnya selamanya dan tidak membutuhkan tambahan
selamanya. Ia senantiasa relevan untuk setiap zaman, tempat serta umat
manusia. Allah mengabarkan bahwa Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya
kepada kaum muslimin dengan agama yang agung, sempurna nan penuh
toleran ini, dan dengan risalah penutup rasul-rasul Muhammad saw serta
dengan keunggulan Islam berikut kemenangan pemeluknya atas orang yang
memusuhi mereka. Allah mengabarkan bahwa Dia telah meridhoi Islam sebagai
Diinul Al-Haq 49
agama bagi manusia. Sehingga Allah tidak akan memurkainya selamanya dan
tidak akan menerima dari siapapun suatu agama selain Islam selamanya.
Pada ayat kedua Allah ta’ala memberitahukan bahwa Al Qur’an yang agung
merupakan manhaj (konsep hidup) yang sempurna didalamnya terdapat
penjelasan yang benar lagi integral terhadap semua perkara agama dan dunia.
Tidak ada di sana satu kebaikan pun melainkan Islam telah menunjukkannya
dan tidak ada satu keburukanpun melainkan Islam telah memberikan warning
(peringatan) darinya. Segala persoalan dan perkara pelik yang dulu, sekarang
maupun yang akan datang maka solusinya yang benar lagi penuh adil telah
ada di dalam Al Qur’an. Sedang setiap solusi yang diberikan untuk persoalan
itu menyelisihi solusi Al Qur’an maka itu merupakan tindakan bodoh lagi
zalim.
Oleh karena itu ilmu, aqidah, politik, aturan hukum dan peradilan, ilmu
psikologi, sosial, ekonomi, aturan pidana serta perkara lainnya yang
dibutuhkan manusia. Semua itu telah Allah terangkan di dalam Al Qur’an dan
melalui lisan Rasul-Nya Muhammad saw dengan penjelasan yang begitu
gamblang sebagaimana hal itu telah Allah khabarkan pada ayat yang telah
disebutkan tadi dimana Dia mengkabarkan bahwa “Al Qur’an itu untuk
menjelaskan segala sesuatu”. Pada bab berikut ini akan dijelaskan secara rinci
namun singkat tentang kesempurnaan agama Islam dan tentang konsep Islam
yang integral, universal dan lurus.
BAB KEEMPAT
Konsep Islam
Pertama, Konsep Islam Mengenai Ilmu Pengetahuan
Kewajiban pertama yang Allah perintahkan kepada manusia adalah
mempelajari ilmu. Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Maka ketahuilah (dapatkanlah ilmu), bahwa sesungguhnya tidak ada ilah yang
berhak disembah secara hak melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi
dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, lai-laki dan perempuan. Dan Allah
mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu” (Muhammad : 19)
Allah ta’ala berfirman :
Diinul Al-Haq 50
[ ]
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Al Mujadilah : 11)
Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“ Dan kataknlah: “Ya Robbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”
(Toha : 114)
Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu
tidak mengetahui” (An Nahl : 43)
Nabi Muhammad saw bersabda dalam hadits shahih:
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” Beliau bersabda:
“Keutamaan seorang alim (berilmu) atas orang bodoh bagaikan keutamaan
rembulan di malam purnama atas seluruh bintang-bintang”
Ilmu pengetahuan di dalam Islam terbagi menjadi beberapa bagian dari
aspek kewajibannya;
Pertama; kewajiban yang musti diketahui setiap orang baik laki atau
perempuan (fardhu ‘ain). Tidak ada seorangpun boleh beralasan tidak tahu,
yaitu ma’rifatullah (mengenal Allah), mengenal Rasul-Nya Muhammad saw dan
mengenal ajaran agama Islam yang musti dilakukan.
Kedua; fardhu kifayah dimana jika telah dikerjakan oleh orang yang sudah
mencukupi maka dosanya gugur atas yang lain. Lalu terhadap yang lain hal itu
hukumnya menjadi mustahab (dianjurkan) bukan wajib. Yaitu pengetahuan
mengenai hukum-hukum syariat Islam yang mengkader orangnya untuk dapat
Diinul Al-Haq 51
mengkajikan kepada orang lain, menangani peradilan dan mengeluarkan
fatwa. Demikian pula pengetahuan tentang hal-hal yang dibutuhkan kaum
muslimin berupa berbagai karya cipta dan profesi-profesi yang menjadi
kemestian untuk urusan kehidupan mereka.
Kedua, Konsep Islam Mengenai Persoalan Aqidah (Keyakinan)
Allah ta’ala memerintahkan Rasul-Nya Muhammad untuk mengumumkan
ke seluruh khalayak manusia bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah
semata. Mereka wajib beribadah kepada-Nya semata. Allah memerintahkan
mereka untuk mengadakan interaksi kepada Allah secara langsung tanpa
perantara dalam persoalan ibadah mereka kepada Allah. Sebagaimana hal itu
telah dijelaskan pada makna ‘la ilaaha illallah. Allah memerintahkan mereka
untuk bertawakal kepada-Nya semata. Tidak perlu takut melainkan kepada
Allah dan tidak menggantungkan harapan melainkan kepada-Nya semata.
Karena Dialah satu-satunya Yang dapat memberikan manfaat dan madharat.
Serta supaya mereka mensifati Allah dengan sifat-sifat sempurna yang Dia
sifatkan untuk diri-Nya maupun yang disifatkan oleh Rasul-Nya sebagaimana
telah dijelaskan lebih dahulu.
Ketiga, Konsep Islam Mengenai Interaksi Antara Manusia.
Allah memerintahkan seorang muslim untuk menjadi manusia sholeh yang
berupaya untuk menyelamatkan umat manusia dari kegelapan kekufuran
menuju cahaya Islam. Oleh karena inilah saya mencoba mengarang buku ini
dan menyebarkannya dalam rengka menjalankan sebagian kewajiban.
Allah memerintahkan supaya ikatan yang menyambungkan antara seorang
muslim dengan lainnya hanyalah ikatan iman kepada Allah. Sehingga ia akan
mencintai hamba-hamba Allah yang sholeh lagi taat kepada Allah dan Rasul-
Nya sekalipun mereka itu orang terjauh dan membenci orang-orang yang kafir
kepada Allah dan orang-orang yang membangkang kepada Allah dan Rasul-Nya
sekalipun mereka itu orang terdekat Inilah ikatan yang menghimpun antara
dua pihak dan menyatukan antara dua sisi dimana amat berbeda dengan
ikatan keturunan, tanah air dan kepentingan-kepentingan materialistik karena
semua itu akan cepat memudar.
Allah ta’ala berfirman :
]
[
Diinul Al-Haq 52
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah
dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang
Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak
atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka” (Al Mujadilah : 22)
Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertaqwa diantara kamu” (Al Hujurat : 13)
Pada ayat pertama, Allah ta’ala mengabarkan bahwa seorang yang beriman
kepada Allah tidak akan mencintai musuh-musuh Allah sekalipun mereka itu
manusia terdekat. Dan Allah mengabarkan pada ayat kedua bahwa manusia
yang paling mulia di sisi Allah lagi dicintai-Nya ialah orang yang taat kepada-
Nya entah dari warga negara mana saja dan dari warna kulit apa saja.
Allah ta’ala telah memerintahkan untuk bersikap adil terhadap musuh
maupun kawan. Dia mengharamkan kezaliman atas diri-Nya lalu menjadikan
kezaliman itu haram diantara hamba-hamba-Nya. Dia memerintahkan sikap
amanah serta jujur dan mengharamkan khianat. Memerintahkan berbakti
kepada kedua orang tua, menyambung hubungan kekerabatan, berbuat
kebajikan kepada kaum fakir dan terlibat dalam amal-amal sosial kebaikan.
Allah juga memerintahkan berbuat baik terhadap semua hal hingga kepada
binatangpun. Dia mengaharamkan menyiksa binatang bahkan memerintahkan
berbuat baik kepadanya. Adapun binatang-binatang membahayakan seperti
anjing galak, ular, kalajengking, tikus,… dan cicak maka semua itu boleh
dibunuh untuk mencegah keburukan yang ditimbulkannya namun tidak boleh
disiksa.
Keempat, Konsep Islam Mengenai Sikap Muroqobah dan Wejangan Hati
Bagi Orang Mukmin
Banyak ayat-ayat di dalam Al Qur’an Al Karim yang menerangkan manusia
bahwa Allah itu melihat mereka dimanapun mereka berada. Dia mengetahui
seluruh amal perbuatan mereka dan mengetahui niat yang terlintas dalam hati
mereka. Allah mengawasi semua gerak gerik dan perkataan mereka. Sedang
malaikat yang menyertai mereka menulis semua yang muncul dari mereka baik
ketika sendirian maupun dalam keramaian. Allah akan menghisab mereka atas
segala yang mereka perbuat dan ucapkan. Dia telah memperingatkan mereka
akan siksa-Nya yang pedih jika mereka bermaksiyat kepada-Nya dalam
Diinul Al-Haq 53
kehidupan ini dan menyelisihi perintah-Nya. Sehingga hal itu menjadi
peringatan keras bagi orang-orang yang beriman kepada Allah yang mencegah
mereka terjerumus dalam berbuat maksiat kepada-Nya. Lalu mereka
meninggalkan semua perbuatan jahat dan dosa karena rasa takut kepada Allah
ta’ala.
Adapun orang yang tidak takut kepada Allah dan mengerjakan berbagai
pebuatan maksiat jika mampu ia kerjakan maka Allah telah menjadikan
baginya had (batasan) yang mencegahnya dalam kehidupan ini. Yaitu; perintah
Allah kepada kaum muslimin untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar
(memerintahkan kebajikan dan mencegah kemungkaran). Sehingga dengan
demikian setiap muslim merasa bertanggung jawab di hadapan Allah atas
setiap perbuatan salah (dosa) yang dilihatnya dikerjakan orang lain sampai ia
mencegahnya dari melakukan perbuatan tersebut dengan lisannya jika tidak
mampu mencegah dengan tangannya. Allah juga memerintahkan pemimpin
kaum muslimin untuk menegakkan hukum had-had Allah terhadap pelaku
kesalahan. Yaitu hukuman-hukuman yang dijatuhkan sesuai kejahatan yang
dilakukan pelakunya yang telah Allah terangkan dalam Al Qur’an dan
dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam hadits-haditsnya dan memerintahkan
untuk diterapkan bagi para pelaku kejahatan. Dengan ini akan tersebar
keadilan, ras aman dan sentosa.
Kelima, Konsep Islam Mengenai Sikap Menanggung Beban Bersama
dan Gotong Royong Sosial.
Allah ta’ala memerintahkan kaum muslimin untuk kerja sama dan tolong
menolong sesama mereka dalam hal moril maupun materil sebagaimana hal itu
telah dijelaskan pada bab zakat dan shodaqah. Allah ta’ala mengharamkan
seorang muslim menyakiti manusia dalam bentuk apapun. Hingga gangguan di
jalan itupun Allah mengaharamkannya dan memerintahkan seorang muslim
untuk menghilangkannya jika ia lihat sekalipun yang meletakkanya orang lain
dan menjanjikan baginya pahala atas perbuatan itu sebagaimana Dia memberi
ancaman siksa bagi yang melakukan gangguan itu.
Allah mewajibkan orang mukmin mencintai saudaranya sebagaimana ia
mencintai dirinya sendiri dan membenci bagi saudaranya apa yang dia benci
untuk dirinya. Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa
dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (Al Maidah :
2)
Diinul Al-Haq 54
Allah berfirman :
[ ]
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu” (Al Hujurat : 10)
Allah berfirman :
[ ]
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka , kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau
berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan
barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhoan Allah, maka
Kami memberi kepadanya pahala yang besar” (An Nisa : 114)
Rasulullah saw bersabda :
“Tidak sempurna iman salah seorang kalian sampai ia mencintai untuk
saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri” Diriwayatkan oleh
Muslim.
Beliau bersabda pada khutbahnya yang agung yang beliau sampaikan di
akhir hayatnya ketika haji wada’ dalam rangka menegaskan kembali apa yang
pernah beliau perintahkan sebelumnya :
“Wahai manusia, sesungguhnya Robb kalian adalah satu, bapak kalian
adalah satu. Ketahuilah tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas non Arab
ataupun non Arab atas orang Arab. Dan tidak ada kelebihan orang kulit hitam
atas kulit merah maupun kulit merah atas kulit hitam melainkan dengan taqwa.
Sudahkah aku sampaikan? Para sahabat mennyahut: “Rasulullah benar telah
menyampaikan”.
Diinul Al-Haq 55
Beliau juga bersabda :
“Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian haram
atas kalian sebagaimana kehormatan hari kalian ini pada bulan kalian ini dan
pada negri kalian ini. Sudahkah Aku sampaikan?” Para menyahut : “Ya”. Lalu
beliau mengangkat jari-jarinya ke langit seraya bersabda : “Ya Allah
saksikanlah”.
Keenam, Konsep Islam Mengenai Politik Dalam Negri
Allah memerintahkan kaum muslimin mengangkat atas mereka seorang
imam yang mereka baiat untuk memangku jabatan kepemimpinan. Allah
memerintahkan mereka untuk bersatu dan tidak berpecah belah sehingga
mereka menjadi satu umat. Allah memerintahkan mereka menaati imam dan
pemimpin-pemimpin mereka kecuali jika mereka memerintah untuk berbuat
maksiat kepada Allah maka tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal
bermaksiat kepada Kholiq.
Allah memerintahkan orang muslim jika berada dalam suatu negara yang
ia tidak mampu di sana menampakkan agama Islam dan mendakwahkannya.
Allah memerintahkannya untuk hijrah dari negri tersebut menuju negara
Islam, yaitu negara yang didalamnya diterapkan syariah Islam pada seluruh
aspek dan dipimpin oleh seorang imam muslim yang memberlakukan hukum
dengan apa yang Allah turunkan.
Untuk itu Islam tidak mengenal batas-batas wilayah geografis, jenis
kewarganegaraan maupun kebangsaan. Akan tetapi kewarganegaraan seorang
muslim hanyalah Islam. Semua manusia adalah hamba Allah. Dan bumi ini
adalah bumi Allah dimana seorang muslim boleh berpindah-pindah tanpa ada
yang merintangi dengan syarat ia komitmen terhadap syariat Allah. Jika ia
menyelisihi syarat ini dalam suatu perkara maka diberlakukan padanya hukum
Allah. Dengan menjalankan syariat Allah dan menegakkan hukum had-Nya
maka akan diperoleh kembali rasa aman sentosa, kembalinya manusia pada
tindakan lurus, terjaganya darah, selamatnya kehormatan dan harta mereka
dan kebaikan semuanya. Sebagaimana kalau menyimpang dari syariat Islam ini
yang ada hanyalah segala keburukan.
Allah ta’ala menjaga akal dengan mengharamkan hal-hal yang membuat
mabuk, tidak sadar dan menghilangkan stamina. Dia tetapkan hukuman had
Diinul Al-Haq 56
bagi peminum minuman yang memabukkan, yaitu cambukkan sebanyak 40
hingga 80 kali setiap kali ia berbuat hal itu dalam rangka membuatnya jera,
menjaga akalnya dan melindungi manusia dari kejahatannya.
Allah juga menjaga darah kaum muslimin dengan ditetapkannya qishosh
terhadap orang yang menyakiti tanpa alasan yang dibenarkan. Untuk itu
pembunuh dihukum bunuh. Dan pada luka-luka itupun Allah menetapkan
hukuman qishosh sebagaimana Allah mensyariatkan bagi seorang muslim
untuk mempertahankan diri, kehormatan dan hartanya. Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Dan dalam qishosh itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai
orang-orang yang berakal, supaya kamu bertaqwa” (Al Baqarah : 179)
Rasulullah saw bersabda :
“Barangsiapa terbunuh karena mempertahankan jiwanya maka ia syahid,
barangsiapa terbunuh karena mempertahankan keluarganya maka ia syahid
dan barangsiapa terbunuh karena mempertahankan hartanya maka ia syahid”
Allah juga menjaga kehormatan kaum muslimin dengan mengharamkan
berbicara untuk menggunjing seorang muslim dengan pembicaraan yang tidak
disukai saudara muslimnya itu melainkan dengan alasan yang dibenarkan.
Demikian pula dengan hukuman had yang disyariatkan-Nya bagi orang yang
melemparkan tuduhan terhadap seorang muslim dengan kejahatan sosial,
misalnya zina dan homoseks tanpa dapat memberikan bukti yang bisa diterima
syariat.
Allah juga menjaga keturunan dari campur silang seling yang tak
dibenarkan syariat dan menjaga kehormatan dari ternodai oleh kejahatan sosial
dengan mengharamkan zina secara keras dan menganggapnya termasuk dari
dosa besar yang paling besar. Lalu Allah menetapkan hukuman keras bagi
pelakunya jika syarat-syarat ditegakkannya hukuman had zina untuknya telah
terpenuhi.
Allah juga menjaga harta dengan mengharamkan pencurian, curang, lotre,
sogok dan pendapatan-pendapatan haram yang lainnya. Dan dengan
menetapkan hukuman keras bagi pencuri dan perampok yaitu dipotong
manakala syarat-syaratnya telah terpenuhi atau menimpakan hukuman yang
dapat membuatnya jera jika syarat-syarat belum terpenuhi semua namun telah
terbukti mencuri.
Yang menetapkan hukuman-hukuman had ini Dialah Allah yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dia Maha Mengetahui terhadap apa yang
Diinul Al-Haq 57
dapat membuat baik keadaan makhluk-Nya sedang kepada mereka Allah
Maha Penyayang. Allah menjadikan hukuman-hukuman had ini sebagai
kafarat (penebus) dosa para pelaku kejahatan dari kaum muslimin berikut
sebagai bentuk perlidungan masyarakat dari kejahatan mereka maupun
kejahatan yang lainnya. Sedang orang-orang yang mencela hukuman bunuh
bagi pelaku pembunuhan dan hukuman potong tangan bagi pelaku pencurian
dari kalangan musuh-musuh Islam itu bahwasanya mereka hanyalah mencela
tidakan amputasi terhadap salah satu anggota tubuh yang berpenyakit lagi
rusak yang jika tidak diamputasi kerusakannya akan menyebar ke seluruh
anggota masyarakat. Namun pada saat yang sama mereka memandang baik
tindakan membunuh orang-orang tak bersalah demi ambisi-ambisi mereka
yang penuh kezaliman.
Ketujuh, Konsep Islam Mengenai Politik Luar Negri.
Allah memerintahkan kaum muslimin dan para pemimpin mereka untuk
menyeru orang-orang selain kaum muslimin kepada Islam dalam rangka
menyelamatkan mereka dengan Islam dari kegelapan kekafiran menuju cahaya
iman kepada Allah dan dari kesengsaraan tergenang dalam kehidupan dunia
yang penuh matrealistik ini serta tidak diperolehnya kebahagiaan ruh yang
benar-benar telah dinikmati oleh kaum muslimin.
Untuk itu Allah memerintahkan hal ini bagi seorang muslim. Yaitu; supaya
ia menjadi seorang sholeh yang dapat bermanfaat bagi semua anak manusia
dengan kesholehannya dan berusaha pula untuk menyelamatkan manusia
seluruhnya. Berbeda dengan semua konsep buatan manusia dimana menuntut
orang untuk menjadi warga negara yang baik, itu saja. Hal ini termasuk bukti
akan kerusakan dan kekurangan konsep tersebut sekaligus bukti akan
kebaikan dan kesempurnaan Islam.
Allah memerintahkan kaum muslimin mempersiapkan kekuatan yang
mampu mereka lakukan guna menghadapi musuh-musuh Allah yang dengan
kekuatan itu mereka dapat melindungi Islam dan kaum muslimin sekaligus
membuat gentar musuh Allah dan musuh mereka. Sebagaimana Allah
membolehkan kaum muslimin untuk mengadakan ikatan-ikatan perjanjian
dengan orang non Islam jika persoalannya memang mendorong ke situ sesuai
kaca mata syariat Islam. Allah mengharamkan kaum muslimin melanggar
perjanjian yang telah mereka sepakati bersama dengan musuh mereka kecuali
jika musuh lebih dahulu melanggar ataupun melakukan perbuatan yang
mengarah ke situ sehingga mereka tengah dirasa melakukan pelanggaran.
Sebelum mengawali peperangan dengan non Islam Allah memerintahkan
kaum muslimin pertama-tama untuk menyeru musuh-musuh mereka supaya
masuk Islam. Jika mereka menolak maka mereka diminta untuk membayar
jizyah (upeti) dan tunduk terhadap hukum Allah. Jika mereka tetap menolak
maka perang jalan penyelesaian hingga tidak ada lagi fitnah dan agama
seluruhnya milik Allah.
Diinul Al-Haq 58
Di tengah peperangan Allah mengharamkan kaum muslimin membunuh
anak-anak, wanita, orang tua dan para pendeta yang tinggal di biara-biara
mereka. Kecuali jika memang turut andil membantu pasukan musuh dalam
bentuk pendapat maupun perbuatan. Allah memerintahkan kaum muslimin
untuk memperlakukan para tawanan dengan cara baik. Dari sini kita dapat
memahami bahwa tujuan perang yang diinginkan dalam Islam bukanlah untuk
merebut kekuasaan dan penaklukan. Namun tujuan yang diinginkan dari
perang ini hanyalah dalam rangka menyebarkan kebenaran, kasih sayang
terhadap makhluk serta dalam rangka mengeluarkan manusia dari
penghambaan kepada sesama menuju penghambaan kepada Allah sang Kholiq.
Kedelapan, Konsep Islam Mengenai Kebebasan.
A-Kebebasan berkeyakinan. Dalam agama Islam, Allah ta’ala memberikan
kebebasan berkeyakinan bagi siapa yang masuk dibawah hukum Islam dari
kalangan non muslim setelah sebelumnya diberikan kepadanya penjelasan
secara gamblang mengenai Islam dan diseru untuk masuk Islam. Jika ia
memilih Islam maka disitulah ia akan mendapatkan kebahagiaan dan
keselamatan dirinya. Namun jika ia memilih tetap meyakini agamanya berarti
ia telah memilih bagi dirinya sendiri kekufuran, nasib celaka berikut azab
neraka. Dengan demikian telah tegak atasnya hujjah dan tidak ada lagi baginya
alasan di hadapan Allah ta’ala. Ketika itu kaum muslimin membiarkan ia
berada pada akidahnya dengan syarat ia harus membayar jizyah (pajak) yang
diserahkan langsung dengan tangannya dalam posisi hina, tunduk patuh di
bawah hukum Islam dan tidak boleh menampakkan syiar-syiar kekufurannya
di hadapan kaum muslimin.
Adapun seorang muslim maka setelah masuk Islam tidak diperkenankan
lagi untuk murtad (kembali kepada kekafiran). Sekiranya ia murtad maka
balasannya adalah dibunuh. Yang demikian itu disebabkan dengan sikap
murtadnya dari kebenaran setelah mengetahuinya berarti ia tidak lagi layak
untuk hidup. Kecuali jika ia bertaubat kepada Allah ta’ala dan kembali ke
pangkuan Islam. Sekalipun murtadnya dengan melakukan salah satu yang
membatalkan Islam maka ia harus bertaubat dari perbuatan yang
membatalkan Islam tersebut dengan cara meninggalkannya disertai kebencian
dan memohon ampun kepada Allah ta’ala.
Pembatal Keislaman itu Banyak. Diantaranya :
1-Syirik kepada Allah ta’ala. Yaitu seorang hamba menjadikan bersama
Allah ilah (sesembahan) lain. Sekalipun itu hanya menjadikannya sebagai
perantara antara dirinya dengan Allah supaya memohonkan kepada Allah dan
Diinul Al-Haq 59
mendekatkan kepada-Nya. Sama saja entah ia mengakui uluhiyah Allah
(hanya Allah yang berhak disembah) secara nama dan makna dengan
pengetahuannya akan makna ilah dan ibadah sebagaimana halnya kaum
musyrikin zaman jahiliyah yang menyembah berhala-berhala sebagai lambang
beberapa orang sholeh demi mencari syafaat mereka. Ataupun tidak mengakui
adanya ilah disamping Allah dan peribadatannya kepada ilah tersebut berarti
beribadah kepada Allah seperti halnya orang-orang musyrik yang menisbahkan
dirinya pada Islam yang tidak menerima orang yang menyeru mereka kepada
tauhid karena menyangka bahwa yang namanya syirik itu hanya sekedar
dalam bentuk sujud kepada berhala saja. Ataupun selain itu seorang hamba
mengatakan kepada sesuatu selain Allah: Inilah ilah (sesembahan) ku.
Mereka itu sama halnya dengan orang yang minum khomer dan
menyebutnya dengan nama selain khomer. Kondisi mereka itu telah lalu
dijelaskan. Allah berfirman :
]
[
“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingat,
hanya kepunyaan Allah lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang
yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):“ Kami tidak menyembah
mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan
sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka
tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak
menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar” (Az Zumar : 2-3).
Allah ta’ala berfirman :
]
[
“Yang (berbuat) demikian itulah Allah Robbmu, kepunyaan-Nya kerajaan.
Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apaapa
walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada
mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat
memperkenankan permintaanmu. Dan di hari Kiamat mereka akan mengingkari
kemusyrikan mu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu
sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui” (Fathir : 13-14)
2-Tidak mau mengkafirkan orang-orang musyrik dan orang-orang kafir
lainnya seperti yahudi, nasrani, orang-orang atheis, majusi serta para taghut
yang menerapkan hukum dengan selain yang Allah turunkan dan tidak rela
Diinul Al-Haq 60
dengan hukum Allah. Maka siapa yang enggan mengkafirkan mereka setelah
ia mengetahui mereka telah dinyatakan kafir oleh Allah berarti ia kafir.
3-Sihir yang mengakibatkan syirik besar. Maka siapa saja mengerjakan
sihir atau rela dengan perbuatan sihir setelah mengetahui bahwa pelakunya itu
kafir. Barangsiapa rela dengannya berarti ia kafir.
4-Meyakini bahwa syariat atau sistem selain Islam lebik baik daripada
syariat Islam. Atau selain hukum Nabi saw lebih baik daripada hukumnya.
Atau meyakini bolehnya berhukum dengan selain hukum Allah.
5-Membenci Rasul saw atau sesuatu yang diketahui bahwa hal itu
termasuk syariat beliau.
6-Memperolok-olok dengan sesuatu yang diketahui bahwa hal itu dari
ajaran Islam.
7-Tidak senang dengan kemenangan Islam atau gembira dengan
kemundurannya.
8-Memberikan wala’ (loyalitas) kepada orang kafir dengan mencintai dan
menolong mereka sedangkan ia sadar bahwa orang yang loyal terhadap orang
kafir berarti termasuk dari mereka.
9-Meyakini bahwa ia boleh keluar dari syariat Muhammad saw sedangkan
ia sadar bahwa tidak ada seorangpun yang dibenarkan keluar dari syariat
beliau dalam perkara apapun.
10-Berpaling dari agama Allah. Maka barangsiapa berpaling dari Islam
setelah sebelumnya ia diingatkan, tidak mau mempelajari dan
mengamalkannya berarti ia kafir.
11-Mengingkari salah satu hukum Islam yang telah disepakati dan hukum
semisalnya yang tidak mungkin tidak diketahui.
Dalil-dalil tentang pembatal-pembatal ini banyak sekali dalam Al Qur’an
dan As Sunnah.
B-Kebebasan berpendapat.
Allah memberikan kebebasan berpendapat dalam Islam dengan syarat
pendapat tersebut tidak dibarengi dengan menafikan ajaran-ajaran Islam. Oleh
karena itu Allah memerintahkan seorang muslim untuk menyatakan kalimat
kebenaran di hadapan siapa saja tanpa takut celaan orang yang mencela di
jalan Allah dan menjadikan hal itu termasuk bentuk jihad paling utama. Allah
memerintahkan seorang muslim untuk menasehati para pemimpin kaum
muslimin dan mencegah mereka dari hal-hal yang dilarang. Allah juga
memerintahkannya pula untuk membantah dan mencegah orang yang menyeru
kepada kebathilan. Yang demikian ini merupakan aturan yang paling agung
nan indah demi menghargai pendapat. Adapun pendapat yang menyelesihi
syariat Allah maka orang yang melontarkannya tidak diperkenankan untuk
menampakkan pendapatnya itu karena akan merusak dan memerangi
kebenaran.
Diinul Al-Haq 61
C-Kebebasan individu.
Allah memberikan dalam Islam kebebasan individu dalam batas-batas
syariat Islam yang suci. Untuk itu Allah menjadikan bagi orang – laki maupun
perempuan- kebebasan untuk melakukan interaksi dengan yang lain seperti
jual beli, hibah, wakaf dan memaafkan. Berikut Allah memberikan kebebasan
bagi setiap orang laki-laki dan wanita untuk memilih pasangan hidupnya.
Masing-masing tidak boleh dipaksa untuk menikah dengan orang yang tidak
disenanginya. Pada saat seorang wanita memilih lelaki yang tidak sepadan
dengan agamanya maka tidak boleh merestuinya demi menjaga akidah dan
kemuliannya. Larangan Ini demi kemaslahatan wanita tersebut dan
keluarganya.
Wali seorang wanita (yaitu laki-laki yang terdekat dengannya secara nasab
atau yang menjadi wakilnya), dialah yang mewakili akad nikahnya. Sebab
seorang wanita tidak boleh menikahkah dirinya sendiri dikarenakan hal itu
menyerupai wanita pelacur. Wali tadi mengatakan kepada calon mempelai laki :
“Aku nikahkan kamu dengan fulanah”. Lalu calon mempelai laki menjawab :
“Saya terima nikah ini”. Akad ini dengan dihadiri dua saksi.
Islam tidak memperkenankan seorang muslim melampaui batas yang telah
disyariatkan oleh Allah untuknya dimana ia dan segala yang dia punyai adalah
milik Allah sehingga tingkah lakunya harus dalam batas-batas syariat Allah
yang telah ditentukan-Nya sebagai bentuk rahmat bagi hamba-Nya.
Barangsiapa berpegang teguh dengannya akan mendapat petunjuk dan bahagia
sedang siapa yang menyelesihinya niscaya celaka dan binasa. Oleh karenanya
Allah dengan sangat tegas mengharamkan zina dan liwath (homosek), serta
mengharamkan seorang muslim melakukan tindakan bunuh diri dan merubah
ciptaan Allah yang telah Allah jadikan pada bentuknya. Adapun mencukur
kumis, memotong kuku, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak
serta khitan maka hal itu Allah yang memerintahkannya.
Allah juga mengharamkan atas seorang muslim untuk menyerupai musuhmusuh
Allah dalam hal-hal yang menjadi ciri khas mereka. Karena tasyabuh
(tindakan menyerupai) mereka dan mencintai mereka pada hal-hal yang lahir
dapat mengakibatkan tasyabuh dan mencintai mereka di dalam hati.
Sedangkan Allah menginginkan seorang muslim untuk menjadi sumber
pemikiran Islam yang benar dan bukan mengimpor pemikiran dan pendapat
manusia. Allah menginginkan seorang muslim untuk menjadi qudwah (teladan)
yang baik dan bukan orang yang taklid (mengekor orang lain).
Adapun hal-hal yang berkaitan dengan produksi dan pengalamanpengalaman
ketrampilan yang benar maka Islam memerintahkan untuk
mempelajari dan mengambilnya sekalipun telah didahului oleh orang non
Islam. Karena Allah lah Yang mengajari manusia. Allah ta’ala berfirman :
Diinul Al-Haq 62
[ ]
“Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Al ‘Alaq :
5). Ini merupakan posisi tertinggi dalam memberikan nasehat dan perbaikan
bagi manusia dalam mengambil manfaat dari kebebasannya, menjaga
kemuliannya serta melindunginya dari kejahatan dirinya dan orang lain.
D-Kebebasan tempat tinggal.
Allah ta’ala memberikan bagi seorang muslim kebebasan bertempat
tinggal. Untuk itu tidak boleh seorangpun masuk tanpa seijinnya dan tidak
boleh melihat ke dalam rumahnya tanpa seijinnya.
E-Kebebasan mencari penghasilan hidup.
Allah memberikan bagi seorang muslim kebebasan mencari penghasilan
hidup berikut mengeluarkan nafkah dalam batas-batas yang telah disyariatkan
untuknya. Untuk itu Allah memerintahkannya bekerja dan berpenghasilan
supaya dapat mencukupi dirinya dan keluarganya dan supaya ia dapat berinfaq
pada jalan kebaikan. Pada waktu yang sama Allah mengharamkan atasnya
penghasilan-penghasilan yang diharamkan seperti riba, lotre, sogok, mencuri,
upah perdukunan, sihir, zina dan homosek. Allah juga mengharamkan hasil
jualan barang-barang yang diharamkan seperti hasil jual patung-patung yang
memiliki nyawa, khomer, babi, alat-alat permainan yang diharamkan, serta
upah menyanyi dan menari. Sebagaimana penghasilan dari sumber-sumber ini
diharamkan demikian pula membelanjakan harta untuk itu juga diharamkan.
Untuk itu seorang muslim tidak dibenarkan membelanjakan harta sedikitpun
melainkan pada jalan yang disyariatkan.. Ini merupakan posisi tertinggi dalam
memberikan nasehat, petunjuk serta perbaikan bagi manusia dalam perkara
penghasilan dan cara membelanjakannya supaya ia dapat hidup secara kaya
dengan penghasilan halal nan secara bahagia.
Kesembilan, Konsep Islam Mengenai Keluarga.
Allah ta’ala memberikan aturan bagi keluarga dalam syariat Islam secara
sempurna dimana dapat merealisasikan faktor-faktor kebahagiaan bagi orangorang
yang mau mengambilnya. Allah mensyariatkan ihsan (berbuat baik)
kepada kedua orangtua (ayah dan ibu) dengan berkata lembut,
mengunjunginya secara rutin jika ia jauh dari keduanya, berkhidmat kepada
keduanya, memenuhi semua kebutuhannya, memberi belanja keduanya,
memberinya tempat tinggal jika keduanya faqir atau salah satu dari keduanya.
Allah memberikan ancaman siksa bagi siapa yang menelantarkan kedua orang
tuanya dan menjajikan orang yang berbuat ihsan kepada keduanya dengan
kebahagiaan. Allah mensyariatkan pernikahan dan menjelaskan dalam kitab-
Nya hikmah disyariatkannya nikah melalui lisan Rasul-Nya saw. Diantaranya :
Diinul Al-Haq 63
1-Dengan nikah akan diperoleh faktor terbesar terjaganya kesucian diri
dan menjaga kemaluan dari yang haram (zina) serta menjaga mata dari
memandang yang haram.
2-Dengan nikah akan diperoleh ketentraman dan ketenangan bagi suami
istri dari pasangannya masing-masing karena Allah menjadikan antara
keduanya mawadah (kecintaan) dan rahmah (kasih sayang).
3-Dengan nikah kwantitas kaum muslimin akan bertambah banyak sesuai
dengan syariat dimana didalamnya ada kesucian dan kebaikan.
4-Dengan nikah masing-masing suami istri dapat melayani pasangannya
ketika masing-masing menjalankan tugas yang selaras dengan tabiatnya
sebagaimana yang diciptakan oleh Allah ta’ala.
Seorang laki-laki bekerja di luar rumah dan mencari penghasilan supaya
dapat memberi belanja istri dan anak-anaknya. Sedang sang istri bekerja di
dalam rumah. Ia hamil, menyusui, mendidik anak-anak dan menyiapkan
hidangan makan bagi suaminya, rumah dan tempat tidur. Apabila suaminya
masuk rumah dalam keadaan capek maka akan segera hilang rasa capeknya
dengan melihat istri dan anak-anaknya. Sehingga semua anggota keluarga
dapat hidup bahagia dan tentram.
Tidak mengapa istri turut mendampingi suaminya –jika kedua memang
saling meridhoi- untuk melakukan beberapa pekerjaan yang dapat memberikan
hasil untuk dirinya ataupun untuk membantu suaminya mendapatkan
penghasilan. Namun hal itu dengan syarat pekerjaan yang dia lakukan jauh
dari laki-laki dimana tidak bercampur dengan mereka. Hal itu seperti pekerjaan
yang ada di dalam rumahnya atau di sawah miliknya ataupun sawah milik
suami atau keluarganya. Adapun pekerjaan yang mengakibatkan ia harus
bercampur baur dengan laki-laki di pabrik, kantor, toko atau yang semisalnya
maka yang demikian ini tidak dibolehkan untuk wanita. Dan tidak boleh bagi
suaminya, atau orang tuanya dan kerabatnya merestuinya sekiranya dirinya
rela melakukan hal itu. Karena hal itu akan dapat menjerumuskan dirinya dan
masyarakat dalam kerusakan. Untuk itu selama wanita terjaga dan terpelihara
di dalam rumahnya tanpa diperlihatkan terhadap kaum laki maka ia akan
senantiasa dalam keamanan dan tak akan disentuh oleh tangan-tangan dosa
dan tidak pula dilihat oleh mata keranjang. Adapun jika wanita keluar ditengah
manusia maka saat itu ia lenyap dan jadilah ia bak doma berada diantara
gerombolan serigala. Tidak menunggu waktu sejenak melainkan orang-orang
jahat itu telah merobek-robek kehormatan dan harga dirinya.
Jika seorang suami belum merasa cukup dengan satu istri maka Allah
telah membolehkannya untuk poligami sampai empat saja. Dengan syarat
harus ada sikap adil diantara istri-istrinya menurut kadar kemampuannya
berupa tempat tinggal, nafaqoh dan giliran. Adapun kecintaan hati maka tidak
disyaratkan harus adil karena hal itu perkara yang tidak dimiliki seseorang dan
ia tidak dicela karena hal itu. Keadilan yang Allah nafikan kemampuannya oleh
manusia dengan firman-Nya:
Diinul Al-Haq 64
[ ]
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara istri-istri(mu)
walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian” (An Nisa’ : 129) maksudnya di
sini adalah cinta dan semua yang terkait. Sikap adil yang ini Allah tidak
menjadikan kemustahilan direalisasikannya sebagai penghalang untuk
berpoligami karena itu sudah diluar kadar kemampuan orang. Sebab Allah
ta’ala lebih mengetahui terhadap apa yang dapat membuat mereka baik maka
perkara poligami tersebut sesuatu yang baik bagi kaum laki dan wanita. Hal itu
dikarenakan seorang laki-laki yang normal mempunyai persiapan dari aspek
biologis dimana dengan faktor itu ia dapat memenuhi kebutuhan batin bagi
empat wanita dan menjadikan mereka bisa menjaga kehormatan diri. Manakala
seorang laki hanya dibatasi dengan satu wanita sebagaimana yang berlaku di
kalangan orang nasrani dan yang lain dan sebagaimana pula yang digembargemborkan
oleh orang-orang yang mengaku-aku beragama Islam, jika ia hanya
dibatasi dengan satu wanita niscaya akan terjadi berbagai kerusakan berikut:
Pertama; Jika ia seorang beriman yang taat kepada Allah niscaya ia akan
takut kepada Allah karena ia terkadang menjalani kehidupannya dengan
merasakan kehilangan sesuatu dan kebutuhan nafsu tertahan dari yang halal.
Karena kondisi satu istri pada saat masa hamil tua, nifas, haidh dan sakit
dapat menahan suami dari menggaulinya. Inipun jika istri menarik bagi
suaminya dan keduanya saling mencintai. Adapun jika sekiranya istrinya tidak
menarik bagi suami maka perkaranya akan lebih berbahaya lagi.
Kedua; jika sang suami seorang yang bermaksiat kepada Allah lagi mau
berbuat serong maka ia akan melakukan perbuatan keji yang berupa zina dan
berpaling dari istrinya. Banyak orang yang tidak sependapat dengan adanya
poligami melakukan kejahatan zina dan serong tanpa batas. Lebih dahsyat lagi
ia dapat dihukumi kafir manakala ia memerangi poligami yang disyariatkan
dan mencelanya padahal ia mengetahui Allah membolehkannya.
Ketiga; banyak kalangan wanita tidak dapat menikah dan berketurunan
jika poligami dilarang. Sehingga seorang wanita sholihah dan menjaga
kesuciannya diantara mereka hidup sebagai seorang wanita merana tanpa
nikah. Sedang wanita yang lain hidup sebagai wanita yang berbuat keji
murahan dimana kehormatannya dipermainkan oleh orang-orang jahat.
Sudah maklum bahwa wanita itu lebih banyak kwantitasnya daripada
kaum laki disebabkan potensi kaum laki mengalami kematian dalam skala
lebih besar oleh faktor peperangan dan lahan-lahan pekerjaan yang berbahaya
yang mereka jalani. Sebagaimana telah maklum bahwa seorang wanita telah
siap menikah semenjak masuk masa baligh. Adapun kaum laki tidak
semuanya siap karena banyak diantara mereka tidak mampu menikah karena
tidak kuat membayar mahar, biaya hidup rumah tangga dan seterusnya.
Diinul Al-Haq 65
Dengan demikian diketahui bahwa Islam itu bersikap adil (proposional) dan
menyayangi wanita. Adapun orang-orang yang menyerang adanya poligami
yang disyariatkan maka mereka itu musuh bagi wanita, bagi kebaikan dan bagi
para nabi. Karena poligami itu sunah nabi-nabi Allah as. Saat mereka menikahi
banyak wanita lalu menghimpunnya pada batas-batas yang telah Allah
syariatkan bagi mereka.
Adapun rasa cemburu dan sedih yang dirasakan seorang istri ketika
suaminya mengambil istri lain maka itu merupakan perkara naluri dan
perasaan dimana tidak dibenarkan untuk didahulukan daripada syariat pada
perkara apapun. Mungkin saja bagi wanita memberikan syarat untuk dirinya
sebelum akad nikah untuk tidak dimadu oleh suaminya. Jika suaminya
menerima berarti ia terikat oleh syarat itu. Jika ternyata ia memutuskan
menikah lagi maka wanita tadi boleh memilih antara tetap dalam
perkawinannya atau fasakh (membatalkannya) dan pihak laki tidak boleh
mengambil apa yang telah diberikan kepada istrinya.
Allah mensyaratkan talaq, pada konteksnya lebih khusus dalam kondisi
perselisihan dan perpecahan antara suami istri dan pada kondisi tidak ada
saling mencintai supaya keduanya tidak hidup dalam kesengsaraan dan
perselisihan dan supaya masing-masing keduanya mendapatkan pasangan
yang ia sukai dan dapat memperoleh kebahagiaan bersamanya dalam sisa
umurnya dan di akhirat kelak jika keduanya meninggal dalam Islam.
Kesepuluh; Konsep Islam Mengenai Kesehatan
Syariat Islam datang membawa semua prinsip-prinsip kedokteran. Dalam
Al Qur’an dan hadits-hadits Rasul saw terdapat penjelasan mengenai banyak
penyakit kejiwaan dan badan sekaligus menjelaskan therapinya yang bersifat
materil dan moril. Allah ta’ala berfirman:
[ ]
“Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman” (Al Isra’ : 82)
Rasul saw bersabda :
“Tidaklah Alah menurunkan suatu penyakit melainkan Allah turunkan pula
obatnya. Diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak ditangkap oleh
orang yang tidak mengetahuinya”
dan beliau bersabda :
Diinul Al-Haq 66
“Berobatlah kalian wahai hamba-hamba Allah dan janganlah kalian
berobat dengan sesuatu yang haram”.
Dalam kitab Zadul Ma’ad Fi Hadyi Khairil Ibaad karangan Imam Ibnul
Qoyyim terdapat penjelasan secara rinci mengenai hal itu. Silahkan dirujuk
kembali kitab tersebut karena termasuk diantara kitab-kitab Islam yang paling
bermanfaat, paling outentik dan paling lengkap dalam menjelaskan Islam dan
perjalanan hidup Rasulullah saw.
Kesebelas; Konsep Islam Mengenai Ekonomi, Bisnis Perdagangan,
Produksi dan Pertanian.
Konsep Islam mengenai ekonomi, bisnis perdagangan, produksi, pertanian
dan semua yang menjadi kebutuhan manusia berupa air, bahan pangan,
sarana-sarana umum dan sistem yang memberikan jaminan kelestarian
lingkungan kota dan pedesaan mereka. Kebersihan dan penataan lalu
lintasnya. Serta memberantas tindakan main curang, dusta dan selain itu.
Semua ini telah dijelaskan dalam Islam secara rinci dan lengkap.
Kedua belas; Konsep Islam Dalam Menjelaskan Musuh-Musuh
Tersembunyi dan Cara Menghindarinya
Allah ta’ala menjelaskan di dalam Al Qur’an bagi hamba-Nya yang muslim
bahwa ia mempunyai musuh-musuh yang hendak menyeretnya kepada
kebinasaan di dunia dan akhirat. Jika ia mematuhi dan mengikutinya maka
Allah memperingatkan dari musuhnya dan menjelaskan jalan menyelamatkan
diri darinya. Musuh-musuh tersebut adalah;
Pertama, syaitan terlaknat yang memback up sisa musuh-musuh yang
lain dan menggerakkannya melawan manusia. Dialah musuh bapak kita, Adam
dan ibu kita, Hawa yang telah mengeluarkan keduanya dari surga. Dia
merupakan musuh langgeng bagi keturunan Adam hingga berakhirnya dunia.
Ia bekerja keras untuk menjerumuskan mereka kepada kekafiran kepada Allah
hingga Allah melanggengkan mereka ke neraka bersama-sama dirinya –kita
berlindung kepada Allah. Dan siapa yang tak mampu ia jerumuskan kepada
kekafiran maka ia berusaha menjerumuskannya pada berbagai kemaksiatan
yang mengakibatkan ia mendapat murka dan siksa Allah.
Syaitan merupakan ruh yang berjalan dalam tubuh manusia pada aliran
darah. Syetan memasukkan bisikan-bisikan dalam dadanya dan dia buat
keburukan tampak indah baginya hingga dapat dia jerumuskan pada
keburukan tersebut jika menaatinya. Jalan menyelamatkan diri darinya
sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah ta’ala yaitu seorang muslim jika sedang
marah atau terdetik untuk melakukan kemaksiatan supaya mengucapkan :
Diinul Al-Haq 67
“Saya berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk”. Lalu tidak
melampiaskan kemarahannya dan tidak menjalankan kemaksiatannya. Selain
itu supaya ia menyadari bahwa yang mendorong kepada keburukan yang dia
rasakan dalam dirinya adalah syaitan supaya menjerumuskannya pada
kebinasaan kemudian setelah itu ia berlepas diri darinya. Allah ta’ala berfirman
:
[ ]
“Sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya
mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (Fathir : 6)
Musuh kedua; Hawa nafsu. Dari hawa nafsu inilah terkadang manusia
merasakan keinginan untuk menolak kebenaran dan meninggalkannya jika ada
yang datang lainnya. Demikian pula keinginan untuk menolak hukum Allah
ta’ala karena berseberangan dengan keinginannya. Berangkat dari hawa nafsu
inilah perasaan lebih didahulukan daripada kebenaran dan keadilan. Jalan
menyelamatkan diri dari musuh ini adalah seorang hamba hendaknya
memohon perlindungan kepada Allah ta’ala dari mengikuti hawa nafsu dan
jangan memenuhi dorongan hawa nafsunya sehingga tidak sampai ia ikuti.
Namun ia mengatakan yang benar dan menerimanya sekalipun itu pahit dan
memohon perlindungan kepada Allah dari syaitan.
Musuh ketiga; nafsu yang menyuruh kepada keburukan. Diantara
suruhannya berbuat buruk apa yang dirasakan seseorang dalam dirinya dari
keinginan untuk melakukan syahwat yang diharamkan seperti zina, minum
khomer, berbuka pada bulan romadhon tanpa alasan yang dibenarkan syariat
dan perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah selain itu. Jalan
menyelamatkan dari musuh ini adalah seorang hamba hendaknya memohon
perlindungan kepada Allah ta’ala dari kejahatan dirinya dan dari syaitan, sabar
menahan diri dari menjalankan syahwat yang diharamkan ini dan menahan
diri darinya karena mencari ridho Allah sebagaimana ia sabar menahan dirinya
dari makan atau minum yang sangat ia ingini namun makanan tersebut
membahayakan dirinya sekiranya ia makan atau minum. Ia mengingat-ingat
bahwa syahwat yang diharamkan ini cepat lenyap yang akibatnya penyesalan
panjang.
Musuh keempat; syaitan berujud manusia. Mereka adalah para pelaku
kemaksiatan dari bani Adam yang telah dipermainkan syaitan. Jadilah mereka
mengerjakan kemungkaran dan membuatnya nampak indah dihadapan orang
yang bergaul dengan mereka. Jalan menyelamatkan dari musuh ini adalah
waspada darinya, menjauhkan diri dan tidak bergaul dengannya.
Ketiga belas; Konsep Islam Mengenai Idialisme dan Hidup Bahagia
Diinul Al-Haq 68
Sasaran tinggi yang Allah ta’ala arahkan kepada hamba-hamba-Nya
yang berserah diri kepada-Nya bukanlah kehidupan dunia ini berikut segala
yang menggiurkan didalamnya yang fana. Namun sasaran tinggi tersebut
adalah persiapan untuk masa depan yang hakiki dan abadi. Yaitu kehidupan
akhirat setelah mati. Sehingga seorang muslim yang benar akan bekerja dalam
kehidupan ini dengan anggapan dunia hanyalah sekedar sarana menuju
kehidupan akhirat dan bukannya sebagai tujuan akhir.
Ia mengingat-ingat firman Allah ta’ala :’
[ ]
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku” (Adz Dzariat : 56)
Firman Allah ta’ala :
]
[
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwallah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk esuk hari
(akhirat), dan bertaqwallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa
kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.
Mereka itulah orang-orang yang fasik. Tiada sama penghuni-penghuni neraka
dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang
yang beruntung” (Al Hasyr : 18-20).
Allah ta’ala berfirman :
[ ]
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan
sebarat dzarrahpun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya.” (Al Zilzalah : 7-8)
Seorang muslim yang benar akan mengingat-ingat ayat-ayat yang agung
ini dan firman Allah lainnya yang diarahkan oleh Allah kepada hamba-hamba-
Nya sebagai tujuan Allah menciptakan mereka dan masa depan yang sedang
menanti-nanti mereka tidak ragu lagi. Sehingga ia kan mengadakan persiapan
untuk menghadapi masa depan yang hakiki nan abadi itu dengan
Diinul Al-Haq 69
mengikhlaskan ibadah kepada Allah semata dan mengerjakan amal yang
membuat Allah ridho dengan penuh harap akan ridho Allah kepadanya dan
dimuliakan di kehidupan ini dengan ketaatan kepada-Nya dan setelah mati
dengan memasukkannya ke dalam surga-Nya. Sehingga Allah memuliakannya
dalam kehidupan ini dengan mengaruniakannya kehidupan yang baik. Ia hidup
dalam perlindungan dan penjagaan Allah. Memandang dengan cahaya Allah.
Menunaikan berbagai macam ibadah yang diperintahkan oleh Allah kepada-
Nya. Sehingga ia dapat merasakan kelezatan munajat kepada Allah ta’ala dan
ia berdzikir kepada Allah dengan hati dan lisannya lalu hatinyapun merasakan
ketenangan dengan itu.
Ia bersikap baik kepada manusia dengan ucapan dan perbuatannya.
Sehingga iapun mendengar dari orang-orang baik di antara mereka pengakuan
akan kebaikannya, doa untuk dirinya apa yang menggembirakan dan
melegakkan dadanya. Ia melihat sikap mengingkari karya baiknya dari orangorang
yang mendengkinya tidak menghalanginya untuk berbuat baik
kepadanya, karena dia tiada lain menghendaki dengan perbuatan baiknya
wajah Alloh dan pahalaNya. Ia mendengar dan melihat caci makian dan
gangguan dari orang-orang jahat yang benci kepada agama Alloh dan
pemeluknya apa yang mengingatkannya dengan apa yang dihadapi para utusan
Alloh maka menyadari bahwa hal ini di jalan Alloh maka menambahinya
cintanya kepada Islam dan keteguhannya diatasnya. Ia beramal dengan
tangannya di kantor, atau kebun atau tokonya atau pabrik untuk memberi
manfaat kepada kaum muslimin dengan produksinya supaya mendapatkan
pahala dari Alloh di hari ia bertemu dengannya atas niatnya yang sholeh, dan
supaya mendapatkan penghasilan yang baik yang bisa ia pakai membelanjahi
dirinya dan keluarganya, bershodaqoh darinya maka ia hidup dengan kaya
hati, mulia, merasa cukup mengharap pahala dari Alloh ta’ala, kareana Alloh
mencintai orang mukmin yang kuat yang bekerja, makan, minum, tidur tanpa
berlebih-lebihan agar memperkuat diri dengannya untuk taat kepada Alloh,
menggauli istrinya untuk menjaga kehormatannya dan dirinya dari apa yang
diharamkan oleh Alloh, dan agar menurunkan anak-anak yang beribadah
kepada Alloh serta mendoakan untuknya ketika masih hidup atau sudah mati
maka lestarilah amal sholehnya, dan semakin bertambah banyak dengan
mereka jumlah kaum muslimin maka dengannya dia mendapatkan pahala dari
Alloh. Mensyukuri Alloh atas segala nikmatNya dengan mempergunakannya
untuk ketaatan kepada Alloh serta mengakui bahwa semuanya hanya dari
Alloh semata maka ia mendapatkan dengannya pahala dari Alloh ta’aala. Dia
mengetahui bahwa apa yang kadang kadang menimpanya dari kelaparan,
ketakutan, sakit dan beberapa musibah tiada lain hal itu ujian dari Alloh agar
Dia melihat- dan Dia lebih mengetahui tentang dirinya- kadar kesabarannya,
ridhonya dengan qodar Alloh swt, maka ia sabar, ridho dan memuji Alloh ats
segala kondisi dengan mengharap pahalanya yang Dia sediakan bagi orangDiinul
Al-Haq 70
orang sabar, maka jadi ringanlah musibah tersebut dan menerimanya, seperti
menerimanya orang sakit pahitnya obat karena keinginannya untuk sembuh.
Jika seorang muslim hidup didunia ini sebagaimana Alloh perintahkan
dengan ruh yang tinggi dia akan beramal untuk masa depan yang hakiki yang
kekal, agar berbahagia kebahagiaan yang abadiyang tidak tidak dikeruhkan
oleh kekeruhan kehidupan inidan tidak akan diputus oleh kematian, maka
tidak diragukan lagi bahwa dia adalah orang yang bahagia di dunia, bahagia di
kehidupan akhir setelah kematian. Alloh berfirman :
[ ]
Itulah kampung akhirat yang kami berikan buat orang-orang yang tidak
menghendaki kesombongan di muka bumi juga tidak menghendaki berbuat
kerusakan, dan kesudahan baik bagi orang-orang yang bertakwa.
[ ]
Barang siapa yang beramal sholeh baik laki-laki maupun perempuan
sedang dia beriman maka kami akan berikan dia kehidupan yang baik dan
benar-benar kami akan balas mereka pahala mereka dengan yang paling baik
apa yang mereka kerjakan.
Di ayat yang mulia di atas dan ayat semisalnya Alloh swt menghabarkan
bahwa Dia membalas laki-laki sholeh dan wanita sholihah yang beramal di
dunia ini dengan ketaatan kepada Alloh dlam rangka mencari ridhoNya dengan
balasan yang segera di kehidupan dunia ini yaitu kehidupan yang baik yang
bahagia yang telah kami sebutkan terdahulu, dan balasan belakangan setelah
mati, yaitu kenikmatan surga yang kekal, dalam hal ini Rasul saw bersabda :
Sungguh mengherankan orang beriman segala urusannya baginya baik, jika
mendapatkan kesenangan dia bersyukur maka adalah baik baginya, dan jika
tertimpa kesusahan dia sabar maka ia baik baginya.
Dengan ini jelas bahwa sungguh hanya dalam Islam saja idiologi yang
benar, ukuran yang tepat bagi baik dan buruk, syistim yang lengkap dan adil,
dan bahwa segala pendapat dan teori dalam ilmu jiwa, kemasyarakatan,
pendidikan, politik, ekonomi, dan segala aturan dan syistim syistim manusia
harus diluruskan sesuai dengan cahaya Islam, diambil darinya, kalau tidak
mustahil akan beruntung apa yang bertentangan dengannya, bahkan sumber
kecelakaan orang yang mengambilnya baik di dunia maupun di Akherat.
FASAL KELIMA
Diinul Al-Haq 71
Menyingkap Kesalahfahaman
Pertama : orang –orang yang berbuat buruk terhadap Islam
Kebanyakan yang berbuat keburukan terhadap Islam ada dua golongan :
Kelompok pertama : orang yang menisbahkan dirinya kepada Islam dan
menda’wakan bahwa mereka kaum muslimin, akan tetapi mereka menyalahi
Islam dengan ucapan dan perbuatan mereka, mereka melakukan perbuatan
Islam berlepas diri darinya, mereka tidak mewakili Islam, dan tidak sah amalan
mereka dinisbahkan kepada Islam, mereka itu adalah :
A-Orang-orang Yang menyeleweng dalam aqidah mereka, seperti orang
yang thowaf di kuburan dan minta kebutuhan mereka dari yang dikuburkan,
serta beri’tiqod bahwa mereka memiliki untuk memberikan manfaat dan
bahaya.
B-Yang rusak dalam Akhlaq dan agama mereka, mereka meninggalkan
kewajiban-kewajiban yang diwajibkan oleh Alloh, dan melakukan yang
diharamkan, seperti : zina, minum khomer, mencintai musuh Alloh dan
melakukan perbuatan yang meniru mereka.
C-Diantara yang menjelekkan Islam adalah orang-orang Islam, akan tetapi
iman mereka kepada Alloh lemah, praktek mereka terhadap ajarn Islam
kurang, mereka lalai terhadap sebagian kewajiban, akan tetapi tidak
meninggalkannya, melakukan sebagian yang haram yang tidak sampai derajat
syirik besar atu yang lainnya dari macam-macam kekafiran, sungguh mereka
terbiasa dengan kebiasaan jelek yang diharamkan, Islam bebas darinya, dan
dianggap sebagia dosa-dosa yang besar seperti dusta, menipu, menyalahi janji,
hasad, mereka semuanya berbuat buruk terhadap Islam karena orang yang
tidak mengetahui Islam dari orang selian Islam menyangka bahwa Islam
membolehkan mereka berbuat demikian.
Adapun kelompok kedua dari orang-orang yang berbuat buruk terhadap
Islam adalah manusia-manusia dari musuh-musuh Islam, yang dengki
kepadanya, dan mereka sebagiannya orang-orang orientalis, para kristianis dan
yahudi, dan orang yang mengikuti mereka dari orang yang dengki terhadap
Islam yang membikin gerah mereka akan kesempurnaannya, keluesannya, dan
cepat tersebarnya, karena dia adalah agama fitroh yang diterima oleh fitroh
dengan sekedar dipaparkannya, semua orang selain Islam hidup dalam dalam
kegundahan, dalam perasaan tidak ridho dengan agamanya, madzhabnya yang
ia ikuti, karena ia menyalahi fitrohnya yang Alloh ciptakan manusia diatasnya
kecuali seorang muslim sejati, karena sesungguhnya dialah yang satu-satunya
hidup bahagia dan ridho dengan agamanya, karean dia adalah agam ayang haq
yang Alloh syareatkan, dan syareatnya sesuai dengan fitroh yang Dia telah
menciptakan manusia diatasnya, untuk itu kita katakana kepada setiap
Nasrani, yahudi, dan setiap orang yang di luar Islam: sesungguhnya anakDiinul
Al-Haq 72
anakmu dilahirkan dalam fitroh Islam akan tetapi engkau dan ibu mereka
telah mengeluarkan mereka dari Islam dengan pendidikan yang rusak atas
kekafiran dan dia adalah yang yang menyalahi Islam dari agama-agama dan
aliran-aliran pemikiran.
Mereka yang dengki terhadap Islam dari kaum misionaris dan orientalis
sungguh telah berbuat kedustaan atas Islam dan atas Penutup para Nabi,
Muhammad sollallohu ‘alaihi wa sallam:
1- dengan mendustakan risalahnya pada suatu saat.
2- Dengan menuduhkan kepadanya dengan sesuatu keaiban, sedangkan
dia terbebas dengan persaksian Alloh dari segala keaiban dan
kekurangan walaupun mereka tidak suka
3- Dengan menggambarkan sebagian hukum Islam yang adil yang
disyariatkan Alloh Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijakasana
dengan gambaran buruk untuk membikin manusia lari darinya.
Akan tetapi Aloh swt membatalkan tipu daya mereka karena mereka
memerangi kebenaran sedangkan kebenaran itu tinggi dan tidak ada yang lebih
tinggi diatasnya, Alloh ta’aala berfirman :
]
[
Mereka menghendaki untuk memadamkan cahaya Alloh dengan mulut-mulut
mereka, dan Alloh menyempurnakan cahayanya walaupun orang-orang kafir
tidak suka. Dialah yang mengutus rasulNya dengan petunjuk dan Diin yang haq
agar memenangkan atas seluruh agama walaupun orang-orang musyrik tidak
suka.
Kedua : Sumber-sumber Islam .
Kalau engkau –wahai orang yang berakal- menghendaki untuk mengetahui
tentang Islam yang sesuai dengan hakekatnya, maka bacalah Al-Qur’an yang
agung, dan hadist-hadits Nabi Muhammad saw yang shohih yang tertulis
dalam Shohih Bukhori, Shohih Muslim, Muwatho’ Imam Malik, Musnad Imam
Ahmad bin Hambal, Sunan Abi Dawuud, Sunan Nasai, Sunan Tirmidzi, Sunan
Ibnu Majah, Sunan Daarimi, dan bacalah siroh Nabi karangan Ibnu Hisyam,
Tafsir Alqur’anul ‘Adzim karangan Ibnu Katsir, Kitab Zaadul Ma’aad Fi hady
Khoir ‘ibad karangan ‘Allamah Ibnul Qoyyim, dan seperti buku-buku tersebut
dari kitab-kitab para pemimpin Islam, Ahli tauhid dan dan Da’wah dengan
konsep yang jelas, seperti Syeikul Islam Ahmad bin Taimiyyah, Al Imam
Mujaddid Muhammad Bin Abdul Wahhab yang Alloh jayakan dengannya dan
Diinul Al-Haq 73
dengan amirul muwahhidiin Muhammad Bin Sa’ud Diinul Islam dan Aqidah
Tauhid di Semenanjung Arab dan sebagian tempat sejak abad kedua belas
hijroh sampai sekarang setelah tersebarnya kesyirikan.
Adapun buku-buku orientalis dan golongan yang menisabahkan diri kepada
Islam dan dia mengajak kepada perkara yang bertentangan dengan Islam telah
kita sebutka, atau yang melakukan terhadap semua sahabat rasulillah saw
atau sebagian mereka dengan cacian, ejekan atau yang menyinggung para
Imam yang mengajak untuk mentauhidkan Alloh ta’ala, seperti Ibnu
Taimiyyah,Ibnu Qoyyim, dan Muhammad Bin Abdul Wahhab dengan membikin
kedustaan atas mereka maka buku-buku mereka menyesatkan, hendaklah
anda waspada untuk tidak tertipu dengannya atau membacanya.
Madzhab-madzhab Islam
Semua kaum muslimin atas satu madzhab yaitu Islam, refrensi mereka
adalah Al-Qur’an dan hadits Rasul saw, adapun yang dinamakan Madzahib
Islamiyyah seperti madzhab yang empat Hanbali, Maliki, Syafi’I dan Hanafi
tiada lain yang dimaksudkan aliran pemikiran Fiqh Islam yang para ulama
tersebut mengajarkan di dalamnya murid-murid mereka, dan setiap murid dari
orang ‘alim kaidah-kaidah dan masalah-masalah yang mereka istimbatkan dari
ayat-ayat AlQur’an dan hadits-hadits Rasul, maka masalah-masalah ini
dinisbahkan kepadanya dan
diberi nama sebagai madzhabnya di kemudian hari, maka madzhab-madzhab
tersebut bersepakat dalam prinsip-prinsip Islam semua sumbernya Al-Qur’an
dan hadits-hadits Rasul, dan apa yang didapatkan dari perbedaan maka hal itu
masalah masalah cabang yang jarang, semua ulama memerintahkan muridmuridnya
untuk mengambil ucapan yang didukung oleh nas Qur’an atau
hadits, walaupun dikatakan oleh orang lain.
Seorang muslim tidak diharauskan mengikuti salah satu darinya,
melainkan diharuskan merujuk kepada AlQur’an dan hadits, adapun apa yang
terjatuh kebanyakan orang-orang yang tergolong pengikut madzhab-madzhab
tersebut dalam penyelewengan masalah aqidah dengan apa yang mereka
lakukan di kuburan seperti thowaf dengannya, dan minta pertolongan dengan
penghuninya, dan apa yang mereka terjatuh di dalam menta’wilkan sifat-sifat
Alloh dengan memalingkan maknanya dari dhohirnya maka sesungguhnya
mereka telah menyalahi imam-imam mereka dalam aqidah, karena aqidah para
imam adalah aqidah salaf sholih yang telah disebutkan dalam masalah firqoh
najiyah[golongan yang selamat]
Firqoh-firqoh keluar dari Islam
Terdapat di dunia Islam firqoh-firqoh[kelompok] keluar dari Islamsementara
di digolongkan di dalam Islamserta mengaku kalau dirinya sebagai orang-orang
Diinul Al-Haq 74
Islam, akan tetapi pada hakekatnya bukan golongan Islam, karena aqidahnya
aqidah yang kafir kepada Alloh, ayat-ayatnya, dan keesaanya.
Diantara kelompok-kelompok ini adalah :
Kelompok Kebatinan yang meyakini hulul[ menyatunya Tuhan dalam
makhluq] dan penjelmaan kembali kedunia bagi yang telah mati, berkeyakinan
bahwa nas-nas agama memiliki makna batin yang berbeda dengan makna
dhohir yang diterangkan oleh Rasululloh saw dan konsesus kaum muslimin,
dan makna batin tersebut merekalah yang mengarangnya sesuai dengan hawa
nafsu mereka.
Asal mula kebatinan adalah bahwa jamaah dari orang yahudi dan majusi
serta kaum fiolosof yang ateis tatkala dikalahkan oleh penyebaran Islam,
mereka berkumpul dan bermusyawarat untuk membikin satu madzhab
dimaksudkan denagn madzhab tersebut memprak porandakan kaum
muslimin, mengacaukan fikiran tentang makna-makna AlQur’an yang agung
sehingga mereka bisa memecah belah kaum muslimin, maka mereka membikin
madzahab yang merusak ini, dan mengajak yang lainnya untuk memeluknya,
mereka mengolongkan diri mereka sebagai ahlul bait [keluarga rasul], mereka
mendakwakan bahwa mereka sebagai pembalanya agar mereka lebih bisa
menyesatkan orang awam, maka mereka bisa menjaring banyak orang dari
orang-orang bodoh dan mereka sesatkan dari kebenaran.
Diantara firqoh tersebut Qodiyaniah, dinisbahkan kepada Ghulam Ahmad
AlQodyani yang terkenal mengaku sebagai nabi, dan mengajak orang awam di
India dan disekitarnya untuk beriman dengannya, dia serta pengikutnya telah
dipergunakan Inggris selama mereka menjajah India, Inggris telah memberikan
harta yang banyak sehingga diikuti oleh kebanyakan orang-orang bodoh, maka
muncullah aliran AlQodyaniyah yang menampakkan diri sebagai kelompoh
Islam, sementara ia berusaha untuk menghancurkannya dan mengeluarkan
semampunya orang yang ia pengarui dari ruang lingkup Islam, ia terkenal
mengarang buku Tasdiq Baroohiini Ahmadiyah[pembenaran bukti-bukti
Ahmadiyah] dia mendakwakan kenabian di dalamnya, ia merubah makna teksteks
Islam, dan diantara yang ia selewngkan pengakuannya bahwa jihad dalam
Islam telah dihapus, dan wajib bagi setiap muslim untuk damai dengan Inggris,
ia mengarang waktu itu juga buku yang ia beri judul : Tiryaaqul Qulub[ Obat
Hati], pendusta ini telah mati tahun 1908 M setelah menyesatkan orang
banyak dan mendelegasikan tugas da’wahnya kepada penggantinya seorang
yang sesat yang dinamai Hakim Nuuruddiin.
Dan diantara kelompok yang keluar dari Islam Firqoh yang dinamai
Bahiyyah, didirikan permulaan abat ke 19 masehi diiran oleh seorang yang
bernama Ali Muhammad, atau Muhammad Ali As-Syirozi, dia dari Firqoh Syiah
dua belas, kemudian terkenal dengan madzhab sendiri mengaku bahwa dia
adalah Al-Mahdi yang dinanti, kemudia dia mengaku bahwa Alloh Yang Maha
Tinggi menitis dalam dirinya, jadilah dia tuhannya manusia – Maha Tinggi
Alloh dari apa yang dikatakan orang kafir yang bejad- dan ia mengingkari
Diinul Al-Haq 75
kebangkitan, perhitungan, sorga neraka, ia mengikuti idiologi kaum Brahma
dan Buda yang kafir, menggabungkan antara agama Yahudi, Kristen dan
Islam, tidak perbedaan diantara mereka, kemudian mengingkari kenabian
Penutup para rasul Muhammad saw, mengingkari hukum Islam yang banyak
sekal, kemudian setelah mati diwarisi oleh pendukungnya yang menamai
dirinya [ Al-Baha’] ia sebarkan ajarannya dan banyak pengikutnya maka firqoh
ini dinisbahkan kepadanya, dan diberi nama : Bahaiyyah.
Diantara firqoh yang keluar dari Islam walaupun mengaku sebagai orang
Islam dan melakukan sholat,puasa, haji adalah firqoh yang banyak jumlahnya
dari aliran syiah, menyatakan bahwa Jibril as telah khianat dalam mengemban
risalah dimana ia bawa kepada Muhammad saw, padahal ia diutus kepada Ali
ra, sebagian mereka mengatakan Ali adalah Alloh, mereka melampaui batas
dalam mengagungkannya dan mengagungkan anak keturunannya dan
Fatiamah istrinya serta Khodijah ibunya -semoga Alloh meridhoi semuanya –
bahka mereka telah menjadikan mereka sebagai tuhan-tuhan selain Alloh
dengan menyeru mereka, serta berkeyakinan bahwa mereka adalah maksum,
kedudukan mereka di sisi Alloh besar dari kedudukan para Rasul as.
Mereka berkata bahwa Al-Qur’an yang ditangan kaum muslimin sekarang
didalamnya ada tambahan dan kekurangan, mereka menjadikan buat mereka
mushaf khusus, mereka karang di dalamnya ayat-ayat dan surat-surat dari diri
mereka sendiri, mereka mencaci maki orang yang paling utama di kalangan
kaum muslimin setelah nabi mereka Abu Bakar dan Umar ra, mereka mencaci
maki Umul Mu’minin ‘Aisyah ra, beristighotsah dengan Ali dan anak-anaknya
pada waktu sulit maupun longgar, menyeru mereka sealain Alloh swt,
menamakan diri mereka dengan syiah, yaitu syiah Alu Bait, sedangkan Ali dan
keluarganya berlepas diri dari mereka karena mereka menjadikan mereka
sebagai tuhan bersama Alloh, mereka berdusta atas nama Alloh, merubah
kalamNya, Maha Tinggi dari apa-apa yang mereka katakana.
Forqoh-firqoh kafir yang telah kami sebut, dia adalah sebagian dari firqoh
kafir yang mengaku sebagai orang Islam sementara menghancurkan dari
dalam, maka sadarlah wahai orang yang berakal –wahai manusia muslim di
setiap tempat-bahwa Islam bukan hanya pengakuan belaka, melainkan
mengenal AlQur’an, mengenal hadits Rasul saw, yang tsabit[teruji kebenaran
nisbahnya] dari beliau dan pengamalannya.
Maka tadabburilah Al-Qur’an Yang Agung, dan hadits-hadits Rasul
Muhammad saw, engkau akan mendapatkan petunjuk, cahaya, jalan yang
lurus yang mengantarkan yang menitinya kepada kebaghagiaan di surga yang
penuh kenikmatan di sisi Robbul Alamin.]
Ajakan Kepada Keselamatan
Wahai orang yang berakal baik laki maupun perempuan yang belum
masuk Islam……………kepadamulah aku tujukan seruan kepada keselamatan
dan kebahagiaan, aku katakan:
Diinul Al-Haq 76
Selamatkan dirimu dari adzab Alloh Yang Maha Tinggi setelah mati di
kuburan kemudian di neraka jahannam.
Selamatkan dirimu dengan Iman kepada Alloh sebagai Robb, dengan
Muhammad sebagai Rasul, dengan Islam sebagai syistim hidup, katakana
dengan penuh kejujuran : laa ilaaha illalloh muhammadar
Rasululloh, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Alloh dan Muhammad
adalah utusan Alloh, sholatlah lilam waktu, tunaikan zakat, puasa bulan
Romadhon, hajilah ke baitulloh Al-Harom jika engkau mampu perjalanannya.
Umumkanlah keislamanmu kepada Alloh sesungguhnya tidak ada
keselamatan bagimu dan juga tidak ada kebahagiaan kecuali dengan itu
Sesungguh saya bersumpah untukmu dengan Alloh Yang Agung yang
tidak ada ilaah kecuali Dia bahwa Islam ini dialah agama yang haq yang Alloh
tidak menerima dari seorangpun sealinnya, dan saya persaksikan kepada Alloh,
MalaikatNya, dan seluruh makhluqNya bahwa tidak ada Ilaah kecuali Allohdan
sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh, dan sesungguhnya Islam
adalah yang benar serta saya termasuk orang yang menyerahkan diri kepada
Alloh.
Saya memohon kepada Alloh –subhaanahu- dengan nikmatnya dan
kemuliannya agar mematikan saya sebagai orang Islam yang sebenarnya
demikian juga keturunanku dan seluruh saudaraku kaum muslimin, dan agar
mengumpulkan kita di surga Na’im bersama nabi kita Muhammad yang jujur
lagi terpercaya, dan seluruh para nabi, keluarga Nabi kita, para sahabatnya.
Aku mohon agar memberikan manfaat kitab ini setiap yang membacanya atau
mendengarkannya…….. ketauilah bukankan sudah aku sampaikan? Ya Alloh
saksikan.
Wallohu a’lam, semoga sholawat dan salam tercurahkan kepada nabi kita
Muhammad, keluarganya dan sahabatnya, dan segala puji bagi Robb
pemelihara sekalian alam.

Tidak ada komentar: